Tag: business coaching

  • KEMAMPUAN APA YANG HARUS DIMILIKI OLEH SEORANG COACH?

    Profesi sebagai seorang coach hari ini semakin populer. Dulu profesi ini sempat dipandang nyinyir oleh sebagian orang, dikarenakan polanya yang terkesan mudah dikerjakan oleh siapapun. Bagaimana tidak mudah, lah kerjanya cuma BERTANYA, MENDENGARKAN DAN SOLUSINYA DISERAHKAN SEPENUHNYA PADA COACHEE. “Anak SD pun bisa!”, begitu pikir mereka.

    Namun seiring waktu, orang semakin paham bahwa bukan sembarang pertanyaan yang bisa diajukan oleh seorang coach. Seorang coach harus memiliki Powerful Questioning yang mampu menggiring coachee untuk menemukan apa yang menjadi masalahnya dan hal-hal seperti apa yang sekiranya bisa menjadi solusinya.

    Selain kemampuan bertanya, ada beberapa kompetensi lain yang harus dikuasai oleh seorang coach. Menurut ICF (International Coach Federation) ada beberapa core competency of a coach, antara lain:

    1. Meeting Ethical Guidelines & Professional Standards; Seorang coach harus memahami etika dan standar seorang coach yang professional, sehingga bisa menjadikan kehormatan profesi coach tetap terjaga.

    2. —Establishing the Coaching Agreement; Seorang coach harus memiliki kemampuan dalam memahami secara spesifik apa yang sebenarnya diperlukan oleh seorang coachee, dan bisa membuat kesepakatan yang saling menguntungkan.

    —3. Establishing Trust & Intimacy with the Client; Seorang coach harus mampu membangun keakraban dan kepercayaan dengan coachee. Ini sangat penting, karena bisa membantu keterbukaan coachee kepada coach, sehingga bisa lebih memuluskan proses coaching.

    —4. Coaching Presence; Seorang coach harus punya kemampuan untuk menciptakan hubungan yang rileks, terbuka, fleksibel, spontan dan percaya diri dengan coachee.

    —5. Active Listening; Seorang coach harus memiliki kemampuan mendengarkan secara aktif, bisa memahami apa yang terucap dan tidak terucap dari coachee, bisa melakukan emphati terhadap apa yang dikatakan oleh coachee.

    —6. Powerful Questioning; Seorang coach harus mampu memberikan pertanyaan-pertanyaan yang menjadikan seorang coachee bisa dan mau mengungkapkan informasi-informasi yang diperlukan. Pertanyaan yang tidak melompat-lompat, tapi mengalir dan terarah

    7. —Direct Communication; Seorang coach harus memiliki kemampuan untuk berbicara/berkomunikasi secara langsung dengan coachee, mengajak coachee untuk fokus pada apa yang ingin diraih.

    8. —Creating Awareness: Karena prioritas pada saat coaching adalah coachee centris / coachee oriented, maka seorang coach harus memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan semua hal guna membangun self awareness si coachee. Menyadarkan bahwa yang hendak berubah, yang punya kepentingan untuk tumbuh, yang akan mendapatkan manfaat adalah coachee, bukan coach.

    —9. —Planning & Goal Setting: Seorang coach harus mampu mempersuasi coachee agar fokus pada goalnya dan membuat rencana-rencana jangka pendek untuk meraih goal tersebut

    10. Designing Actions; Seorang coach harus memiliki kemampuan dalam mengarahkan coachee agar bisa membuat rencana-rencana aplikatif selama proses coaching berlangsung.

    11.Managing Progress & Accountability: Seorang coach harus bisa memastikan adanya progress dari coachee, dengan ukuran-ukuran yang bisa diamati, dihitung, dianalisa, dievaluasi. Sehingga pencapaian-pencapaian yang didapatkan oleh coachee tidak bias.

    Demikian beberapa kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang coach. Hal tersebut kami istilahkan dengan Coaching Tool. Kalau Anda mau menekuni coaching di bidang tertentu, maka Anda juga harus melengkapi tool (senjata/alat) di bidang tersebut. Misalnya Anda mau menjadi seorang Business Coaching, maka Anda sebaiknya (seharusnya?) melengkapi diri Anda dengan senjata/alat-alat yang bisa “memastikan” coachee Anda bisa sukses di dunia bisnis.

    Demikian juga kalau Anda mau menjadi seorang Parenting Coach, selain Anda harus menguasai coaching tool, Anda juga harus menguasai parenting tool.

    Jadi, masih yakin kalau anak SD bisa menjadi seorang coach…? hehe

    Jika Anda ingin belajar bagaimana menjadi seorang Professional Coach, silakan hubungi: 081 334 664 876

  • HARUSKAH SEORANG COACH LEBIH HEBAT DARI COACHEE…?

    Haruskah seoarang coach lebih hebat dibanding dengan seorang coachee?

    Tergantung apa definisi Anda tentang COACH? Kalau Anda definisikan seorang coach sama seperti consultant, mentor atau trainer, maka jawaban pertanyaan di atas adalah: (mungkin) YA, walaupun tidak harus juga. Karena sering para trainer, mentor dan consultant juga memberi materi, pengarahan dan konsultasi kepada orang yang lebih sukses, lebih kaya, lebih pintar dan sejenisnya.

    Tapi kalau Anda mendefinisikan seorang coach adalah sebagai mitra yang sejajar dengan coachee, maka seorang coach tidak harus lebih sukses, lebih wah, lebih berhasil dibanding coacheenya. Sebagaimana menurut ICF (International Coach Federation) bahwa coach adalah: “a patnering with clients, in thoughts-provoking, an creative process that inspires them to maximize their personal and professional potential.”

    Tapi kan lebih keren dan powerful kalau coach lebih sukses dibanding coachee?
    Iya sih, tapi itu bukan ‘kewajiban’ / keharusan jika Anda mau menekuni profesi sebagai seorang coach. Karena coaching lebih pada mengajak seseorang untuk belajar daripada mengajarinya (Whitmore, 2003). Lebih pada seni untuk memfasilitasi orang lain dalam bekerja agar lebih maksimal, dalam pembelajaran dan pengembangan orang lain (Downey, 2003). Coaching adalah proses seseorang mendampingi orang lain untuk mengail, bukan memberinya ikan.

    Bukankah Coach Angelo Dundee juga bukan seorang petinju, tapi dia mampu menjadikan Muhammad Ali sebagai petinju legendaris kelas dunia. José Mourinho juga tidak mahir main bola, tapi dia dikenal sebagai pelatih dengan kepribadian yang kuat dan mampu menanamkan mental juara di setiap tim yang ditanganinya. Meski strateginya acapkali dikritik karena memainkan sepak bola negatif, tapi dia adalah jaminan prestasi yang sahih. Tidak jarang Mourinho disebut ” pelatih spesialis piala ” dengan keberhasilannya merebut empat trofi domestik di empat negara yang berbeda. Dan masih banyak lagi contoh yang lainnya.

    Namun, sekali lagi, tentunya akan lebih powerful jika Anda adalah seorang pebisnis sukses lalu menjadi coach pebisnis-pebisnis yang lain. Tapi bukankah diatas langit masih ada langit? Bukankah semua pebisnis punya kekurangan dan kelemahan? Disitulah kita menawarkan diri kita untuk menjadi mitra (baca: coach) mereka guna meningkatkan prestasi yang sudah bisa diraih.

    Tentunya Anda harus membekali diri Anda terlebih dahulu dengan coaching tool dan business tool. Agar service yang Anda berikan bisa powerful.

    Menjadi seorang coach? Siapa Takut!

    …………….

    Bagi Anda yang mau belajar menjadi seorang coach professional, silakan hubungi: 0858 5549 4440 atau klik di: www.tips-indonesia.com/layanan/professional-coach