Kategori: PARENTING

  • TRAINING SPIRITUAL PARENTING

    Training Spiritual Parenting. Mungkin selama ini kita tidak sadar bahwa kita telah menghalangi potensi anak-anak kita? Bukankah kita seringkali sukar dalam memahami keinginan mereka, tidak tahu cara membantu anak mengatasi emosinya, tidak mampu mengenal Allah dan menanamkan nilai-nilai spiritual kepada anak-anak kita melalui hal-hal sederhana di sekitarnya?

    Training Spiritual Parenting. Memang ada beragam model pengasuhan yang bisa diterapkan oleh pihak orang tua untuk mendidik anak-anaknya. Namun, tak jarang keluhan masih terdengar. Orang tua dilanda amarah, kejenuhan, tekanan, bahkan frustrasi menghadapi pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal sejenis ini bisa terjadi karena orang tua memang benar-benar buta terhadap pola pengasuhan dalam mengasuh atau tidak tahu peta jalan selaku orang tua agar benar-benar bisa menjadi orang tua (becoming parent).

    Training spiritual parenting adalah training parenting yang diperuntukkan bagi calon Ayah/calon Ibu, Ayah/Ibu, Bapak Ibu Guru. Adapun maksud dari diadakannya training spiritual parenting ini adalah mengajarkan serta menanamkan nilai-nilai spiritual dan kecerdasan emosional kepada keluarga, memberikan pemahaman bahwa anak adalah amanah sekaligus anugerah yang “ISTIMEWA” dari Tuhan Yang Maha Esa yang kelak akan diminta pertanggung jawabannya dihadapan sang Pencipta, memberikan tips dan kiat-kiat Rosululloh dalam memberikan pendidkan terhadap anak, membangun komunikasi positif dalam keluarga khususnya dengan anak, memberikan kiat untuk mengatasi sekaligus mencari solusi permasalahan-permasalahn anak. Dengan Training Spiritual Parenting, orang tua akan mampu menumbuhkan, mengelola serta melejitkan potensi anak. Training spiritual parenting ini penting untuk diikuti agar orangtua dapat memahami kebutuhan emosi  anak dan membantu mereka memenuhi tujuan spiritual kehidupannya.

    training, training adalah, training motivasi, training   motivation, training motivasi ppt, training motivasi   diri, training motivasi adalah, training motivasi   pelajar, training motivasi siswa, pelatihan motivasi   spiritual, training motivasi spiritual, training   spiritual, training spiritual parenting, cara spiritual   parenting, training spiritual sholeh, training   spiritual modern, training spiritual, spiritual   parenting, spiritual parenting adalah, spiritual   parenting pdf, parenting adalah, parenting nabawiyah,   parenting islami, parenting anak, parenting education,   parenting paud, parenting tips, parenting style,
    www.askansetiabudi.com Info: 0857-5505-9965 / 087836152078 / 085855494440

    Selain hal-hal tersebut, dengan mengikuti training spiritual parenting Anda juga bisa mendapatkan banyak manfaat lainnya, diantaranya:

    • Pendekatan dan komunikasi yg lebih baik dgn anak
    • Penyatuan  perbedaan pasangan dalam mendidik anak
    • Penanaman nilai spiritual dan makna hidup dari orangtua kepada anak
    • Pemahaman yang lebih baik tentang kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual anak
    • Pemahaman cara mengembangkan potensi spiritual anak
    • Lebih memahami jalan pikiran anak karena paham kebutuhan perkembangannya
    • Mencegah anak dari trauma emosional
    • Kebahagiaan dalam menerima keunikan anak

    Dengan training spiritual parenting akan membawa kita mengarungi sebuah pengalaman emosi dan spiritual yang akan menyentuh pemahaman orang dewasa terhadap anak-anak. Training spiritual parenting ini sangat penting, bukan hanya bagi calon Ayah/ Ibu dan Ayah/Ibu, tetapi bagi siapa saja yang ingin mengenali dan mengeluarkan potensi fitrah manusia yang luar biasa.

    Untuk Lebih lanjut mengenai Training Motivasi Malang, Outbound Malang, Hotel Malang dan Wisata Malang Jatim, Silahkan menghubungi office kami untuk informasi lebih lanjut:

    JAKARTA
    Jl. Rawamangun Muka Raya No. 5 RT. 4 RW. 14 Rawamangun – Jakarta Timur 13220
    Mobile: 081 334 664 876 / 085 311 091 054

    SURABAYA
    Jl. Nginden Semolo 44 Surabaya
    Mobile: 087 836 152 078 / 085 755 059 965

    MALANG
    Perum Taman Landungsari Indah N1 Malang
    Mobile :
    0858-5549-4440 (Arina)
    0878-3615-2078 (Ibu Dini)
    0858-4027-8033 (Ibu Olla)
    0895-1481-0211 (Bapak Muchtar)
    0857-5505-9965 (Bapak Zidan)

    Email : indonesia.tips@gmail.com

  • TRAINING HYPNOTHERAPY WALI MURID SISWA PONDOK MODERN GONTOR

    Hypnoparenting merupakan salah satu teknik dari hypnotheraphy (terapi dengan hipnosis) yang secara khusus diterapkan oleh orang tua dalam mengasuh anak. Secara garis besar, teknik ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas komunikasi dan kecerdasan spiritual orang tua dan anak. Bekerja langsung pada alam bawah sadar anak, membuat orang tua dapat menerapkan pola asuh tanpa paksaan.

    Manfaat yang bisa dirasakan ketika menggunakan hypnoparenting ini adalah orang tua menjadi lebih mudah berkomunikasi dengan anak. Hypnoparenting berusaha memetakan dan membuat pola asuh orang tua menjadi sistemis berdasarkan cara kerja pikiran dan pengaruhnya terhadap masa depan seorang anak. Mengapa dari sudut pandang cara kerja pikiran? Karena segala sesuatu berakar dari pikiran. Setiap orang dari anak-anak hingga dewasa melakukan segala sesuatu karena mereka memiliki pikiran. Segala hal tentang teori pertumbuhan dan perkembangan anak pun tak akan berhasil jika para ahli gagal memahami cara kerja pikiran.

    Pada kesempatan kali ini, Bapak Askan Setiabudi selaku pemateri dan seorang trainer nasional sekaligus owner dari TIPS Indonesia yang merupakan sebuah lembaga yang bergerak di bidang pengelola sumber daya manusia bekerjasama dengan Pondok Modern Gontor untuk melakukan kegiatan hypnoparenting. Kegiatan hypnoparenting ini terlaksana pada tanggal 31 Januari 2016. Kegiatan ini diikuti oleh wali murid dari Pondok Modern Gontor sebagai upaya dalam memberikan bentuk pelatihan kepada wali murid dalam mendidik putra-putrinya, karena orang tua merupakan sekolah didik pertama untuk putra-putrinya.

    Dengan sedikit pemberian ice breaking (permainan otak) yang diberikan oleh pemateri membuat suasana training hypnoparenting menjadi lebih seru. Serta ditambah lagi dengan adanya beberapa pertanyaan yang diajukan oleh bapak/ibu wali murid membuat suasana di dalam forum tersebut menjadi lebih hidup dan semakin seru. Training hypnoterapi di tutup dengan suasana yang sangat menggembirakan bagi wali murid, karena dengan diakannya training hypnoparenting ini yang merupakan hal yang baru bagi mereka dalam mendidik putra-putri mereka.

    Untuk konsultasi Training Motivasi Malang, Outbound Malang, Batu alam Rafting, Kaliwatu Rafting, Wisata Malang, Travel dan Hotel di Malang Jatim yang sesuai dengan kebutuhan tim anda, Silahkan menghubungi office kami untuk informasi lebih lanjut :

    JAKARTA

    Jl. Rawamangun Muka Raya No. 5 RT. 4 RW. 14 Rawamangun – Jakarta Timur 13220

    Mobile: 081 334 664 876 / 085 311 091 054

    SURABAYA

    Jl. Nginden Semolo 44 Surabaya

    Mobile: 087 836 152 078 / 085 755 059 965

    MALANG

    Perum Taman Landungsari Indah N1 Malang

    Mobile :
    0858-5549-4440 (Arina)
    0878-3615-2078 (Ibu Dini)
    0858-4027-8033 (Ibu Olla)
    0895-1481-0211 (Bapak Muchtar)
    0857-5505-9965 (Bapak Zidan)

    Email :

    indonesiasukses@yahoo.com

  • Cara Menerapi Orang yang Ingin Bunuh Diri

    Beberapa waktu yang lalu saya kedatangan seorang gadis yang berperawakan tinggi, langsing dan cukup cantik. Namun dibalik ketegaran fisiknya, saya temukan kelemahan jiwanya. Dibalik senyumnya, ada luka yang lama menganga. Dibalik kecantikannya, ada getir yang mendera.

    “Saya ingin bunuh diri Pak!” Kata-kata itu keluar dari bibirnya, yang terlihat agak pucat. “Kenapa?” Saya bertanya sambil mencoba berpositive thinking atas keadaannya. “Saya hopeless Pak, saya merasa tak lagi berguna, tiada lagi yang menghargai saya. Saya takuut sekali kalau berbuat salah….mending saya mati saja….!” Air matanya mulai membasahi pipinya.

    Setelah dia tenang, baru dia bercerita, bahwa sejak SMA dia dibully oleh teman-temannya. Orang tuanya yang seorang pegiat sosial kemasyarakatan dan seorang yang cukup berpengaruh di pekerjaan dan lingkungan, terlambat untuk mengetahui keadaannya. Setiap dia curhat, malah dia yang dipersalahkan. Dibanding-bandingkan dengan saudara-saudaranya yang lebih pintar, lebih pemberani dan lebih berprestasi.

    Entah kenapa, kalau saudara-saudaranya melakukan kesalahan, orang tuanya cenderung memaklumi dan memaafkan. Tapi begitu giliran dia yang bersalah, orang tuanya bisa marah besar. “Kamu ini anak pertama, begini saja tidak becus, memalukan….!” Kata-kata sejenis itu kerap kali mengisi hari-hari, mengiringi kesalahan yang tidak sengaja dia lakukan.

    Sahabat-sahabat yang berbahagia, kira-kira apa yang menjadi penyebab gadis tadi ingin bunuh diri? Yup anda benar, karena dia kekurangan zat kimia di otak yang bernama serotonin. Kesedihan yang berlarut-larut, tekanan yang terus menerus, rasa bersalah yang luar biasa, dan sejenisnya, memang bisa mengurangi zat serotonin di otak kita (sumber: BBC London).

    Kalau serotonin di otak jumlahnya berkurang atau jumlahnya sedikit, bisa menjadikan seseorang jadi pesimis, minder, pemurung, resah, gegana (gelisah, galau, merana), dan sejenisnya. Otak dalam keadaan seperti ini, tidak bisa berfungsi secara maksimal, kehilangan kreatifitas dan daya juangnya. Otak reptilnya lebih dominan daripada otak limbik dan neokorteknya.

    Maka untuk memperbanyak kembali zat serotonin di otaknya, saya ajak dia untuk melihat sisi baik dari setiap keburukan yang ada (reframing). Karena pikiran dan perasaan buruk yang kita lekatkan pada peristiwa buruk, hanya akan menjadikan kita semakin terpuruk. Saya ajak dia mensyukuri karunia Tuhan yang masih tersisa, karena di luar sana ada buanyak orang yang tidak seberuntung dia. Saya ajak dia untuk menerima apapun taqdir hidupnya, sebab di luar sana masih buanyak orang yang taqdirnya jauh lebih buruk daripada dirinya.

    Awalnya, terlihat dia melakukan mental block. “Pilihan kamu hanya ada dua: tetap terpuruk seperti ini, malah bisa semakin buruk, lalu kamu bunuh diri dan tersiksa di akhirat nanti. Atau kamu terima taqdir ini, ikhlaskan. Karena semakin kau tolak, akan semakin terasa sakit. Yakinlah, pasti ada hikmah positifnya.” Saya mencoba meyakinkannya sambil melakukan analog marking dan menceritakan kisah ‘kuda dan tetangga’ (ceritanya bisa anda baca di tulisan saya yang lain).

    “Setelah itu, coba syukuri apapun yang masih layak untuk disyukuri. Sambil terus berdo’a dan meyakini, kalau hari ini dan esok jauh lebih baik. InsyaAllah…Laa haula walaa quwwata illa billah.” Dengan intonasi hipnosis saya meyakinkannya.

    Setelah terlihat dia lebih tenang, saya sodorkan selembar kertas dan alat tulis. “Coba sekarang anda tulis, apa saja karunia Allah yang masih bisa anda syukuri dan hal-hal positif apa yang bisa anda lakukan untuk membahagiakan anda dan keluarga anda di masa depan….” Disaat dia asyik menulis, saya putarkan lagu indahnya Westlife ‘I Have a Dream’.

    Setiap hari saya wajibkan dia untuk melakukan ‘positive activities’ tersebut. Alhamdulillah, sebulan kemudian dia ngasih info kalau sudah mendapatkan pekerjaan dan memiliki bisnis fashion. Dia sudah bisa fokus pada indahnya tempat tujuan, bukan pada lika likunya perjalanan.

    Bagi sahabat-sahabat yang mau belajar hypnosis, hypnotherapy dan NLP silakan call/sms ke: 081 334 664 876

    Mau training Service Excellent, silakan klik: www.tips-indonesia.com
    Mau outbound outbound, silakan klik: www.outboundindonesia.com

  • Jangan Marah -Wahai Ayah Bunda-, Bagimu Syurga…!

    “Ssst…., bila ibu marah, susahlah dunia, karena kalau ayah yang marah kita masih bisa berlari pada ibu. Ibu kerap membela kita bila ayah marah, kecuali kemarahan yang disebabkan kenakalan yang keterlaluan, kenakalan yang terencana, yang membuat ayah dan ibu marah besar karena dianggap memalukan orang tua.

    Kali ini ibu marah, dan kalau sudah marah, ibu cemberut serta tidak mau bicara. Aduuh……payaah….susah pula merayu ibu, terpaksa aku mencari tahu cara melunakkan hati ibu; dengan mengikuti apa yang diinginkannya/disukainya.

    Ibu suka jika aku pakai jilbab, walau aku merasa panas namun demi ibu aku pakai juga. Ibu suka jika aku di rumah dan bikin PR, padahal aku bosan di rumah dan PR-nya susah, namun demi ibu aku lakukan hal itu. Ibu suka aku bantu adik dan tidak marah-marah pada adik, walaupun sangat susah mengekang amarah, karena adik sangat menjengkelkan dan kayaknya aji mumpung, mumpung aku lagi dimarahin ibu, maka adik terlihat semakin menyebalkan dan melunjak..hffhhh….Ibu suka aku mencuci piring sendiri dan tidak teriak-teriak memanggil Mbok. Akh untuk yang satu ini aku malas, biar deh ibu marah terus, kalau semua aku kerjakan maka aku kecapekan dan kalau semua aku kerjakan, lalu si mbok ngerjain apa dong..?

    Lambat laun setelah aku mengerjakan semua yang ibu sukai dan semua kulakukan dalam diam, tahu-tahu waktu waktu sholat ashar tiba. Oh yaa, satu lagi yang ibu suka, ibu suka aku sholat tepat waktu, maka segera saja aku berlari dan ambil air wudhu lalu sholat. Setelah shalat aku berdoa, “Yaa Allah, semoga ibu tidak marah lagi, maafkan aku yaa Allah..amiin…” (Nabila, Kelas 2 SMP, dikutip dari www.republika.co.id)

    Bayangkan itu tulisan anak Anda, disebuah buku harian, yang Anda temukan secara tidak sengaja. Bagaimana perasaan Anda? Hehe, sudah jangan nangis.

    Kesibukan kita dalam menjalani rutinitas kehidupan ini, seringkali menjadikan kita kehilangan kedamaian dalam diri. Kedamaian yang ada, berganti dengan kepanikan, keresahan, kekhawatiran, kesumpekan, stress, dan sejenisnya. Disaat seperti inilah,  kita akan mudah untuk tersulut emosi, karena yang berfungsi secara dominan adalah otak reptil kita.

    Dimana salah satu ciri otak reptil adalah kalau takut akan lari dan mendendam, kalau berani akan menyerang. Maka sejengkel apapun kita, kalau ketemu orang yang lebih ‘high level’ dari kita, biasanya kita lebih bisa menahan amarah. Tapi kalau kita lagi jengkel dan ketemu dengan orang yang ‘low level’, maka kita pasti menyerangnya dengan kata-kata, sikap dan perbuatan yang emosional.

    Nah, karena kita memandang anak-anak kita adalah ‘low level’, maka kalau kita lagi jengkel, keluar deh semua serangan kita, bertubi-tubi kadang, sampai kita merasa puasssss…! Bahkan kadang bukan hanya lisan yang menyerang dengan amarah, kadang tangan dan kaki kita pun ikut berperan melampiaskannya.

    Masih segar diingatan kita, Angeline usia 8 tahun, dibunuh oleh ibu angkatnya, Margaretha Magawe, setelah dimarahi dan disiksa berbulan-bulan lamanya (Bali, 2015). Arie Hanggara usia 8 tahun, anak pasangan Mactino dan Santi ini juga tewas mengenaskan setelah dimarahi dan disiksa oleh kedua orangtuanya. Bahkan begitu mengenaskannya cerita kematian bocah yang tinggal di daerah Cikini, Jakarta Pusat itu, sempat difilmkan dan ditayangkan beberapa waktu lamanya di sejumlah media (1984).

    Dan masih banyak lagi cerita miris yang dialami anak-anak, hanya gara-gara ortunya tidk bisa menahan amarah. Fakta menunjukkan, merujuk ke data Komisi Nasional Perlindungan Anak, sejak 2010-2014, tercatat bahwa telah terjadi sedikitnya 21,68 juta kasus kekerasan terhadap anak. Angka itu pun diyakini tak menyeluruh, karena tak semua kasus dilaporkan ke polisi. (Baca: Komnas PA: Ada 21,6 Juta Kasus Kekerasan Anak sejak 2010).

    Nah kenapa orang tua mudah marah sama anak?

    1. Salah paham tentang positioning (status) anak

    Selama ini orang tua menganggap anak adalah hak. Padahal sebenarnya anak kita itu bukan hak kita, tapi anak adalah amanah dari Allah swt untuk kita jaga dan rawat lahir bathinnya. Sehingga suatu saat bisa berguna buat agama, bangsa dan negaranya.

    Karena anak sebagai amanah, maka kita para orang tua adalah sebagai pemimpin yang pasti akan dimintai tanggung jawab atas kepemimpinan kita pada anak-anak kita. “Kullukum ra’in wa kullukum mas’ulun ‘an ra’iyyatihi.” (HR. Bukhari). Artinya: Setiap kamu sekalian adalah pengembala (pemimpin) dan setiap pengembala (pemimpin) akan ditanya tentang apa yang digembalanya/dipimpinnya. 

    Dengan pemahaman ini, kita akan semakin hati-hati dalam mendidik anak-anak kita. Ketika kita mau berbuat yang tidak baik, seperti marah, memukul dan sejenisnya, kita akan berfikir berkali-kali karena kita akan dimintai tanggung jawab oleh Allah atas semua itu.

    Memangnya dalam Islam apa tidak boleh marah dan memukul pada anak-anak?

    Mari kita simak kisah-kisah berikut ini:

    Ummu Kholid binti Kho’id bin Sa’ad Al-Amawiyah berkata, “Aku beserta ayahku menghadap Rasululloh dan aku memakai baju kurung (gamis) berwarna kuning. Ketika aku bermain-main dengan cincin Nabi Muhammad SAW, ayahku membentakku, maka beliau (Rasulullah saw) berkata, “biarkanlah dia.” Kemudian beliau pun berkata kepadaku, “bermainlah sepuas hatimu, Nak!”

    Seorang anak kecil dibawa kepada Nabi Muhammad SAW. Supaya dido’akan, dimohonkan berkah dan di beri nama. Anak tersebut di pangku oleh beliau. Tiba-tiba anak itu kencing, lalu orang-orang yang melihatnya berteriak. Beliau berkata, “jangan di putuskan anak yang sedang kencing, biarkanlah dia sampai selesai dahulu kencingnya.”

    Beliau pun berdoa dan memberi nama, kemudian membisiki orang tuanya supaya jangan mempunyai perasaan bahwa beliau tidak senang terkena air kencing anaknya. Ketika mereka telah pergi, beliau mencuci sendiri pakaian yang terkena kencing tadi.

    Para orang tua hendaknya tidak terburu-buru untuk menggunakan metode hukuman dengan pukulan, kecuali setelah menggunakan semua metode lembut lain yang mendidik dan membuat jera.

    Para orang tua hendaknya tidak memukul anak ketika ia dalam keadaan sangat marah, karena hal ini dikhawatirkan menimbulkan bahaya terhadap sang anak. Perlakuan ini merupakan realisasi wasiat Rasulullah saw. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Berilah aku wasiat”. Beliau menjawab, “Engkau jangan marah!” Orang itu mengulangi permintaannya berulang-ulang, kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau jangan marah!” (HR Al-Bukhari).

    Ketika para orang tua memberikan hukuman pukulan pada anak dengan memukul, hendaknya menghindari anggota badan yang peka, seperti kepala, muka, dada dan perut. Hal ini berdasarkan perintah Nabi Muhammad Rasulullah saw riwayat Abu Daud:

    وَلاَ تَضْرِبِ الْوَجْهَ

    “. . . dan janganlah kamu memukul muka (wajah)…”

    Dan yang menguatkan ini, bahwa ketika Rasulullah saw memerintahkan untuk merajam perempuan Al-Ghamidiah, beliau mengambil batu dan melemparnya, kemudian beliau berkata kepada khalayak:

    اُرْمُوْهَا وَاتَّقُوْا الْوَجْهَ

       “Lemparilah dan hindarilah muka …”

    Apabila Rasulullah saw melarang kita memukul wajah (melempar wajah) dalam hukum rajam yang dimaksudkan untuk hukuman pembunuhan, maka memukul wajah untuk hukuman yang tidak membinasakan (jiwa) seperti ta’zir dan pendidikan tentunya lebih terlarang. Sebab, wajah atau kepala termasuk anggota badan yang sangat peka dan pusat indera. Jika terkena pukulan akan mengakibatkan kerusakan sebagian indera, dan ini dianggap sebagai penyiksaan.

    Seperti halnya memukul bagian dada atau bagian perut, juga dilarang, karena mengakibatkan bahaya besar yang terkadang bisa mengakibatkan kematian bagi seseorang. Larangan ini termasuk universalitas dari sabda Rasulullah saw:

    لاَضَزَرَ وَلاَ ضِرَارَ

    “Tidak boleh membahayakan (diri sendiri) dan tidak boleh membahayakan (orang lain).” (H.R. Imam Malik dan Ibnu Majah).

    Pukulan pertama untuk memberikan hukuman, hendaknya dan sebaiknya tidak terlalu keras dan tidak menyakiti anak, pada kedua tangan atau kaki dengan tongkat yang tidak besar. Hendaknya dan diharapkan pula, memukul dengan pukulan berkisar antara satu hingga tiga kali pada anak yang usianya dibawah umur. Dan jika pada orang dewasa, setelah tiga pukulan tidak membuatnya jera, maka boleh ditambah hingga sepuluh kali, sebagaimana sabda Nabi Rasulullah saw.:

    لاَ يَجْلِد أَحَدٌ فَوْقَ عَشْرَةِ أَسْوَاطٍ إِلاَّ فِى حَدٍّ مِنْ حُدُوْدِ اللَّهِ تَعَالَى ٠

    “Janganlah seseorang mendera lebih dari sepuluh kali deraan, kecuali dalam hukuman (hudud) yang ditentukan Allah Ta’ala.”

    Hendaknya tidak memukul anak, sebelum ia berusia sepuluh tahun, berdasarkan perintah dari Rasulullah saw sebagai berikut :

    مُرُوْا أَوْلاَدََكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِيْنَ ٬ وَاضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ

    “Suruhlah anak-anakmu mengerjakan shalat, ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka jika melalaikannya, ketika mereka berusia sepuluh tahun. … “

    Jika kesalahan anak adalah untuk yang pertama kalinya, maka hendaknya sang anak diberi kesempatan untuk bertaubat dari perbuatan yang telah dilakukan, memberi mereka kesempatan untuk minta maaf, dan diberi kelapangan untuk didekati seorang penengah, tanpa memberikan hukuman, tetapi mengambil janji untuk tidak mengulangi kesalahannya itu. Upaya ini tampak lebih utama dibanding menggunakan pukulan atau mengecamnya di hadapan umum.

    Para orang tua hendaknya memberi hukuman dengan memukul anak dengan tangannya sendiri, dan tidak menyerahkannya kepada saudara-saudaranya, atau teman-temannya. Sehingga, tidak timbul api kebencian dan kedengkian di antara mereka.

    2. Belum pernah melakukan terapi terhadap emosi atau amarah yang terlanjur menjadi anchor (jangkar) di dalam dirinya atau yang sudah terlanjur masuk di alam bawah sadarnya. Nah pembahasan untuk poin 2 ini kita sambung lain kali ya……
    *Buat sahabat-sahabat yang mau KONSULTASI, SHARING-SHARING, TRAINING, TERAPI, COACHING dll seputar PARENTING silakan menghubungi: 081 334 664 867 atau klik www.tips-indonesia.com

  • KENAPA ANAK KITA SUKA MAIN GAME DAN BAGAIMANA SOLUSINYA?

    Kenapa anak kita suka main game dan bagaimana solusinya?

    Sharing dari beberapa pengalaman saya dan klien-klien saya:

    1. Karena game itu menyenangkan
    Namanya juga anak-anak, dunia yang penuh dengan permainan. Bukankah dulu ketika masih anak-anak kita juga demikian?

    Lalu kenapa main game perlu dibatasi?

    Yang pertama karena berlebihan
    Sebenarnya bukan hanya game saja sih yng perlu kita batasi. Segala sesuatu yg mubah, bisa jatuh ke makruh atau bahkan haram kalau berlebihan. Selama tidak berlebihan, maka insyaAllah itu masih masuk kategori mainan/hiburan. Kecuali di dalamnya ada unsur yang merusak seperti: kekerasan, pornografi, dan sejenisnya yang harus dihindari.

    Yang kedua karena faktor kesehatan,
    Mulai radiasi elektromagnetik, akomodasi mata yang dipaksakan, gerakan tubuh yang minim dan sejenisnya.
    Dari sisi inilah game yang berlebihan menjadi negatif akibatnya bagi kesehatan

    Lalu berapa lama idealnya main game?
    Sehari satu jam atau seminggu 6 jam harusnya sudah cukup untuk refreshing.
    Itupun harus kita tanamkan ke anak bahwa ini hanya salah satu hiburan, masih banyak aktifitas yang lain yang tidak kalah menyenangkan.

    Solusinya: Carikan anak-anak kita aktifitas alternatif yang juga menyenangkan, sebagai bentuk kompensasi atau subtitusi.

    2. Karena belum/tidak ada alternatif penyaluran emosi/energi, atau anak-anak merasa kesepian/bosan dengan rutinitas/aktifitas yang ada.

    Anak-anak itu ‘gak duwe udel’ kata orang jawa; ndak punya capek. Mereka cenderung mencari penyaluran dari energi yang berlimpah tersebut.

    Sak ketemune. Ketemu game maka dia akan main game, ketemu teman bisa bermain bersama teman, ketemu ortu bisa hangout bersama ortu, ketemu buku dia akan baca buku, ketemu tivi dia akan nonton tivi.

    Mana yang paling menyenangkan/nyaman baginya, itu yang akan menjadi pilihan aktifitas utamanya.

    Maka mari kita instrospeksi, kenapa anak-anak kita lebih suka main game daripada aktifitas yg lain…?

    Solusi:
    -Habiskan energi anak-anak dengan aktifitas positif yang lain, yang sama/lebih menyenangkan dibanding game.
    -Jangan biarkan mereka dalam kesepian, padahal kita ada didekatnya
    -Mari belajar apa yang menjadi kesenangan anak, sehingga kita bisa mengisinya dengan cara yang lain, selain menyerahkan gadget kita kepada mereka agar mereka ‘diam’.

    —————–

    Oh ya sahabat-sahabat Hypno Parenting, hari Minggu, 30 Agt 2015, jam 06.00-selesai, di Nganjuk, sy ngisi materi SPIRITUAL HYPNO PARENTING. Monggo bagi yang bisa merapat…..

  • Jubah di Syurga untuk Ayah Bunda

    Seorang anak berumur 10 tahun, namanya Umar, anak pengusaha sukses yg kaya raya.

    Oleh ayahnya si Umar disekolahkan di SD Internasional paling bergengsi di Jakarta. Tentu bisa ditebak, bayarannya sangat mahal. Tapi bagi si pengusaha, tentu bukan masalah, wong uangnya berlimpah. Si ayah berfikir kalau anaknya harus mendapat bekal pendidikan terbaik di semua jenjang agar anaknya kelak menjadi orang yang sukses mengikuti jejaknya.

    Suatu hari isterinya memberitahu kalau Sabtu depan si ayah diundang menghadiri acara “Father’s Day” di sekolah Umar. “Waduuuh saya sibuk ma, kamu aja deh yang datang..” begitu ucap si ayah kepada isterinya. Bagi dia acara beginian sangat nggak penting, dibanding urusan bisnis besarnya.

    Tapi kali ini isterinya marah dan mengancam, sebab sudah kesekian kalinya si ayah nggak pernah mau datang ke acara anaknya. Dia malu karena anaknya selalu didampingi ibunya, sedang anak2 yg lain selalu didampingi ayahnya. Nah karena diancam isterinya, akhirnya si ayah mau hadir meski agak ogah-ogahan.

    Father’s day adalah acara yg dikemas khusus dimana anak-anak saling unjuk kemampuan di depan ayahnya. Karena ayah si Umar ogah-ogahan maka dia memilih duduk di paling belakang. Sementara para ayah yg lain (terutama yg muda2) berebut duduk di depan agar bisa menyemangati anak2nya yg akan tampil di panggung.

    Satu persatu anak2 menampilkan bakat dan kebolehannya masing2. Ada yg menyanyi, menari, membaca puisi., pantomim, ada yg pamerkan lukisannya, dll. Semua mendapat applause yg gegap gempita dari ayah2 mereka.

    Tibalah giliran si Umar dipanggil gurunya untuk menampilkan kebolehannya. “Miss, bolehkah saya panggil pak Arief?” tanya si Umar kepada gurunya. Pak Arief adalah guru mengaji untuk kegiatan ekstra kurikuler di sekolah itu.

    ”Oh boleh..” begitu jawab gurunya, dan pak Arief pun dipanggil ke panggung.
    “Pak Arief, bolehkah saya minta tolong Bapak untuk membuka Kitab Suci Al Qur’an Surat 78 (An-Naba’)”, begitu Umar minta kepada guru ngajinya…
    ”Tentu saja boleh Nak..” jawab Pak Arief..
    “Tolong Bapak perhatikan apakah bacaan saya ada yg salah..” kata si Umar. Lalu ia mulai melantunkan QS An-Naba’ tanpa membaca mushafnya, dengan lantunan irama yg persis seperti bacaan “Syaikh Sudais” (Imam Besar Masjidil Haram). Semua hadirin diam terpaku mendengarkan bacaan si Umar yg mendayu-dayu, termasuk ayah si Umar yg duduk dibelakang.

    ”Stop, kamu telah selesai membaca ayat 1 s/d 5 dengan sempurna, sekarang coba kamu baca ayat 9” begitu kata pak Arief yg tiba2 memotong bacaan Umar, lalu Umarpun membaca ayat 9.
    “Stop, coba sekarang baca ayat 21..lalu ayat 33..” setelah usai Umar membacanya, Pak Arief berkata: “Sekarang kamu baca ayat 40 (ayat terakhir)”, si Umarpun membaca ayat ke 40 sampai selesai.

    “Subhanallah, kamu hafal Surat An-Naba’ dengan sempurna nak…” begitu teriak pak Arief sambil mengucurkan air matanya. Para hadirin yg muslimpun tak kuasa menahan airmatanya. Lalu pak Arief bertanya kepada Umar: ”Kenapa kamu memilih menghafal Al-Qur’an dan membacakannya di acara ini nak, sementara teman2mu unjuk kebolehan yg lain..?” begitu tanya pak Arief penasaran.

    Begini pak guru, waktu saya malas mengaji dalam mengikuti pelajaran bapak, bapak menegur saya sambil menyampaikan sabda Rasulullah SAW: ”Siapa yang membaca Al Qur’an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Kedua orang tuannya bertanya, “Mengapa kami dipakaikan jubah ini?” Dijawab, ”Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Qur’an.” (H.R. Al-Hakim)

    “Pak guru..saya ingin mempersembahkan “Jubah Kemuliaan” kepada ibu dan ayah saya di hadapan Allah di akhirat kelak, sebagai bukti seorang anak yg berbakti kepada kedua orangnya..”

    Semua orang terkesiap dan tidak bisa membendung air matanya mendengar ucapan anak berumur 10 tahun tersebut. Ditengah suasana haru tersebut, tiba-tiba terdengar teriakan “Allahu Akbar..!!” dari seseorang yg lari dari belakang menuju ke panggung.

    Ternyata dia ayah si Umar yg dengan ter-gopoh2 langsung menubruk sang anak, bersimpuh sambil memeluk kaki anaknya. ”Ampuun nak, maafkan ayah yg selama ini tidak pernah memperhatikanmu, tidak pernah mendidikmu dengan ilmu agama, apalagi mengajarimu mengaji…” ucap sang ayah sambil menangis di kaki anaknya.

    ”Ayah menginginkan agar kamu sukses di dunia nak, ternyata kamu malah memikirkan “kemuliaan ayah” di akherat kelak, ayah maluuu nak” ujar sang ayah sambil menangis tersedu-sedu.

    Subhanallah…Sampai disini, saya melihat di Sang Khotib (yang menceritakan kisah ini) mengusap air matanya yang mulai jatuh. Semua jama’ahpun terpana dan juga mulai meneteskan airmatanya, termasuk saya. Diantara jama’ahpun bahkan ada yg tidak bisa menyembunyikan suara isak tangisnya, luar biasa haru.

    Entah apa yang ada dibenak jama’ah yg menangis itu. Mungkin ada yg merasa berdosa karena menelantarkan anaknya, mungkin merasa bersalah karena lalai mengajarkan agama kepada anaknya, mungkin menyesal karena tidak mengajari anaknya mengaji, atau merasa berdosa karena malas membaca Al-Qur’an yg hanya tergeletak di rak bukunya, dengan alasan sibuk urusan dunia…!!!

    Saya sendiri menangis karena merasa lalai dengan urusan akherat, dan lebih sibuk dengan urusan dunia. Padahal saya tahu kalau kehidupan akherat itu jauh lebih baik dan kekal daripada kehidupan dunia yg remeh temeh, senda gurau dan sangat singkat ini..

    Seperti firman Allah SWT dalam Q.S. Al-An’Am ayat 32: ”Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain darimain-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orangyang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?”

    Astagfirullah…
    Hamba mohon ampunan kepada Allah Yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang…

    Wallahu ‘alam bisshawab
    Semoga bermanfaat, khususnya buat saya pribadi

    Salam khusnul khotimah

    …………….

    Bagi sahabat-sahabat yang membutuhkan jasa:

    1. Training outbound,

    2. Training indoor

    3. Coaching

    4. Consulting

    5. Dll

    Silakan hubungi: 081 334 664 876

    atau: www.outboundindonesia.com