Haruskah seoarang coach lebih hebat dibanding dengan seorang coachee?

Tergantung apa definisi Anda tentang COACH? Kalau Anda definisikan seorang coach sama seperti consultant, mentor atau trainer, maka jawaban pertanyaan di atas adalah: (mungkin) YA, walaupun tidak harus juga. Karena sering para trainer, mentor dan consultant juga memberi materi, pengarahan dan konsultasi kepada orang yang lebih sukses, lebih kaya, lebih pintar dan sejenisnya.

Tapi kalau Anda mendefinisikan seorang coach adalah sebagai mitra yang sejajar dengan coachee, maka seorang coach tidak harus lebih sukses, lebih wah, lebih berhasil dibanding coacheenya. Sebagaimana menurut ICF (International Coach Federation) bahwa coach adalah: “a patnering with clients, in thoughts-provoking, an creative process that inspires them to maximize their personal and professional potential.”

Tapi kan lebih keren dan powerful kalau coach lebih sukses dibanding coachee?
Iya sih, tapi itu bukan ‘kewajiban’ / keharusan jika Anda mau menekuni profesi sebagai seorang coach. Karena coaching lebih pada mengajak seseorang untuk belajar daripada mengajarinya (Whitmore, 2003). Lebih pada seni untuk memfasilitasi orang lain dalam bekerja agar lebih maksimal, dalam pembelajaran dan pengembangan orang lain (Downey, 2003). Coaching adalah proses seseorang mendampingi orang lain untuk mengail, bukan memberinya ikan.

Bukankah Coach Angelo Dundee juga bukan seorang petinju, tapi dia mampu menjadikan Muhammad Ali sebagai petinju legendaris kelas dunia. José Mourinho juga tidak mahir main bola, tapi dia dikenal sebagai pelatih dengan kepribadian yang kuat dan mampu menanamkan mental juara di setiap tim yang ditanganinya. Meski strateginya acapkali dikritik karena memainkan sepak bola negatif, tapi dia adalah jaminan prestasi yang sahih. Tidak jarang Mourinho disebut ” pelatih spesialis piala ” dengan keberhasilannya merebut empat trofi domestik di empat negara yang berbeda. Dan masih banyak lagi contoh yang lainnya.

Namun, sekali lagi, tentunya akan lebih powerful jika Anda adalah seorang pebisnis sukses lalu menjadi coach pebisnis-pebisnis yang lain. Tapi bukankah diatas langit masih ada langit? Bukankah semua pebisnis punya kekurangan dan kelemahan? Disitulah kita menawarkan diri kita untuk menjadi mitra (baca: coach) mereka guna meningkatkan prestasi yang sudah bisa diraih.

Tentunya Anda harus membekali diri Anda terlebih dahulu dengan coaching tool dan business tool. Agar service yang Anda berikan bisa powerful.

Menjadi seorang coach? Siapa Takut!

…………….

Bagi Anda yang mau belajar menjadi seorang coach professional, silakan hubungi: 0858 5549 4440 atau klik di: www.tips-indonesia.com/layanan/professional-coach

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *