Oleh: Askan Setiabudi
Coach, Konsultan, Mentor, Trainer Bisnis, Marketing dan SDM
Keberuntungan Bukan Sekadar Takdir
Dalam dunia pendidikan tinggi, keberhasilan sering dikaitkan dengan kecerdasan, kerja keras, atau koneksi. Namun, di balik cerita sukses akademik, karier, atau penelitian, sering kita temukan unsur keberuntungan. Pertanyaannya: apakah keberuntungan itu murni kebetulan, atau bisa diciptakan?
Dr. Richard Wiseman, profesor psikologi dari University of Hertfordshire Inggris, menjawab pertanyaan ini dalam bukunya The Luck Factor (2003). Ia menyatakan bahwa keberuntungan dapat dibentuk melalui sikap mental dan perilaku tertentu. Melalui riset longitudinal terhadap lebih dari 400 orang selama 10 tahun, Wiseman menyimpulkan bahwa lucky people tidak pasif menunggu nasib baik, melainkan aktif menciptakannya.
Empat Pilar Utama “Luck Factor”
Dr. Wiseman merumuskan empat prinsip yang membentuk “faktor keberuntungan (luck factor)”:
- Menciptakan dan Memaksimalkan Peluang (Maximize Chance Opportunities)
Individu beruntung cenderung memiliki jaringan sosial luas, bersikap terbuka, dan senang mencoba hal baru. Mereka melihat lebih banyak kemungkinan karena menjelajah lebih banyak ruang. - Mengikuti Intuisi dan Naluri (Listen to Lucky Hunches)
Orang yang beruntung cenderung memercayai intuisi setelah diasah melalui pengalaman dan refleksi. Mereka lebih peka terhadap sinyal-sinyal kecil yang membantu pengambilan keputusan penting. - Mempunyai Harapan Positif (Expect Good Fortune)
Keyakinan bahwa hal baik akan terjadi menciptakan self-fulfilling prophecy. Ekspektasi positif menumbuhkan kepercayaan diri, optimisme, dan ketangguhan psikologis. - Mengubah Kemalangan Menjadi Keberuntungan (Turn Bad Luck into Good Luck)
Individu beruntung mampu melihat sisi baik dari kegagalan, belajar dari kesalahan, dan menemukan peluang baru di tengah kesulitan.
Penerapan Luck Factor di Kampus
Lingkungan akademik adalah tempat ideal untuk menanamkan prinsip-prinsip Luck Factor. Kampus merupakan ekosistem belajar, bereksperimen, membangun jaringan, serta menghadapi tantangan intelektual dan emosional. Berikut penerapan praktis untuk tiga kelompok utama di kampus:
1. Untuk Dosen: Menjadi Pengundang Peluang Riset dan Inovasi
Kolaborasi Multidisiplin:
Dosen yang membuka diri terhadap kolaborasi lintas jurusan, bahkan lintas negara, memperluas kemungkinan memperoleh hibah penelitian, publikasi, atau program pertukaran. Menurut Scopus, kolaborasi internasional meningkatkan kemungkinan sitasi artikel ilmiah sebesar 40% (Elsevier, 2022).
Mendengarkan Intuisi Akademik:
Topik-topik riset inovatif sering datang dari intuisi yang bersumber dari Tuhan atau ketertarikan (minat) pribadi. Dosen yang berani mengeksplorasi bidang baru cenderung lebih kreatif dan produktif. Mountford & Brown (2018) dalam Higher Education Research menekankan pentingnya academic autonomy dalam eksplorasi riset berbasis passion.
Melatih Optimisme Kognitif:
Dosen yang yakin proposalnya akan diterima cenderung menyusun argumen lebih kuat. Harapan positif bisa meningkatkan motivasi dan daya tahan saat menghadapi penolakan.
Refleksi Gagal Menjadi Sukses:
Kegagalan mendapatkan dana riset bisa dimaknai sebagai kesempatan memperbaiki metodologi dan memperkuat argumen. Prof. Amina Helmi (University of Groningen Belanda) gagal dua kali dalam proposal astronomi Eropa, namun akhirnya sukses setelah revisi ketiga.
2. Untuk Mahasiswa: Menjadi Magnet Keberuntungan Sejak Dini
Aktif Mencoba Hal Baru:
Mahasiswa yang mengikuti berbagai kegiatan seperti organisasi, lomba, magang, dan pertukaran pelajar memiliki lebih banyak peluang untuk “beruntung” menemukan karier atau beasiswa. Survei QS (2022) menemukan bahwa mahasiswa dengan aktivitas kampus yang aktif memiliki peluang 65% lebih cepat mendapat pekerjaan dibanding yang pasif.
Melatih Kepekaan dan Intuisi Karier:
Mahasiswa yang mengenal dirinya dan mendalami minat sejak awal lebih mudah menentukan arah studi dan profesi. Intuisi bisa dilatih dengan penguatan aktifitas spiritual.
Membentuk Harapan Positif:
Mengembangkan self-affirmation dan mindset bertumbuh (growth mindset) memupuk harapan positif. Carol Dweck (Stanford University) meneliti bahwa mahasiswa dengan growth mindset menjadikannya 30% lebih tahan terhadap stres akademik.
Mengubah Gagal jadi Peluang Belajar:
Nilai jelek atau gagal skripsi bukan akhir. Mahasiswa bisa menjadikan momen tersebut sebagai bahan introspeksi dan titik balik.
3. Untuk Tenaga Kependidikan (Tendik): Meningkatkan Kualitas Kerja dan Karier
Berani Inovasi Layanan:
Pegawai yang bisa melakukan efisiensi administrasi, sistem kerja digital, atau automasi proses mendapat peluang kenaikan karier lebih cepat.
Percaya Diri dan Intuisi Organisasional:
Tendik yang spiritualnya bagus dan mengenali ritme kerja organisasi mampu mengambil keputusan lebih baik meski dalam tekanan.
Menumbuhkan Budaya Apresiatif dan optimis:
Dengan ekspektasi positif terhadap masa depan, atasan dan rekan kerja, atmosfer kerja menjadi lebih sehat, suportif dan produktif.
Memaknai Masalah sebagai Proses:
Ketika sistem di kampus ada problem, pegawai yang tetap tenang dan solutif justru mendapat kepercayaan lebih. Barbara Fredrickson (UNC) mengembangkan teori broaden-and-build, yang menjelaskan bahwa emosi positif memperluas pikiran dan membangun sumber daya pribadi yang bagus.
Konsep Broaden-and-Build Theory of Positive Emotions adalah teori psikologi yang dikembangkan oleh Prof. Barbara Fredrickson (University of North Carolina, AS), yang menjelaskan bagaimana emosi positif seperti rasa syukur, kegembiraan, ketenangan, dan harapan dapat memperluas (broaden) cara berpikir dan membangun (build) sumber daya pribadi seseorang -baik secara psikologis, sosial, maupun fisik.
Emosi positif memperluas pola pikir seseorang. Misalnya:
- Orang yang merasa bahagia cenderung berpikir lebih kreatif.
- Rasa syukur membuat seseorang lebih terbuka terhadap kerja sama.
- Harapan mendorong pemikiran jangka panjang dan alternatif solusi.
Ketika kita sedang senang, kita tidak hanya menikmati momen itu -tetapi juga lebih siap menghadapi tantangan, mengambil risiko, dan belajar hal baru.
Emosi positif tidak hanya sementara, tapi membangun:
- Sumber daya intelektual: kemampuan berpikir strategis, problem solving
- Sumber daya sosial: relasi, jaringan, kepercayaan
- Sumber daya psikologis: resiliensi, kepercayaan diri
- Sumber daya fisik: imunitas tubuh yang lebih baik
Contoh Penerapan dalam Kehidupan Kampus
- Mahasiswa
Ketika mahasiswa merasa dihargai dan bersemangat, mereka lebih terbuka pada ide baru, kolaborasi, atau bahkan topik skripsi yang menantang.
Rasa percaya diri dan bangga bisa memperkuat motivasi belajar dan inisiatif akademik. - Dosen
Dosen yang mengalami kepuasan mengajar lebih mungkin mengembangkan metode baru dan kolaborasi penelitian lintas disiplin. - Karyawan (Tendik)
Lingkungan kerja yang mendukung dan positif membantu staf lebih tahan stres dan lebih solutif dalam menghadapi kendala administratif. Fredrickson & Joiner (2002) menunjukkan bahwa orang yang mengalami lebih banyak emosi positif akan membangun “spiral ke atas” (upward spiral) dalam kesehatan mental dan kinerja.
Broaden-and-Build Theory menjelaskan bahwa emosi positif bukan hanya membuat kita “merasa baik”, tetapi juga membentuk pribadi yang tangguh, terbuka, dan lebih siap menghadapi tantangan masa depan. Di lingkungan kampus, teori ini bisa dijadikan dasar untuk pengembangan karakter mahasiswa, program pelatihan dosen, hingga kebijakan kesejahteraan karyawan.
Bagi Anda yang mau menerapkan poin-poin luck factor dalam bisnis atau instansi Anda, sehingga terjadi luck factor dalam tim Anda, silakan call 0878-5993-3862 atau www.tips-indonesia.com.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa gabung ke group WA TIPS Indonesia
Office :
JAKARTA | SURABAYA | MALANG | BALI | PAMEKASAN | MAKASSAR | SEMARANG | BANDUNG | PALANGKARAYA | MEDAN
Kami Juga Melayani:
- Training Motivasi
- Outbound
- Leadership
- Service Excellent
- 8 Habit
- Hypnosis & Hypnotherapy
- ATV
- NLP
- Pelatihan Security
- DII
Media Sosial Kami yang Lain:
Website:
● www.askansetiabudi.com
● www.tips-indonesia.com
● www.kaliwaturafting.com
Instagram:
● https://www.instagram.com/outbound.batu
● https://www.instagram.com/tips.indonesia
Facebook:
● https://www.facebook.com/askan.setiabudi
● https://www.facebook.com/provideroutboundmalangbatu
Youtube:
● https://www.youtube.com/@askansetiabudi
● https://www.youtube.com/@outboundbatumurah
Tiktok:
● https://www.tiktok.com/@pusatpengembangansdm
● https://www.tiktok.com/@askansetiabudi
Tinggalkan Balasan