Penulis: Askan

  • Mengapa UMKM dan Banyak Orang Memilih Cyber Mall Malang untuk Kebutuhan IT Mereka

    Mengapa UMKM dan Banyak Orang Memilih Cyber Mall Malang untuk Kebutuhan IT Mereka

    Di era digital, keputusan pelanggan tidak hanya didorong oleh harga atau ketersediaan produk, tetapi juga oleh persepsi merek, kemudahan pengalaman, dan bukti sosial. Bagi pelaku usaha dan konsumen di Malang, Cyber Mall Malang telah berkembang menjadi lebih dari sekadar pusat belanja; ia bertransformasi menjadi pusat ekosistem IT yang menjawab kebutuhan perangkat keras, servis, konsultasi, dan kolaborasi bisnis. Artikel ini membahas mengapa banyak UMKM, startup, dan konsumen memilih Cyber Mall Malang dari perspektif branding dan marketing, serta bagaimana bisnis lain bisa belajar dari model tempat ini.

    1. Positioning yang Jelas: dari Mall ke “Pusat IT”

    Salah satu fondasi kuat Cyber Mall Malang adalah positioning yang konsisten. Bukannya mencoba menjadi serba ada, mall ini menonjolkan diri pada kategori khusus: teknologi dan layanan IT. Dalam pemasaran, fokus seperti ini memudahkan pencitraan (brand image) — ketika audiens mencari “servis laptop”, “toko komponen”, atau “rakitan PC”, lokasi yang secara konsisten berasosiasi dengan kata-kata tersebut akan lebih cepat dipercaya.

    Untuk UMKM, bekerjasama atau membuka usaha di lokasi yang sudah terposisikan sebagai pusat IT memberikan keuntungan branding instan: asosiasi kualitas, keahlian, dan kemudahan akses. Ini adalah shortcut reputasi yang sangat bernilai untuk bisnis baru yang butuh membangun kepercayaan cepat.

    2. Bukti Sosial & Trust Signals yang Kuat

    Branding tidak lepas dari bukti sosial. Mall yang memuat banyak toko dengan spesialisasi serupa menghadirkan sinyal kepercayaan: banyak tenant berarti ekosistem yang sehat, kompetisi yang sehat juga menyaring pemain berkualitas. Pengunjung mendapatkan validasi saat melihat queue teknisi, testimoni pelanggan, atau display produk asli dan garansi.

    Strategi pemasaran berbasis bukti sosial yang efektif mencakup:

    • Menampilkan testimonial pelanggan nyata di signage atau web.
    • Menyediakan studi kasus singkat di website tenant atau di halaman profil mall.
    • Mengadakan demo produk / servis live — yang juga berfungsi sebagai konten pemasaran.

    UMKM yang berjualan di sana dapat memanfaatkan bukti sosial ini untuk mempercepat keputusan pembelian dari calon pelanggan.

    3. Pengalaman Omnichannel sebagai Nilai Jual Marketing

    Pengunjung modern menginginkan kelancaran antara online dan offline. Cyber Mall Malang berpotensi (dan di banyak kasus memang) menawarkan pengalaman O2O (online-to-offline): pemesanan online komponen, pengambilan di toko, servis cepat dengan notifikasi via WhatsApp, dan layanan after-sales. Bagi pemilik merek, kemampuan menawarkan omnichannel adalah poin jual (unique selling proposition) yang bisa dicantumkan dalam semua materi pemasaran.

    Dari sisi branding, omnichannel juga meningkatkan brand consistency: pesan, harga promosi, dan layanan yang selaras di web, media sosial, dan toko fisik membuat merek terlihat profesional dan terpercaya.

    4. Co-Marketing dan Event sebagai Penguat Brand

    Mall yang aktif mengadakan event — workshop, pelatihan teknisi, launching produk, hingga bazar komunitas — secara efektif menciptakan momen pemasaran yang bernilai tinggi. Event marketing memberikan kesempatan bagi UMKM untuk:

    • Memperkenalkan produk secara langsung ke target pasar.
    • Mengumpulkan leads lewat pendaftaran atau undian.
    • Memanfaatkan jaringan tenant untuk cross-promotion.

    Kolaborasi co-marketing antara tenant dan manajemen mall (misalnya paket promosi bersama, banner di area strategis, posting bersama di akun media sosial mall) memperbesar jangkauan kampanye dan menurunkan biaya per-akuisisi pelanggan.

    5. Visual Merchandising & Display: Pengaruh terhadap Konversi

    Branding offline bergantung kuat pada visual. Tata display yang baik, signage jelas, dan area demo membuat produk teknis jadi lebih mudah dimengerti oleh pelanggan awam. Cyber Mall Malang, dengan konsentrasi toko IT, cenderung mengikuti praktik visual merchandising yang meningkatkan konversi:

    • Area demo untuk produk gaming atau periferal.
    • Display “bundle” untuk solusi UMKM (printer + komputer + POS).
    • Signage garansi dan sertifikasi teknisi yang menambah rasa aman pembeli.

    Sebagai strategi marketing, UMKM harus memanfaatkan titik-titik visual ini untuk menunjukkan value proposition secara instan.

    6. Ekosistem After-Sales: Membangun Loyalitas Merek

    Salah satu alasan pelanggan kembali adalah ketersediaan after-sales yang bisa diandalkan: garansi, servis cepat, suku cadang. Mall yang memiliki jaringan teknisi dan toko suku cadang meminimalkan risiko bagi pelanggan. Dalam branding, janji layanan purna jual yang kuat menjadi bagian dari proposisi merek — bukan hanya klaim promosi semata.

    UMKM yang menjual hardware atau menawarkan layanan terkait perlu menjadikan after-sales sebagai bagian dari pesan brand: “Beli di sini, servis dekat, garansi jelas.”

    7. Keuntungan Jaringan & Kemitraan Lokal

    Di luar pelanggan ritel, Cyber Mall Malang juga melayani kebutuhan usaha: rental peralatan, pengadaan komponen untuk kantor, hingga jasa rakit PC untuk event. Kekuatan jaringan lokal — relasi antar tenant, supplier, dan manajemen mall — menciptakan ekosistem yang mempermudah kolaborasi B2B. Ini adalah aset strategis bagi UMKM yang ingin scale tanpa harus membangun supply chain dari nol.

    8. Cara UMKM Memaksimalkan Presence di Cyber Mall Malang (Rekomendasi Marketing)

    1. Konsisten dengan brand identity: desain booth, logo, dan materi promosi harus selaras dengan pesan online.
    2. Gunakan bukti sosial: tampilkan testimoni pelanggan, foto before-after servis, dan sertifikat teknisi.
    3. Ikut event dan workshop: manfaatkan event mall untuk menjangkau audiens baru.
    4. Jalankan program co-marketing: tawarkan diskon khusus bagi pelanggan mall, ikut promosi bersama manajemen.
    5. Optimalkan omnichannel: info stok dan layanan di website, reservasi via chat, pick-up in-store.

    Cyber Mall Malang sebagai Mesin Branding dan Growth

    Pilihan UMKM dan konsumen untuk berbelanja atau mencari layanan IT di Cyber Mall Malang bukan semata karena ada banyak toko di satu tempat. Lebih dari itu, ini adalah hasil kombinasi posisi yang jelas, bukti sosial, pengalaman omnichannel, event marketing, visual merchandising, layanan after-sales, dan jaringan kemitraan — semua unsur yang membuat sebuah lokasi menjadi trusted hub dalam persepsi publik. Bagi pelaku usaha yang ingin memperkuat brand di ranah IT, kehadiran di ekosistem seperti Cyber Mall Malang bisa menjadi strategi marketing dan growth yang efektif.

  • STRATEGI PEMASARAN YENNI’S CAKE TUBAN

    STRATEGI PEMASARAN YENNI’S CAKE TUBAN

    Askan Setiabudi

    Konsultan, Coach, Mentor, Trainer Bisnis & Marketing.

    Di tengah persaingan bisnis kuliner yang semakin ketat, pelaku usaha roti dan cake lokal seperti Yenni’s Cake di Tuban mulai melirik strategi pemasaran modern untuk menembus pasar lebih luas dan meningkatkan omzet. Target besar pun dicanangkan: mencapai omzet Rp 60 juta per hari.

    Namun, bagaimana strategi konkret agar bisnis cake lokal bisa mencapai angka sebesar itu? Berikut beberapa langkah strategis berbasis data, riset pemasaran, dan pengalaman UMKM kuliner di Indonesia.

