Setiap bisnis yang luaris, pasti menimbulkan keinginan pada orang lain untuk meniru bisnis tersebut. Walaupun bisa jadi dia tidak ada passion di bidang itu. Memang, dimana ada gula disitu ada semut. Dimana ada gadis cantik, disitu ada lelaki yang mengerumuni.
Bisnis yang mirip-mirip, baik secara produk, segmen dan lokasi usaha, seringkali disebut sebagai kompetitor. Biasanya kompetitor ini bisa mengurangi omset kita, bisa mematikan bisnis kita, tapi kadang bisa juga malah meledakkan omset kita. Nanti akan saya bahas kenapa kok bisa demikian.
Secara kasat mata, memang seakan-akan bisnis sejenis adalah kompetitor bagi kita. Tapi kalau kita mau berfikir dan berhati jernih, maka sebenarnya kompetitor adalah motivator buat kita. Kompetitor adalah alarm dan polisi tidur buat kita agar kita selalu terjaga.
Bagaimana tidak, bukankah dengan adanya kompetitor kita akan semakin semangat untuk memperbaiki kondisi internal bisnis kita. Dengan adanya kompetitor kita akan selalu berusaha kreatif agar satu langkah lebih maju dibanding kompetitor. Dengan adanya kompetitor kita akan terhindar dari zona nyaman yang seringkali menjadikan kita malas, terlena dan bisa menghancurkan bisnis kita.
Dalam NLP, hal tersebut dinamakan meta program menjauh. Kita akan bergerak maju karena rasa takut yg dihadirkan oleh kompetitor kita. Bukankah the power of ‘kepepet’ seringkali menjadikan kita jauh lebih semangat daripada the power of ‘ngisi dompet’?
Seringkali bisnis yang sejenis malah menjadikan bisnis kita semakin dikenal dan dicari orang, karena kompetitor ikut mengedukasi market yang sama dengan market kita. Apalagi kalau bisnis sejenis ini terkumpul disatu lokasi atau di satu jalan yang sama, maka alam bawah sadar konsumen akan lebih mudah diarahkan untuk menuju ke lokasi dimana bisnis-bisnis sejenis itu berada.
Misal, sentra HP dan laptop di HiTech Mall WTC Surabaya, sentra kripik tempe di Sanan Malang, sentra mebel di Bukir Pasuruan, sentra tas dan kerajinan kulit di Tanggulangin Sidoarjo, kampung inggris di Pare Kediri, pusat kurma di Ampel Surabaya, sentra kuliner di Sigura-gura dan Sunan Kalijogo Malang, dan senisnya.
Faktanya semua bisnis di daerah-daerah tersebut semakin ramai. Omsetnya tidak berkurang, malah semakin naik. Misalnya, warung ayamnelongso.com dan Sambal Mak Tin, dua warung yang suangat favorit di Malang ini malah semakin naik omsetnya. Walaupun di sepanjang jalan tersebut berjejer puluhan rumah makan merk yang lainnya, alhamdulillah omset kedua warung tersebut bisa menembus 2000-3500 porsi setiap harinya.
Rejeki tidak akan pernah tertukar. Maka, tidak perlu resah dan gelisah ketika ada kompetitor. Terus perbaiki ikhtiar dan kuatkan spiritual. InsyaAllah semakin sukses dan berkah. Jadi, masih takut dgn kompetitor? Kelaut aja….😀
*Ikuti pertemuan COACHING, CONSULTING DAN MENTORING: “Menjadikan Bisnis Anda Semakin BERSISTEM, Agar Bisnis Anda Bisa AUTO PILOT”
Catat tanggal mainnya: Kediri (22 Mei), Surabaya (25 Mei), Malang (26 Mei)
Led by: askansetiabudi.com
Presented by: SBCC (School of Business Coaching & Consulting) | lawangagung.com | ayamnelongso.com | tips-indonesia.com
WA: 0878 599 33862