Misal suatu saat Anda temukan sebuah produk yang enak, akan tetapi kemasan atau package-nya buruk, kira-kira berapa orang yang mau membelinya?
Permisalan yang kedua, Anda temukan produk yang rasanya tidak enak, tapi kemasannya bagus. Kira-kira berapa orang yang mau membeli produk tersebut?
Yang ketiga, sebuah produk yang kemasannya bagus dan kualitas rasanya pun bagus. Kira-kira berapa banyak konsumen yang mau membeli produk tersebut?
Mari kita bahas satu persatu. Produk yang pertama, biasanya yang mau membeli adalah konsumen dari kelas menengah ke bawah, yang tidak peduli dengan kemasan, yang penting rasanya enak. Namun, bagi konsumen kelas menengah ke atas pasti sangat memperhatikan yang namanya kemasan dan kualitas rasa dari sebuah produk.
Nah, bagaimana dengan produk yang kedua? Kemasannya bagus tapi kualitas isi atau rasanya tidak enak. Tentunya produk semacam ini lama kelamaan akan ditinggalkan juga.
Anda tentu pernah mendengar filosofi Jawa, “ajining raga saka busana”. Banyak rekan-rekan pebisnis yang pada awalnya memiliki produk yang biasa saja kemasannya, jadi segmennya hanya di level tertentu, rata-rata menengah ke bawah. Padahal produknya enaknya luar biasa. Lalu, begitu beliau packaging ulang dan dikemas dengan kemasan yangn menarik, segmennya menjadi meluas, mulai dari menengah ke bawah sampai menengah ke atas.
Ada perbedaan diantara konsumen menengah ke atas ketika mereka hendak membeli produk. Selain rasa, mereka juga mengutamakan kemasan. Walau kita semua tahu mereka tidak akan memakan kemasannya, tetapi itulah image atau umumnya disebut status sosial. Coba anda perhatikan, misalnya orang-orang yang makan di McD atau di tempat makan sejenisnya. Sebenarnya rasanya tidak jauh beda, bukan? Tapi karena packaging di McD lebih menarik, maka orang pun bangga ketika mereka menceritakan sedang makan dimana.
Dari sini, tentunya Anda sudah mulai memahami pentingnya packaging, bukan? Banyak rekan pebisnis yang menata ulang packaging produk-produk mereka, dan mereka bisa meraup omset berlipat-lipat dibanding sebelum kemasan produk mereka di repackaging.
Mungkin anda bertanya, jika produk di package dengan kemasan yang lebih bagus, bagaimana dengan harganya, pasti akan kehilangan konsumen kelas menengah ke bawah? Maka, disinilah Anda boleh mempertimbangkan tetang packaging produk anda. Tentunya, Anda harus berpikir cerdas bagaimana dengan kemasan yang baru, harga produk Anda tidak beda jauh dengan produk dengan kemasan lama. Karena Anda tetap membutuhkan konsumen dari kedua segmen tersebut.
Selama produk Anda bagus, kemasan produk bagus, dan harga produk Anda masih rasional, maka produk Anda akan menembus semua segmen konsumen.
Selamat mencoba.