Pernahkah anda dapat komplain yang pedas dari konsumen anda? Entah karena kesengajaan atau karena kekhilafan yang anda lakukan? Bagaimana reaksi anda? Marah, menerima dengan lapang dada lalu memperbaikinya atau mengabaikannya?

Pilihannya terserah anda, demikian juga dengan konsumen, mereka bebas memilih kembali lagi atau membenci dan meninggalkan bisnis anda.

Kalau anda memilih marah, itu pertanda anda keras kepala. Merasa kalau produk dan layanan anda sudah sempurna tanpa celah. Dan menganggap konsumen tidak sepintar anda. Demikian juga ketika anda mengabaikan konsumen anda.

Jika anda mau mendengarkan masukan lalu memperbaikinya, itu pertanda kalau anda rendah hati dan sadar bahwa anda tidak sempurna. Anda menganggap kritikan bukanlah ejekan, olokan atau kata-kata yang merendahkan. Tapi lebih sebagai hadiah terindah buat kemajuan bisnis anda dimasa depan. Conplaint is A Beautiful Gift!

Dalam NLP, suara konsumen bisa menjadi second opinion, sehingga anda tidak melakukan generalisasi terhadap bisnis dan konsumen anda. Sekaligus bisa juga menjadi perceptual position yang menjadikan anda lebih objektif dalam melihat keadaan.

Tentunya setiap masukan harus tetap dikaji, ditimbang dan diformula ulang agar sesuai dengan visi, misi dan kondisi bisnis anda. Agar anda tidak terombang ambing oleh masukan yang berbeda-beda.

Kalau anda mau melakukannya (mendengar masukan-masukan dari siapapun, lalu mengambil mana yg terbaik), maka anda termasuk orang yang cerdas dan mendapat petunjuk/hidayah (Q.S. 39: 18).

Memang, anda tidak akan bisa memuaskan semua konsumen anda. Namun, anda juga jangan seperti kuda yang ditutup mata dan telinganya.

NB: cobalah ganti konsumen dengan tim, mitra atau karyawan.

——————

Mau belajar bisnis, jadi konsultan atau coach?
Silakan bergabung di IBCC (Islamic Business Coaching and Consulting)

Program ini didukung oleh:
www.tips-indonesia.com
www.outboundindonesia.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *