brandingPernahkah Anda ditanya, “Anda bisnis apa?”

Lalu Anda menjawab, “Warung kopi”.

Merk-nya apa?”

“Pokoknya warung kopi”

Menarik tidak? Tentu saja tidak.

Ketika Anda ditanya, “Anda punya bisnis apa?”

“Warung makan”

“Namanya apa?”

“Pokoknya warung makan”.

Menarik? Tentu tidak. Coba bedakan dengan yang berikut ini.

Ketika ada seseorang bertanya, “Anda punya bisnis apa?”

“Warung kopi”

“Namanya apa?”

“Semerbak Kopi”

Lebih menarik bukan? Atau ketika Anda ditanya tentang usaha Anda,

“Rumah makan”

“Namanya apa?”

“Nikmat Catering”

Lebih nyaman bukan? Hal ini sama ketika Anda ditanya tentang Anda laki-laki atau perempuan.

“Saya laki-laki”

“Nama Anda siapa?”

“Pokoknya laki-laki”

Tentu tidak menarik bukan? Bedakan dengan yang berikut ini,

“Anda laki-laki atau perempuan?”

“Laki-laki”

“Nama anda siapa?”

“Budi”

Nah tentunya lebih menarik, bukan?

Demikian juga dengan bisnis. Sebuah produk membutuhkan sebuah nama (brand/merk).

Nama (brand/merk) supaya powerful, ada 3 pilar rahasianya:

Yang pertama, singkat.

Usahakan nama bisnis atau nama produk Anda singkat, jangan terlalu panjang. Misalnya usaha bimbingan belajar. Anda beri nama yang singkat, misalnya “Smart Bimbel”. Atau usaha Anda di bidang fotografi. Anda beri nama “Bening Fotografi. Singkat. Karena jika terlalu panjang, orang akan sulit mengingat. Di jaman yang penuh persaingan seperti ini jangan paksa orang untuk mengingat nama panjang produk Anda. Sama dengan nama orang hari ini, jika terlalu panjang menjadi sulit di ingat.

Yang kedua, sesuai dengan  jenis usaha.

Misalnya ketika Anda punya usaha perumahan. Berilah nama yang mewakili kondisi perumahan, misalnya “Griya Asri”. Jangan sampai Anda punya usaha perumahan, diberi nama “Nikmat”, tentunya tidak sesuai. Contoh lain, Anda punya usaha design. Usaha design yang saya jalankan, bernama “Immage”.

Yang ketiga, unik.

Kenapa unik? Tentu agar tidak sama dengan yang lain. Hari ini semakin unik brand Anda, semakin mudah orang mengingat Anda, namun ketika bicara unik, sebenarnya sedikit melanggar aturan yang kedua di atas. Contohnya, saya punya klien memiliki rumah makan bermerk “Nelongso”. Mungkin Anda bingung rumah makan kok namanya “Nelongso”. Tapi, hebatnya, rumah makan ini sudah ada 7 outlet yang beromset milyaran rupiah per bulan.

Tiga pilar tersebut menjadi penting ketika Anda mau membuat sebuah produk/bisnis. Jika merk produk/bisnis Anda sudah memenuhi tiga pilar/syarat tersebut, berarti nama produk/bisnis Anda sudah tepat.

Salam sukses.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *