Tag: manajemen bisnis

  • Mengoptimalkan Key Resources: Kunci Keunggulan Kompetitif Rumah Makan dalam Model Bisnis Canvas (Part 4)

    Mengoptimalkan Key Resources: Kunci Keunggulan Kompetitif Rumah Makan dalam Model Bisnis Canvas (Part 4)

    Oleh: Askan Setiabudi
    Trainer, Mentor, Konsultan, Coach Bisnis dan SDM.

    Part 1

    Part 2

    Part 3

    Dalam membangun dan menjalankan rumah makan yang berkelanjutan, salah satu elemen terpenting dalam Business Model Canvas (BMC) adalah Key Resources atau Sumber Daya Utama. Tanpa pengelolaan yang tepat terhadap elemen ini, keunggulan kompetitif sulit dicapai, terlebih di tengah persaingan ketat industri kuliner saat ini.

    Apa Itu Key Resources?

    Dalam terminologi BMC yang dikembangkan oleh Alexander Osterwalder, Key Resources adalah semua aset penting yang dibutuhkan untuk membuat model bisnis berjalan. Untuk rumah makan, hal ini mencakup sumber daya fisik, manusia, intelektual, dan finansial yang mendukung penciptaan nilai bagi pelanggan, menjamin operasional berjalan lancar, dan memungkinkan strategi bertumbuh.

    Jenis-Jenis Key Resources dalam Rumah Makan

    1. Sumber Daya Fisik
      Termasuk bangunan restoran, dapur, perlengkapan memasak, peralatan servis, meja-kursi, dan sistem kasir (POS). Restoran yang berkonsep unik seperti ‘theme café’ bahkan membutuhkan desain interior spesifik sebagai daya tarik. Contoh: Mie GACOAN, memanfaatkan desain industrial modern untuk menarik anak muda.
    2. Sumber Daya Manusia
      Koki yang andal, barista, waiter, staf kebersihan, manajer operasional, hingga admin media sosial. Dalam riset oleh Cornell Hospitality Research, 60% keberhasilan restoran berkaitan langsung dengan kualitas SDM-nya (2022). Contoh: Restoran Padang Sederhana, dikenal mempertahankan cita rasa karena didukung juru masak bersertifikasi turun-temurun.
    3. Sumber Daya Intelektual
      Brand (merek dagang), resep rahasia, SOP operasional, sistem digital pemesanan, atau hak cipta kemasan produk. Di era digital, intangible assets ini menjadi pembeda utama antar brand. Contoh: McDonald’s punya standar global resep, branding kuat, dan sistem logistik yang menjadi aset intelektual utama.
    4. Sumber Daya Finansial
      Modal awal, arus kas, akses ke pinjaman atau investor. Tanpa pengelolaan finansial yang baik, rumah makan dengan menu yang lezat juga bisa gulung tikar. Menurut laporan PwC Indonesia (2021), 47% UMKM F&B gagal di 3 tahun pertama karena masalah keuangan.
      Dr. Alexander Osterwalder dalam bukunya Business Model Generation menyatakan, “Key Resources determine how well a business can deliver value, reach markets, maintain customer relationships, and earn revenues.”
      Sementara itu, pakar kuliner William Wongso menekankan bahwa dalam bisnis makanan: “Yang membuat rumah makan bertahan bukan hanya rasa, tapi juga sistem dan tim yang solid sebagai sumber daya utamanya.”

    Strategi Memaksimalkan Key Resources

    1. Investasi pada Pelatihan SDM
      • Terapkan program pelatihan rutin, termasuk hospitality dan kebersihan.
      • Gunakan standar seperti CHSE (Clean, Health, Safety, and Environment) dari Kemenparekraf.
    2. Bangun Aset Digital
      • Buat akun media sosial aktif dan daftar di aplikasi pemesanan makanan.
      • Buat google my business (GMB) atau Google Business Profile (GBP) utk bisnis Anda.
      • Kembangkan sistem ERP (Enterprise Resource Planning) mini untuk keuangan dan inventaris.
    3. Kelola Aset Fisik Secara Preventif
      • Lakukan perawatan berkala peralatan dapur, toilet, musholla, ruang makan, tempat parker, meeting room, dll.
      • Gunakan desain yang ergonomis agar efisien dan nyaman.
    4. Jaga Keuangan dan Diversifikasi Modal
      • Catat semua transaksi dan gunakan software akuntansi sederhana seperti Jurnal atau Majoo.
      • Buka peluang pendanaan dari perbankan, personal, komunitas atau crowdfunding seperti Dana Syariah, dll.

    Studi Kasus: Rumah Makan Lokal yang Sukses.

    RM Mie GACOAN, yang awalnya di Malang (2016), kini (Juli, 2025) berkembang menjadi jaringan nasional dengan jumlah cabang sebanyak 280 cabang. Salah satu kuncinya adalah pengelolaan key resources yang disiplin: mulai dari standarisasi bumbu, pengadaan bahan baku sendiri, hingga pelatihan SDM berkala.

    Dalam dunia bisnis kuliner yang kompetitif, keberhasilan rumah makan tidak cukup hanya dengan cita rasa yang enak. Key Resources adalah fondasi utama yang menopang keseluruhan model bisnis. Dengan pemetaan yang akurat dan pengelolaan strategis terhadap aset fisik, manusia, intelektual, dan keuangan, rumah makan dapat menciptakan keunggulan yang sulit ditiru.

    Bagi Anda yang mau belajar dan mempraktekkan ilmu BMC (Business Model Canvas) atau ilmu Manajemen Bisnis yang lainnya, silakan call 0878-5993-3862 atau www.tips-indonesia.com.

    Untuk diskusi lebih lanjut bisa gabung ke group WA TIPS Indonesia

    Office :

    JAKARTA | SURABAYA | MALANG | BALI | PAMEKASAN | MAKASSAR | SEMARANG | BANDUNG | PALANGKARAYA | MEDAN

    Kami Juga Melayani:

    1. Training Motivasi
    2. Outbound
    3. Leadership
    4. Service Excellent
    5. 8 Habit
    6. Hypnosis & Hypnotherapy
    7. ATV
    8. NLP
    9. Pelatihan Security
    10. DII

    Media Sosial Kami yang Lain:

    Website:
    ● www.askansetiabudi.com
    ● www.tips-indonesia.com
    ● www.kaliwaturafting.com

    Instagram:
    https://www.instagram.com/outbound.batu
    https://www.instagram.com/tips.indonesia

    Facebook:
    https://www.facebook.com/askan.setiabudi
    https://www.facebook.com/provideroutboundmalangbatu

    Youtube:
    https://www.youtube.com/@askansetiabudi
    https://www.youtube.com/@outboundbatumurah

    Tiktok:
    https://www.tiktok.com/@pusatpengembangansdm
    https://www.tiktok.com/@askansetiabudi

  • Revenue Streams Rumah Makan: Kunci Arus Kas Sehat dalam Business Model Canvas (Part 3)

    Revenue Streams Rumah Makan: Kunci Arus Kas Sehat dalam Business Model Canvas (Part 3)

    Oleh: Askan Setiabudi
    Trainer, Coach, Mentor, Konsultan Bisnis dan SDM

    Part 1

    Part 2

    Dalam industri kuliner yang penuh dinamika dan kompetisi tinggi, memahami bagaimana uang masuk ke dalam bisnis adalah kunci keberlangsungan usaha. Di sinilah elemen kelima dari Business Model Canvas (BMC) berperan: Revenue Streams. Tanpa pendapatan yang terukur, beragam, dan berkelanjutan, rumah makan hanya akan bertahan seumur tren kulinernya saja.

    Model BMC yang dipopulerkan oleh Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur (2010) mengajarkan pelaku usaha untuk tidak sekadar fokus pada produk atau pelanggan, tetapi juga memikirkan aliran pendapatan (revenue streams) secara strategis. Dalam konteks rumah makan, Revenue Streams berarti seluruh sumber pemasukan dari berbagai segmen pelanggan yang dilayani.

    Mengapa Revenue Streams Sangat Penting bagi Rumah Makan?

    Banyak rumah makan tutup bukan karena makanannya tidak enak, melainkan karena aliran uangnya tidak stabil. Sebuah studi dari Harvard Business Review (2019) menyoroti bahwa bisnis kecil yang memiliki lebih dari satu sumber pendapatan memiliki kemungkinan bertahan 60% lebih tinggi dibanding yang hanya mengandalkan satu sumber. Hal ini berlaku kuat pada industri F&B, yang sangat bergantung pada arus kas harian.

    Lebih lanjut, penelitian IPB University (2021) menunjukkan bahwa UMKM kuliner di Jabodetabek yang mengembangkan skema langganan makanan harian mengalami peningkatan pendapatan rata-rata 25% dalam 6 bulan. Ini menunjukkan bahwa Revenue Streams bukan hanya teori, tetapi alat praktis untuk meningkatkan ketahanan bisnis.

    Jenis-Jenis Revenue Streams dalam Bisnis Rumah Makan

    Berikut ini berbagai saluran pendapatan (revenue streams) yang bisa diterapkan rumah makan:

    1. Penjualan Langsung (Core Revenue)
      Ini adalah sumber utama—penjualan makanan dan minuman baik melalui dine-in, take away, maupun drive-thru. Namun, jangan hanya terpaku di sini. Ketika pandemi memukul lalu lintas pelanggan fisik, banyak rumah makan yang hanya mengandalkan penjualan langsung akhirnya gulung tikar.
    2. Layanan Delivery & Online Order
      Platform digital seperti GoFood, GrabFood, ShopeeFood, atau aplikasi POS milik sendiri kini menjadi kanal wajib. McKinsey & Company (2022) mencatat bahwa pertumbuhan layanan pesan antar meningkat hingga 3 kali lipat sejak pandemi. Rumah makan yang aktif di layanan ini cenderung memiliki jangkauan pelanggan lebih luas dan pendapatan lebih stabil. Beberapa Warung Makan di Surabaya melaporkan peningkatan omzet 40% setelah bergabung dengan tiga platform delivery, meskipun mereka menaikkan harga 10% untuk menutupi biaya komisi.
    3. Paket Catering & Event
      Layanan katering untuk kantor, ulang tahun, arisan, hingga paket meal box untuk sekolah dan pesantren adalah peluang besar. Sistem ini memungkinkan pemasukan dalam jumlah besar dan bisa menjadi pendapatan mingguan atau bulanan. Buatlah paket bundling atau menu prasmanan hemat, lalu promosikan ke komunitas dan korporat.
    4. Langganan Makanan (Subscription Model)
      Model berlangganan menjadi tren baru. Pelanggan membayar di awal untuk mendapatkan makanan setiap hari/minggu. Ini memberikan arus kas positif dan loyalitas pelanggan. Contohnya, kantin-kantin di Yogyakarta menyediakan paket makan siang sehat untuk mahasiswa dengan sistem langganan bulanan. Dalam 3 bulan, pelanggan tetap meningkat 60%, dan biaya operasional lebih efisien karena bisa memperkirakan stok harian.
    5. Produk Turunan (Retail Product)
      Makanan ringan, sambal kemasan, frozen food, atau bahkan bumbu siap pakai bisa menjadi revenue stream baru. Ini memungkinkan rumah makan menjangkau pasar di luar area fisiknya. Studi dari Universitas Gadjah Mada (UGM, 2020) menunjukkan bahwa diversifikasi produk kuliner ke bentuk kemasan memperluas pasar hingga 3 kota baru dalam waktu 6 bulan.
    6. Sewa Tempat atau Ruang Komunitas
      Jika rumah makan memiliki ruang luas, sewakan untuk workshop, acara komunitas, atau live music malam minggu. Ini dapat menciptakan pendapatan tambahan dari pemanfaatan aset yang sudah dimiliki.
    7. Sponsorship & Kolaborasi Brand
      Rumah makan bisa bermitra dengan merek kopi, produk FMCG, atau bahkan aplikasi pembayaran untuk program sponsor, diskon, atau event bersama. Ini membuka jalur pemasukan baru selain penjualan.
    8. Kelas memasak (cooking class)
      Sesi pembelajaran terstruktur di mana peserta diajarkan teknik, resep, dan prinsip memasak oleh pelatih yang berpengalaman—bisa berupa koki profesional, food blogger, atau chef rumahan ahli. Menurut riset dari National Restaurant Association (AS, 2022): “Bisnis F&B yang menambahkan experiential services seperti cooking class mengalami kenaikan omzet rata-rata 20–30% dalam 6 bulan pertama.”

    Berikut pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi Revenue Streams:

    1. Kenali Segmen Pelanggan Anda: Apakah mahasiswa, pekerja kantoran, pekerja pabrik, ibu rumah tangga, atau keluarga? Segmentasi menentukan jenis pendapatan yang relevan.
    2. Analisis Kebutuhan Pelanggan: Apakah mereka ingin kecepatan? Variasi menu? Atau kenyamanan di rumah? Ini akan memengaruhi layanan seperti delivery, langganan, atau frozen food.
    3. Evaluasi Potensi Keuntungan: Tidak semua revenue stream menguntungkan. Gunakan pendekatan cost-profit analysis untuk menghitung margin tiap jenis layanan.
    4. Uji Coba Skala Kecil: Mulailah dari satu menu frozen food atau satu paket catering, lalu evaluasi respons pelanggan dan efisiensi operasionalnya.

    Revenue Streams Bukan Tambahan, Tapi Keharusan. Mengandalkan satu sumber pendapatan di industri F&B adalah kesalahan klasik. Dengan menerapkan pendekatan Business Model Canvas secara menyeluruh—terutama pada poin kelima, Revenue Streams: pelaku usaha rumah makan bisa membangun sistem bisnis yang tangguh, berkelanjutan, dan siap menghadapi krisis sekalipun.

    Rumah makan masa depan bukan hanya tempat makan, tapi sistem yang menyajikan pengalaman (customer experience), solusi, dan produk dalam banyak format.

    Bagi Anda yang mau belajar dan mempraktekkan ilmu BMC (Business Model Canvas) atau ilmu Manajemen Bisnis yang lainnya, silakan call 0878-5993-3862 atau www.tips-indonesia.com.

    Untuk diskusi lebih lanjut bisa gabung ke group WA TIPS Indonesia

    Office :

    JAKARTA | SURABAYA | MALANG | BALI | PAMEKASAN | MAKASSAR | SEMARANG | BANDUNG | PALANGKARAYA | MEDAN

    Kami Juga Melayani:

    1. Training Motivasi
    2. Outbound
    3. Leadership
    4. Service Excellent
    5. 8 Habit
    6. Hypnosis & Hypnotherapy
    7. ATV
    8. NLP
    9. Pelatihan Security
    10. DII

    Media Sosial Kami yang Lain:

    Website:
    ● www.askansetiabudi.com
    ● www.tips-indonesia.com
    ● www.kaliwaturafting.com

    Instagram:
    https://www.instagram.com/outbound.batu
    https://www.instagram.com/tips.indonesia

    Facebook:
    https://www.facebook.com/askan.setiabudi
    https://www.facebook.com/provideroutboundmalangbatu

    Youtube:
    https://www.youtube.com/@askansetiabudi
    https://www.youtube.com/@outboundbatumurah

    Tiktok:
    https://www.tiktok.com/@pusatpengembangansdm
    https://www.tiktok.com/@askansetiabudi

  • Strategi Sukses Rumah Makan: Menerapkan Business Model Canvas (BMC) secara Komprehensif. (Part 2)

    Strategi Sukses Rumah Makan: Menerapkan Business Model Canvas (BMC) secara Komprehensif. (Part 2)

    Oleh: Askan Setiabudi, CI, CHt.
    Coach, Konsultan, Mentor, Trainer Bisnis & SDM

    Menindaklanjuti part 1 yang sudah membahas poin 1 – 3 dari BMC, sekarang kita lanjutkan ke pembahasan di poin 4 dari BMC: Customer Relationships.

    4. Customer Relationships (Hubungan dengan Pelanggan) dalam Rumah Makan

    Customer Relationships adalah bagaimana sebuah bisnis membangun, menjaga, dan mengembangkan relasi dengan pelanggan. Dalam konteks rumah makan, poin ini sangat penting karena hubungan emosional dan pengalaman pelanggan akan menentukan loyalitas dan keberlangsungan bisnis kuliner.

    Tujuan Utama Customer Relationships dalam Rumah Makan:

    • Meningkatkan loyalitas pelanggan.
    • Menciptakan pengalaman yang berkesan.
    • Mendorong repeat order dan promosi dari mulut ke mulut.
    • Memahami kebutuhan pelanggan agar kita dapat menyesuaikan penawaran.

    Berikut adalah pendekatan yang bisa digunakan dalam Customer Relationships untuk Rumah Makan:

    1. Pelayanan yang Ramah dan Personal
      Staf yang dilatih untuk menyapa dengan sopan, mengingat para pelanggan tetap, dan memberikan rekomendasi menu yang sesuai dapat meningkatkan pengalaman pelanggan (customer experience). Contoh: “Paket favorit seperti biasa ya, Pak Budi?” Menurut penelitian dari Harvard Business Review (2014), pelanggan yang merasa dihargai secara personal cenderung 60% lebih loyal.
    2. Loyalty Program (Program Loyalitas)
      Misalnya, sistem kartu stempel atau poin: “Makan 10 kali, gratis 1 menu spesial.” Atau program member dengan diskon khusus. Atau program member get member, dll.
    3. Interaksi Melalui Media Sosial
      Gunakan Instagram, WhatsApp Business, atau TikTok untuk merespons komentar, mengucapkan ulang tahun, atau mengirim penawaran terbatas.
    4. Pelayanan After-Sales atau Feedback Loop
      Mintalah feedback setelah makan (langsung atau lewat Google Review), dan tanggapi dengan tulus. Tunjukkan bahwa kritik membangun digunakan untuk perbaikan.
    5. Kisah di Balik Makanan atau tempat (Storytelling)
      Bercerita tentang asal-usul resep, bahan lokal yang digunakan, perjuangan pemilik atau lokasi rumah makan akan membangun ikatan emosional pelanggan dengan brand rumah makan.

    Contoh Penerapan Customer Relationships di Rumah Makan
    Misal: Rumah Makan Seafood Megilan Muphus Lamongan:

    • Setelah pelanggan makan tiga kali, mereka mendapat pesan WhatsApp berisi ucapan terima kasih, ucapan selamat ulang tahun, dan voucher diskon 10%, dll.
    • Di Instagram, tim aktif repost foto pelanggan yang menandai akun warung, sehingga membangun rasa kebersamaan.
    • Karyawan frontliner dilatih menyapa para pelanggan tetap dengan menyebut nama dan mengenal kebiasaan pesanan mereka.

    Manfaat untuk bisnis Jika Customer Relationships Kuat:

    • Biaya akuisisi pelanggan baru menurun.
    • Rekomendasi alami melalui word of mouth meningkat.
    • Potensi upselling dan cross-selling lebih besar.
    • Meningkatkan retensi pelanggan, yang menurut riset Bain & Company, peningkatan retensi sebesar 5% bisa menaikkan profit hingga 25%-95%.

    Dalam bisnis rumah makan, makanan yang enak saja tidak cukup. Pelanggan datang kembali bukan hanya karena rasa, tapi karena pengalaman emosional dan relasi yang terbangun. Maka dari itu, poin keempat dari BMC ini menjadi fondasi strategis dalam menciptakan pelanggan setia dan brand yang dicintai oleh customer.

    Bagi Anda yang mau belajar dan mempraktekkan ilmu BMC (Business Model Canvas) atau ilmu Manajemen Bisnis yang lainnya, silakan call 0878-5993-3862 atau www.tips-indonesia.com.

    Untuk diskusi lebih lanjut bisa gabung ke group WA TIPS Indonesia

    Office :

    JAKARTA | SURABAYA | MALANG | BALI | PAMEKASAN | MAKASSAR | SEMARANG | BANDUNG | PALANGKARAYA | MEDAN

    Kami Juga Melayani:

    1. Training Motivasi
    2. Outbound
    3. Leadership
    4. Service Excellent
    5. 8 Habit
    6. Hypnosis & Hypnotherapy
    7. ATV
    8. NLP
    9. Pelatihan Security
    10. DII

    Media Sosial Kami yang Lain:

    Website:
    ● www.askansetiabudi.com
    ● www.tips-indonesia.com
    ● www.kaliwaturafting.com

    Instagram:
    https://www.instagram.com/outbound.batu
    https://www.instagram.com/tips.indonesia

    Facebook:
    https://www.facebook.com/askan.setiabudi
    https://www.facebook.com/provideroutboundmalangbatu

    Youtube:
    https://www.youtube.com/@askansetiabudi
    https://www.youtube.com/@outboundbatumurah

    Tiktok:
    https://www.tiktok.com/@pusatpengembangansdm
    https://www.tiktok.com/@askansetiabudi

  • Strategi Sukses Rumah Makan: Menerapkan Business Model Canvas (BMC) secara Komprehensif. (Part 1)

    Strategi Sukses Rumah Makan: Menerapkan Business Model Canvas (BMC) secara Komprehensif. (Part 1)

    Oleh: Askan Setiabudi, CI, CHt.
    Coach, Konsultan, Mentor, Trainer Bisnis & SDM

    Dalam menghadapi ketatnya kompetisi bisnis kuliner, khususnya di era digital dan pasca-pandemi, banyak pelaku usaha rumah makan menyadari bahwa rasa makanan saja tidak cukup untuk bertahan dan berkembang. Diperlukan model bisnis yang solid, fleksibel, dan terstruktur. Salah satu alat strategis yang diakui secara global adalah Business Model Canvas (BMC).

    Diperkenalkan oleh Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur dalam buku Business Model Generation (2010), BMC memetakan sembilan elemen inti yang menggambarkan bagaimana suatu bisnis menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai. Bagi rumah makan, BMC dapat menjadi kerangka strategis untuk menilai kelayakan bisnis, mendorong inovasi menu dan pelayanan, hingga merancang strategi pemasaran yang tepat sasaran.

    1. Customer Segments (Segmen Pelanggan)

    Apa itu Customer Segments? Customer Segments adalah bagian dari BMC yang menjelaskan siapa target pelanggan atau pengguna utama dari produk atau layanan kita. Intinya: kita melayani siapa?

    Menentukan siapa target pelanggan utama sangat krusial. Apakah rumah makan Anda menyasar pekerja kantoran, pelajar, mahasiswa, keluarga muda, wisatawan, atau komunitas tertentu?

    Contoh Customer Segments untuk Rumah Makan:

    Rumah makan bisa punya beberapa segmen pelanggan, tergantung jenis dan konsep usahanya. Berikut beberapa contohnya:

    1. Pelanggan Individual
      Orang yang datang sendiri atau bersama teman/keluarga untuk makan. Contoh: Karyawan kantor yang makan siang, mahasiswa, atau keluarga yang makan malam.
    2. Pelanggan Kelompok/Besar
      Rombongan arisan, reuni, meeting, training atau acara ulang tahun. Rumah makan bisa menyediakan paket atau ruang khusus untuk mereka.
    3. Pelanggan Pesanan Online
      Orang yang memesan lewat GoFood, GrabFood, ShopeeFood, dll. Segmen ini penting untuk rumah makan yang aktif di layanan delivery.
    4. Pelanggan Langganan/Catering
      Perusahaan, sekolah atau wedding yang memesan makanan secara rutin atau insidental. Contoh: Kantor yang pesan catering mingguan atau wedding musiman.
    5. Wisatawan
      Kalau rumah makan dekat tempat wisata, segmen ini bisa jadi fokus utama. Mereka biasanya cari makanan lokal atau khas daerah tertentu.
      Studi oleh Deloitte (2021) menunjukkan bahwa bisnis kuliner yang mampu mengidentifikasi dan melayani mikrosegmen pelanggan (misalnya vegetarian urban usia 25–35 tahun) cenderung memiliki tingkat retensi pelanggan 35% lebih tinggi dibanding yang tidak.

    Berikut ini cara untuk menentukan atau menemukan customer segments:

    • Lakukan survei pelanggan secara berkala.
    • Analisis perilaku pembelian pelanggan lewat POS dan aplikasi delivery.
    • Susun buyer persona berdasarkan demografi, geografi, psikografi dan behavior

    2. Value Proposition (Proposisi Nilai)

    Apa Itu Value Proposition? Value Proposition adalah bagian dari Business Model Canvas yang menjelaskan nilai utama atau manfaat unik yang ditawarkan bisnis kepada pelanggan. Dengan kata lain: “Kenapa pelanggan harus memilih tempat kita, bukan kompetitor?”

    Apa yang membuat rumah makan Anda berbeda? Apakah Anda menawarkan rasa otentik, harga hemat, pengalaman makan tematik, kecepatan pelayanan atau yang lain?
    Menurut Harvard Business Review (2020), proposisi nilai yang kuat dan berbeda dapat meningkatkan loyalitas pelanggan hingga 70% dalam pasar jenuh seperti kuliner.

    Contoh Value Proposition untuk Rumah Makan

    Berikut ini beberapa contoh value proposition untuk berbagai tipe rumah makan:

    1. Cepat & Terjangkau
      Cocok untuk rumah makan warteg, warung makan harian, atau rumah makan di dekat kampus/kantor: “Makanan rumahan enak, cepat saji, dan harga hemat -cocok untuk makan siang praktis tanpa ribet.”
    2. Rasa Tradisional Asli
      Untuk rumah makan khas daerah atau masakan tradisional: “Nikmati cita rasa otentik khas Lamongan dengan resep turun-temurun, serasa makan di rumah nenek!”
    3. Tempat Nyaman & Instagramable
      Untuk rumah makan modern yang targetnya anak muda atau keluarga: “Makan enak sambil foto-foto di tempat yang aesthetic -cocok untuk nongkrong, keluarga, atau meeting santai.”
    4. Menu Sehat dan Organik
      Cocok untuk rumah makan sehat atau vegetarian: “Pilihan menu sehat dan bebas pengawet -enak, segar, dan baik untuk tubuh!”
    5. Layanan Pesan Antar Super Cepat
      Untuk rumah makan yang fokus pada delivery: “Lapar? Kami antar makanan hangat ke pintu rumahmu dalam 20 menit!”

    Value proposition harus sesuai dengan kebutuhan segmen pelanggan yang kamu bidik. Kalau segmenmu adalah mahasiswa, maka nilai utamanya bisa soal harga dan kecepatan. Kalau segmennya keluarga, bisa tentang kenyamanan dan rasa.

    3. Channels (Saluran Distribusi)

    Channel (atau Saluran Distribusi) dalam Business Model Canvas adalah: Cara kita menyampaikan produk atau layanan kepada pelanggan.

    Dengan kata lain: Bagaimana pelanggan mengetahui tentang rumah makan kita?, Bagaimana mereka membeli makanan dari kita? Bagaimana mereka menerima makanan itu?
    Saluran distribusi rumah makan bisa dibagi jadi dua jenis:

    1. Channel Fisik (Offline / Langsung)
      Untuk interaksi langsung dengan pelanggan.
      • Pelanggan datang langsung ke tempat (dine-in).
      • Pesan langsung untuk dibungkus (take away).
      • Booth atau stand di event/kegiatan (bazar, festival kuliner).
      • Delivery pakai kurir sendiri (rumah makan punya layanan antar
    2. Channel Digital (Online / Tidak Langsung)
      • Untuk menjangkau pelanggan lewat platform digital.
        • Aplikasi pemesanan makanan (GoFood, GrabFood, ShopeeFood).
        • Media sosial (Instagram, TikTok, Facebook) -untuk promosi dan interaksi.
        • Website atau aplikasi sendiri (jika ada).
        • WhatsApp order (pelanggan pesan via chat).
      • Tujuan Saluran Distribusi:
        • Membuat pelanggan tahu rumah makan kita (awareness).
        • Membuat pelanggan mudah pesan makanan (akses).
        • Mengantar makanan ke tangan pelanggan (delivery).

    Gunakan kombinasi saluran fisik (dine-in, take away) dan digital (GoFood, GrabFood, ShopeeFood, website, media sosial) untuk menjangkau pelanggan. Riset Statista (2023) menunjukkan bahwa 74% pelanggan kuliner urban di Asia Tenggara melakukan pemesanan makanan lewat aplikasi delivery setidaknya sekali seminggu. (bersambung).

    Bagi Anda yang mau mendalami ilmu BMC (Business Model Canvas) atau ilmu Manajemen Bisnis yang lainnya, silakan call 0878-5993-3862 atau www.tips-indonesia.com.

    Untuk diskusi lebih lanjut bisa gabung ke group WA TIPS Indonesia

    Office :

    JAKARTA | SURABAYA | MALANG | BALI | PAMEKASAN | MAKASSAR | SEMARANG | BANDUNG | PALANGKARAYA | MEDAN

    Kami Juga Melayani:

    1. Training Motivasi
    2. Outbound
    3. Leadership
    4. Service Excellent
    5. 8 Habit
    6. Hypnosis & Hypnotherapy
    7. ATV
    8. NLP
    9. Pelatihan Security
    10. DII

    Media Sosial Kami yang Lain:

    Website:
    ● www.askansetiabudi.com
    ● www.tips-indonesia.com
    ● www.kaliwaturafting.com

    Instagram:
    https://www.instagram.com/outbound.batu
    https://www.instagram.com/tips.indonesia

    Facebook:
    https://www.facebook.com/askan.setiabudi
    https://www.facebook.com/provideroutboundmalangbatu

    Youtube:
    https://www.youtube.com/@askansetiabudi
    https://www.youtube.com/@outboundbatumurah

    Tiktok:
    https://www.tiktok.com/@pusatpengembangansdm
    https://www.tiktok.com/@askansetiabudi

  • Mengembangkan Kinerja Karyawan Lewat Training dan Aktivitas Spiritual: Pendekatan Holistik untuk Organisasi Bisnis Masa Depan

    Mengembangkan Kinerja Karyawan Lewat Training dan Aktivitas Spiritual: Pendekatan Holistik untuk Organisasi Bisnis Masa Depan

    Oleh: Askan Setiabudi
    Trainer & Konsultan SDM dan Bisnis Nasional

    Di era industri 5.0 saat ini, teknologi memang menjadi penentu kecepatan bisnis. Namun, keunggulan jangka panjang tetap bertumpu pada satu hal: manusia. Bukan hanya manusia yang cekatan secara teknis, tetapi juga yang matang secara emosional dan spiritual. Maka, upaya meningkatkan kinerja karyawan seharusnya tidak berhenti pada pelatihan keterampilan (hard skills & soft skills), tetapi juga menyentuh sisi terdalam manusia: nilai, makna, dan kesadaran batin.

    Organisasi yang sukses di masa depan adalah mereka yang memadukan dua pilar penting ini: pengembangan kapasitas melalui pelatihan yang tepat, dan penguatan karakter melalui pendekatan spiritual yang relevan.

    Mengapa Pelatihan Masih Relevan (Dan Semakin Penting)?

    Dalam dunia bisnis yang serba cepat, pelatihan (training) bukan lagi aktivitas seremonial, tetapi menjadi kebutuhan strategis. Studi dari Association for Talent Development (ATD) menunjukkan bahwa perusahaan yang menginvestasikan lebih banyak pada pelatihan karyawan memperoleh margin laba 24% lebih tinggi dibanding yang tidak.

    Sementara itu, Bassi & McMurrer (2007) dalam Harvard Business Review menyatakan bahwa korelasi antara peningkatan pelatihan dan pertumbuhan pendapatan perusahaan sangat signifikan. Sayangnya, di banyak perusahaan -terutama sektor publik dan UMKM- pelatihan masih dianggap sekadar pengeluaran, bukan investasi.

    Padahal, pelatihan yang didesain dengan baik bukan hanya meningkatkan keterampilan teknis, tapi juga engagement, loyalitas, bahkan kebahagiaan karyawan. Karyawan yang merasa diperhatikan secara pengembangan diri akan lebih termotivasi untuk memberi kontribusi maksimal.

    Namun pelatihan soft skill dan hard skill saja tak cukup, perlu diperhatikan juga pelatihan tentang spiritual skill.

    Membangun Dimensi Spiritual: Menciptakan Makna, Bukan Sekadar Tugas.

    Pakar organisasi modern menyadari bahwa manusia tidak hanya bekerja untuk uang. Mereka bekerja untuk merasa berarti. Maka muncul istilah “workplace spirituality”, yakni pendekatan untuk menghadirkan nilai-nilai kemanusiaan, kesadaran diri, spiritualitas dan tujuan mulia dalam konteks kerja.

    Giacalone & Jurkiewicz (2003) dalam Journal of Organizational Change Management menyebutkan bahwa spiritualitas kerja memiliki hubungan positif dengan kepuasan kerja, loyalitas, dan produktivitas. Karyawan yang merasa pekerjaannya memiliki makna batin (meaningful) cenderung lebih tahan terhadap stres, lebih kreatif, dan lebih berdedikasi.

    Di Indonesia, pendekatan ini sering dijumpai dalam bentuk:

    • Morning motivation bernuansa nilai spiritual
    • Sharing session berbasis pengalaman dan refleksi
    • Dzikir dan do’a bersama di pagi hari
    • Coaching spiritual leadership
    • Pelatihan karakter berbasis ajaran agama, seperti ESQ, Manajemen Qolbu, Magnet Rezeki, Fitrah Based Learning, dll.

    Penelitian oleh Milliman et al. (2003) di Journal of Organizational Behavior menunjukkan bahwa organisasi yang menciptakan lingkungan kerja spiritual memiliki turnover lebih rendah dan semangat kolaborasi yang lebih tinggi.

    Integrasi Training Skill (soft dan hard) dan Spiritualitas: Bukan Pilihan, Tapi Kebutuhan.

    Jika pelatihan skill membekali kepala dan tangan karyawan, maka spiritualitas menyentuh hati mereka. Kedua pendekatan ini, jika disatukan secara strategis, akan menciptakan individu yang berdaya saing sekaligus berkesadaran tinggi. Itulah kombinasi yang dibutuhkan dalam menghadapi dunia kerja masa depan yang menuntut agility sekaligus integritas.

    Saya pribadi, dalam berbagai sesi training di instansi pemerintah, kampus, maupun perusahaan swasta, telah melihat dampak langsung dari pelatihan yang memadukan mindset produktif dan sentuhan spiritual. Karyawan merasa lebih ringan bekerja, lebih bahagia, dan lebih bertanggung jawab. Karena mereka melihat pekerjaan bukan hanya sebagai beban, tapi sebagai ladang amal dan kontribusi.

    Contohnya, dalam program Spiritual Leadership Camp di sebuah lembaga keuangan syariah yang saya fasilitasi, peserta mengalami lonjakan produktivitas dan penurunan konflik antar divisi pasca pelatihan. Mengapa? Karena mereka belajar untuk menata niat, mengelola ego, dan menyelaraskan visi pribadi dengan nilai-nilai spiritual.

    Kesimpulan: Membangun SDM yang Utuh.

    Indonesia akan menghadapi bonus demografi hingga 2030. Namun jika kita hanya mencetak manusia yang terampil tanpa kedalaman makna, kita hanya akan punya tenaga kerja, bukan pemimpin masa depan. Robot tanpa jiwa.

    Sudah saatnya dunia kerja di Indonesia mulai menata ulang pendekatan pengembangan SDM-nya. Pelatihan harus lebih kontekstual dan menyentuh sisi spiritual manusia.

    Saya membuka diri untuk berkolaborasi dengan lembaga, instansi, atau perusahaan yang ingin menyelenggarakan pelatihan dengan pendekatan holistik ini -baik dalam bentuk in-house training, seminar, workshop, outbound atau coaching bernuansa spiritual. Karena perubahan bukan hanya soal keterampilan, tapi soal kesadaran (meaningful).

    Info selengkapnya bisa menghubungi: 0858-5549-4440 atau www.tips-indonesia.com & www.askansetiabudi.com.

    Untuk diskusi lebih lanjut bisa gabung ke group WA TIPS Indonesia

    Informasi:
    0878-5993-3862 (Ibu Arin)
    0858-4027-8033 (Ibu Olla)
    0878-3615-2078 (Ibu Dini)
    0895-3718–17600 (Ibu Nadine)
    0895-1481-0211 (Bapak Muchtar)
    0857-5505-9965 (Bapak Rizky)

    Office :

    JAKARTA | SURABAYA | MALANG | BALI | PAMEKASAN | MAKASSAR | SEMARANG | BANDUNG | PALANGKARAYA | MEDAN

    Kami Juga Melayani:

    1. Training Motivasi
    2. Outbound
    3. Leadership
    4. Service Excellent
    5. 8 Habit
    6. Hypnosis & Hypnotherapy
    7. ATV
    8. NLP
    9. Pelatihan Security
    10. DII

    Media Sosial Kami yang Lain:

    Website:
    ● www.askansetiabudi.com
    ● www.tips-indonesia.com
    ● www.kaliwaturafting.com

    Instagram:
    https://www.instagram.com/outbound.batu
    https://www.instagram.com/tips.indonesia

    Facebook:
    https://www.facebook.com/askan.setiabudi
    https://www.facebook.com/provideroutboundmalangbatu

    Youtube:
    https://www.youtube.com/@askansetiabudi
    https://www.youtube.com/@outboundbatumurah

    Tiktok:
    https://www.tiktok.com/@pusatpengembangansdm
    https://www.tiktok.com/@askansetiabudi

  • KOK MASIH SEPI?

    “Kok masih sepi ya Pak?” tanya salah satu klien tentang bisnisnya.

    Padahal berbagai cara sudah dilakukan, mulai dari memperbaiki desain interior eksterior, desain kemasan, berbagai promosi online & offline, lokasi bisnis pun sudah dipindah ke tempat yang strategis, SDM juga sudah diikutkan berbagai pelatihan, spiritual activities pun sudah digencarkan, harga juga sudah divariasikan dan cara-cara lain yang juga sudah dilakukan.

    “Tapi kok masih sepi juga ya?” Pertanyaan itu masih terngiang di telinga saya selama beberapa hari.

    Sampai akhirnya saya teringat kepada sebuah materi workshop yang saya ikuti di Banyuwangi beberapa waktu yang lalu. Sebuah workshop ber-title SBM workshop. Di mana saat itu saya diajarkan tentang validasi produk. Intinya, percuma saja semua ikhtiar di atas dilakukan, jika produknya belum divalidasi. Usaha itu tidak akan pernah berhasil walaupun konsultannya didatangkan dari planet sebelah.

    Nah, penasaran kan bagaimana cara validasi produk?