    1. Menyasar Segmen Acara dan Korporat

    Pasar roti dan cake tidak hanya terbatas pada pembelian pribadi. Yenni’s Cake bisa fokus pada segmen acara besar, seperti ulang tahun, pernikahan, acara perusahaan, hingga seminar kampus.

    Paket-paket khusus dengan desain menarik dan rasa premium sangat dibutuhkan untuk event besar. Jika satu event memesan cake senilai Rp 5 juta, cukup 12 event per hari untuk menembus omzet Rp 60 juta.

    “Pasar korporat dan event organizer adalah ladang emas bagi bakery lokal yang bisa menyediakan layanan cepat dengan produk berkualitas,” ungkap Dr. Ratna Utami, pakar pemasaran UMKM dari Universitas Negeri Surabaya (UNESA).

    2. Digital Marketing Jadi Kunci Utama

    Di era serba digital, kekuatan media sosial seperti Instagram, Facebook, TikTok, dan WhatsApp Business tidak bisa diabaikan. Konten video singkat, testimoni pelanggan, dan behind the scenes (di balik layar) produksi cake bisa menjadi daya tarik tersendiri.

    Studi dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo menunjukkan bahwa strategi digital marketing dapat meningkatkan penjualan UMKM hingga 300% dalam waktu 6 bulan. (IJLER, Indonesian Journal of Learning Education and Research, 2023).

    Selain itu, penggunaan iklan digital berbayar (Facebook Ads & Instagram Ads) dengan segmentasi geografis Tuban dan kota sekitarnya seperti Bojonegoro, Lamongan, hingga Gresik bisa menjaring pelanggan baru setiap hari.

    3. Diversifikasi Produk: Dari Ritel Hingga Premium

    Untuk memenuhi target omzet harian yang tinggi, diversifikasi produk sangat penting. Yenni’s Cake perlu menawarkan berbagai varian:

    -Cake ritel harian (Rp 30–100 ribu)

    -Custom cake acara besar (minimal Rp 1 juta per acara)

    -Paket bundling (kado ulang tahun, hampers Lebaran, Natal, Imlek, dll)

    -Catering roti dan snack box untuk kantor, sekolah, kampus, komunitas, arisan, dll.

    Dengan kombinasi produk ritel dan pesanan besar, Yenni’s Cake bisa menjaga volume penjualan tinggi dan margin keuntungan stabil.

    4. Maksimalkan Layanan Pengiriman

    Pelanggan saat ini lebih suka yang praktis. Layanan pesan antar yang cepat dan aman menjadi nilai tambah penting. Yenni’s Cake bisa bekerja sama dengan ojek online lokal atau membentuk tim delivery sendiri untuk wilayah Tuban dan sekitarnya.

    Menurut riset dari Universitas Airlangga, layanan pengiriman yang cepat dan tepat waktu meningkatkan loyalitas pelanggan sebesar 70%. (UNAIR Business Review, 2022)

    5. Kerja Sama dengan Komunitas dan Institusi

    Potensi pasar lokal sangat besar jika dibuka lewat kolaborasi. Yenni’s Cake bisa menggandeng:

    -Sekolah dan kampus: untuk kebutuhan snack dan kue acara

    -Wedding organizer lokal: sebagai vendor kue utama

    -Hotel dan kafe: sebagai supplier kue harian

    -Komunitas ibu-ibu PKK dan UMKM: untuk promosi word-of-mouth

    -Dll

    6. Penguatan Branding dan Citra Lokal

    Salah satu daya tarik unik adalah kekuatan lokal. Yenni’s Cake bisa mengusung slogan seperti:

    “Kue Lezat dari Tuban, untuk Momen Kebahagiaan”

    Penggunaan bahan lokal, desain cake khas budaya Jawa, serta cerita brand yang kuat bisa menciptakan koneksi emosional dengan pelanggan. Ini sejalan dengan teori brand storytelling yang dipopulerkan oleh Philip Kotler dalam buku Marketing 5.0.

    7. Sistem Pre-order dan Langganan Korporat

    Agar produksi lebih terencana dan tidak mubazir, sistem pre-order 1–3 hari sebelumnya dapat diterapkan. Untuk pelanggan tetap seperti kantor, sekolah, dan hotel, ditawarkan paket langganan mingguan atau bulanan dengan harga khusus.

    Model langganan seperti ini terbukti efektif di luar negeri. Studi dari Harvard Business Review menyatakan bahwa pelanggan yang berlangganan menyumbang 50–80% omzet stabil di bisnis makanan premium.