    Segera daftarkan diri Anda pada SBM workshop di Malang.

    Info selengkapnya silakan japri Fanni (085840278033)

    Atau join grup WA: https://chat.whatsapp.com/2TbYKw9nDPGHsTe7uk8rRb

  • HOW TO KEEP YOUR CUSTOMER

    “Mohon maaf pak bagaimana dengan finishing kolam renang kami yang masih bocor?” tanya klien kami kepada pemborong yang meng-handle pengerjaan kolam renang di salah satu unit bisnisnya.

    Krik…krik…

    Krik…krik…

    Sehari…

    Seminggu…

    Tiada balasan…

    Ditelpon juga tak direspon….

    Tahu-tahu dia sudah memberikan nomor HP seseorang ke klien kami tersebut. Seseorang ini adalah orang yang dijadikan bamper untuk menyelesaikan pekerjaannya yang belum beres. Namun justru berbayar lebih mahal dibandingkan dengan tarifnya, alamak.

    Sahabat sekalian, jika Anda mengalami kejadian di atas, apakah Anda mau memanggil pemborong itu lagi untuk mengerjakan proyek-proyek Anda yang berikutnya? Saya yakin Anda tidak akan mau kan?

    Di dalam bisnis, menjaga kepuasan dan kepercayaan klien/customer sangatlah penting. Kenapa? Karena sekali lancung ke ujian seumur hidup orang tak akan percaya.

    Keterbukaan di awal sangatlah penting. Jangan ‘slintat slintut’ (intrik). Kalau mampu bilang mampu, kalau tidak mampu bilang saja tidak mampu. Karena begitu Anda bilang mampu tapi ternyata kualitas proses dan hasil pekerjaan Anda tidak seperti yang Anda janjikan, maka itu akan menghancurkan kredibilitas Anda sendiri.

    Apalagi yang berkaitan dengan komitmen. Sangat mahal harganya. Misalkan Anda berjanji akan menyelesaikan suatu pekerjaan dalam waktu seminggu, tetapi karena satu dan lain hal pekerjaan Anda molor, maka sebaiknya Anda memberi kabar terlebih dahulu sambil menjelaskan duduk perkaranya. Jangan lupa, Anda juga harus memberikan solusi-solusi atau kompensasi-kompensasi yang lainnya.

    Jangan justru membuat alasan yang kurang masuk akal, slow or no respon, apalagi sampai menyalahkan pihak lain.

    Kapasitas dan integritas, itu yang harus kita miliki untuk diberikan kepada klien/customer, agar mereka bisa kita ‘keep’ dan tidak berpindah ke lain hati.

    Bagi Anda yang mau mendapatkan penjelasan lebih dalam mengenai materi ini silakan join Workshop SBM di Malang.

    Buruan daftar. Terbatas hanya untuk 50 peserta. Dan dapatkan special price untuk 10 orang pendaftar pertama.

    Nah info selengkapnya silakan japri ke Mbak Fani (085840278033)

    atau join grup WA: https://chat.whatsapp.com/2TbYKw9nDPGHsTe7uk8rRb

  • CARA MUDAH JUALAN TAS JOYISM

    1. Perbanyak Teman

    Perbanyaklah teman, terutama yang perempuan. Dengan banyak teman maka akan target market yang anda miliki akan semakin banyak. Hukum probabilitas sering kali terjadi antara 10-20% dari jumlah teman akan menjadi pembeli produk Anda.

    Nah, sekarang bagaimana caranya agar Anda memiliki banyak teman?

    Banyak cara yang bisa Anda lakukan, misalnya dengan mengikuti organisasi. Bisa dalam bentuk organisasi bisnis, kegamaan, sekolah, hobi, dll.

    Dalam berteman usahakan Anda menjadi bintang, menyenangkan, aktif berkomunikasi tapi jangan terkesan egois/dominan.

    2. Fokus

    Dalam setahun cobalah fokus pada 1 produk saja yaitu tas Joyism. Sehingga alam bawah sadar teman-teman Anda akan terkondisikan, ”Kalau mereka butuh tas maka yang muncul di benak mereka adalah Anda.”

    Jika  Anda sering berganti produk maka branding Anda akan menjadi bias alias tidak jelas, dan teman-teman Anda akan menganggap Anda tak serius dalam berbisnis tas.

    Banyak orang tergoda hal lain sehingga tak fokus, dengan harapan mereka bisa mendapatkan hasil lebih banyak, tapi faktanya nihil.

    Apalagi ketika personal branding-nya belum kuat, belum punya tim yang hebat dan bisa dibagi-bagi jobdesc-nya.

    3. Story

    Orang cenderung kurang suka saat ditawari dagangan atau produk. Maka anstisipasilah dengan membuat story (cerita). Di sela-sela cerita, masukkanlah pesan ingin anda sampaikan. Kalau dalam NLP diistilahkan dengan nestle loop.

    Misalnya seperti ini, kemarin secara tak sengaja saya bertemu dengan teman SMP yang sudah terpisah selama 15 tahun. Saya ingat betul dia, karena di kelas sering juara satu.

    Saat bertemu itu kami ngobrol sambil diskusi seru, mulai dari masalah pekerjaan, keluarga, bisnis, hobi dan sebagainya.

    Sambil berbincang-bincang saya tak bosan-bosannya memperhatikan penampilannya yang modis, trendy dan keren. Mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki semuanya keren.

    Scaning mata saya beberapa kali berhenti di sebuah tas yang dia bawa. Cantik nian tas itu, serasi dengan warna baju, jilbab dan roknya.

    Saya jadi teringat dengan teman saya yang bernama Ani, yang pernah menawarkan tas seperti itu. Murah katanya, tapi tidak murahan. Modelnya juga keren.

    Saya coba puji dia lalu saya tanya tasnya beli dimana. Jawabannya semakin mengagetkan saya. Ternyata dia beli di Ani.

    Dalam hati saya berkata, saya harus jadi keren juga seperti dia. Dan setelah ini saya akan langsung mendatangi Ani di tokonya. Tapi dimana ya saya lupa?

    Oh iya saya ingat tokonya Ani sang penjual tas super keren itu ada di +62 813-3111-1324 , +62 813-2221-2332 , +62 856-0770-1023 , +62 857-2246-5005 , +62 858-5431-1353 , dan beberapa kota lainnya.

    4. Bonus atau Hadiah

    “Siapa yang beli tas di bulan ini nilai minimal 50ribu maka berhak untuk mendapatan kesempatan meraih hadiah”

    Hal diatas adalah salah satu bentuk persuasi dalam marketing.

    Masih ingat kan kalau fungsi marketing itu ada dua yaitu mengingatkan dan menawarkan. Kalau mengingatkan belum tentu menawarkan, tapi kalau menawarkan sudah pasti mengingatkan.

    Promosi berupa hadiah/bonus itu termasuk menawarkan secara persuasif.

    Manusia memiliki hot button yang berbeda-beda. Bisa jadi ada yang tidak tertarik dengan hadiah, tapi banyak juga yang tertarik dengan tawaran hadiah.

    Cobalah masing-masing dari Anda membuat dorprize/hadiah bulanan kepada para pembeli, baik berupa barang atau jasa. Lalu lakukan test dan ukur hadiah apa yang paling efektif dan efisien.

    askansetiabudi.com

    Business Consultant

    JAKARTA
    Jl. Rawamangun Muka Raya No. 5 RT. 4 RW. 14 Rawamangun – Jakarta Timur 13220
    Mobile: 081 334 664 876 / 0858-5549-4440

    SURABAYA
    Jl. Nginden Semolo 44 Surabaya
    Mobile: 087 836 152 078 / 085 755 059 965

    MALANG
    Perum Taman Landungsari Indah N1 Malang
    0858-5549-4440 (Arina)
    0878-3615-2078 (Ibu Dini)
    0858-4027-8033 (Ibu Olla)
    0895-1481-0211 (Bapak Muchtar)
    0857-5505-9965 (Bapak Zidan)

    Email : indonesia.tips@gmail.com

  • SPIRITUAL ACTIVITIES

    Selama ini banyak orang menyangka bahwa keberhasilan bisnis yang ia jalankan adalah karena kehebatan timnya, kepintaran konsultannya, kepiawaian manajemennya, kecanggihan branding dan marketing-nya serta kepiawaian tata kelola manajemen bisnis yang lainnya.

    Padahal kalau kita lihat, banyak perusahaan yang sudah memiliki management skill seperti diatas, tapi ternyata juga masih tetap merugi dan tutup.

    Apa yang sebenarnya terjadi?

    Ini adalah teguran dari Allah, agar kita semua sadar bahwa kesuksesan dan kejayaan bukanlah semata-mata  karena kehebatan kita dan tim kita, tapi itu semua adalah karena izin dan pertolongan dari Allah SWT.

    Anda pasti ingat kan cerita tentang Qorun yang ditenggelamkan oleh Allah bersama hartanya? Mengapa?  Ya karena dia menyombongkan dirinya, menganggap semua keberhasilan yang ia capai adalah karena kehebatannya:

    Dalam Surat Al-Qashash: 78 dikatakan: Qorun berkata: “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku”. Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwa Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelum dia, yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta?

    “Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golongan pun yang bisa menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya). (Q.S. Al-Qashash, 81).

    Tentunya kita tak mau ”ditenggelamkan” oleh Allah seperti Qorun kan?

    Maka, mari kita menjadi seperti Nabi Sulaiman, yang dengan kerendahan hati mengatakan bahwa semua kesuksesannnya semata-mata atas karunia Allah SWT.

    Hal ini dicontohkan oleh Nabi Sulaiman ketika beliau diberikan kenikmatan berupa harta, kemuliaan, kedudukan dan kesuksesan oleh Allah swt : هَٰذَا مِن فَضْلِ رَبِّى لِيَبْلُوَنِىٓ ءَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ

    “Haadza min fadhli Robbii liyabluwanii a asykuru am akfur” (Ini adalah karunia dari Tuhanku untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau ingkar). (Q.S. An Naml: 40).

    Maka lakukanlah spiritual activities di kantor anda agar semua tim senantiasa sadar bahwa kesuksesan berasal dari ijin Allah, bukan karena kehebatan kita semata. Dan bukankah kehebatan kita juga atas ijin dan pemberian dari Allah SWT?

    Jadi spiritual activities di kantor bukanlah hal yang sepele, sampingan, sambilan dan formalitas semata. Tapi hal tersebut harus menjadi KEY ACTIVITIES yang utama.

    Setujukah Anda?

    Salam STAR

    MALANG

    Perum Taman Landungsari Indah N1 Malang

    Mobile : 0878 5993 3862 / 0858 5549 4440

    Email :

    indonesia.tips@gmail.com

  • MERANCANG PROSES BISNIS INTERNAL

    Sahabat-sahabat pembisnis yang budiman, dalam bisnis sering kita dengar istilah PBI (Proses Bisnis Internal). Instrument PBI ini menjadi salah satu indikator yang dinilai dalam KPI (Key Performance Indicator).

    Dari beberapa referensi, saya mencoba untuk menyederhanakannya sebagai berikut:

    Perusahaan yang bagus harus ada struktur organisasi yang jelas ibarat bermain bola. Tapi jangan seperti sepak bola kampung, di mana ada bola di situ seluruh pemain mengepung. Bahkan penjaga gawang pun terkadang ikutan nimbrung.

    Berbeda dengan sepak bola profesional yang masing-masing pemain memiliki posisi, fungsi, peran dan jobdesc yang jelas. Masing-masing bertanggung jawab pada “Wilayah Kerja” masing-masing yang sudah disepakati bersama sejak awal.

    Untuk memastikan semua hal tersebut berjalan dengan baik, maka HRD harus memiliki kurikulum pelatihan yang berkesinambungan, pola kontrol yang disiplin, evaluasi yang obyektif dan perbaikan yang tak berkesudahan (Kaizen).

    Pengawalan terhadap Proses Bisnis Internal ini tidak kalah penting dibandingkan dengan goal dan action plan yang terkadang terkesan normatif.

    Menurut Franklin Covey dalam The 4 Disciplines of Execution: “Seventy Percent of Strategic Failures are due to poor execution of leadership. It’s rarely for lack of smarts or vision.”

    Intinya 70% penyebab kegagalan bukan karena tidak mampu merencanakan, tapi karena kurang mampu dalam PELAKSANAAN.

    Askan Setiabudi

    Founder SBA

    (Star Business Academy)

    JAKARTA

    Jl. Rawamangun Muka Raya No. 5 RT. 4 RW. 14 Rawamangun – Jakarta Timur 13220

    Mobile: 081 334 664 876 / 085 311 091 054

    SURABAYA

    Jl. Nginden Semolo 44 Surabaya

    Mobile: 087 836 152 078 / 085 755 059 965

    MALANG

    Perum Taman Landungsari Indah N1 Malang

    Mobile : 0857-5505-9965 / 0858 1219 5551

    Pin BB : 5E0C2C45

    Email :

    indonesiasukses@yahoo.com