    Siap Jadi Brand Kue Ikonik dari Tuban

    Dengan strategi yang matang, kombinasi digital dan offline, serta pelayanan terbaik, Yenni’s Cake memiliki peluang besar menjadi ikon kuliner dari Tuban. Target omzet Rp 60 juta per hari memang ambisius, tetapi bukan mustahil jika didukung dengan sistem, tim, dan pemasaran yang terstruktur.

    “Kuncinya bukan hanya pada produk yang enak, tapi juga bagaimana membangun hubungan, pengalaman, dan nilai di mata konsumen,” kata Dosen Pemasaran dari Universitas Brawijaya, Dr. Eko Prasetyo.

    [Tentang Yenni’s Cake]

    Yenni’s Cake adalah usaha roti dan kue asal Tuban yang telah melayani ribuan pelanggan sejak berdiri. Menyediakan berbagai jenis cake ulang tahun, custom cake, snack box, hingga kue hantaran. Saat ini melayani pemesanan via WA dan Instagram dengan pengiriman ke Tuban dan sekitarnya. Saat ini Yenni’s Cake juga melayani kemitraan / franchise di berbagai kota di Tuban dan sekitarnya.

    Bagi Anda yang mau mendapatkan program Training, Mentoring, Coaching dan Cosulting bersama kami, silakan japri ke: 0813-3466-4876 atau www.tips-indonesia.com.

  • Strategi Menjual Properti Syariah di Pamekasan agar Omset Meroket

    Strategi Menjual Properti Syariah di Pamekasan agar Omset Meroket

    By: Askan Setiabudi (Konsultan, Coach, Mentor, Trainer Bisnis dan Marketing)

    Meningkatnya Tren Properti Syariah

    Dalam lima tahun terakhir, pasar properti syariah di Indonesia tumbuh pesat. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya bertransaksi tanpa riba dan dengan akad yang sesuai syariat menjadi pendorong utama. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK, 2024), pertumbuhan sektor pembiayaan syariah mencapai lebih dari 10% per tahun, sebuah angka yang mencerminkan kebutuhan tinggi terhadap hunian halal dan transparan.

    Khusus di Pamekasan, Madura, peluang bisnis ini semakin besar. Daerah yang dikenal religius, dengan ratusan pondok pesantren dan masyarakat berorientasi nilai Islam, menjadi pasar yang sangat potensial. Menurut BPS Pamekasan (2024), pertumbuhan ekonomi daerah mencapai 4,88%, dan sektor properti menjadi salah satu penopang konsumsi domestik.

    Properti syariah bukan hanya soal rumah tanpa bunga. Lebih dari itu, ia menawarkan ketenangan hati dan keberkahan transaksi. Dalam perspektif Islam, akad menjadi inti dari semua bentuk transaksi. Fatwa DSN-MUI No. 73/DSN-MUI/XI/2008 tentang Musyarakah Mutanaqisah menegaskan pentingnya prinsip kerja sama yang adil antara pengembang dan pembeli.

    Musyarakah Mutanaqisah (MMQ) adalah akad kerja sama kepemilikan (musyarakah) antara dua pihak -biasanya pembeli dan lembaga keuangan/developer– di mana porsi kepemilikan salah satu pihak berkurang secara bertahap seiring pembayaran oleh pihak lainnya.

    Kata “mutanaqisah” berarti “menyusut” atau “berkurang”, karena kepemilikan salah satu pihak akan berkurang seiring waktu sampai akhirnya berpindah seluruhnya kepada pihak lain (biasanya pembeli).

    Menurut Prof. Ascarya (BI Institute), akad yang sesuai syariat adalah value proposition yang membedakan properti syariah dari properti konvensional. Ia bukan hanya memenuhi aspek hukum, tapi juga memenuhi kebutuhan spiritual masyarakat Muslim modern.

    Mengenali Karakteristik Pasar Madura

    Masyarakat Pamekasan dikenal religius, kolektif, dan sangat memperhatikan reputasi serta kejujuran dalam bertransaksi. Dalam riset Universitas Trunojoyo Madura (2023), lebih dari 70% responden menyatakan bahwa faktor kehalalan dan kejelasan akad menjadi pertimbangan utama dalam membeli rumah.

    Segmentasi pasar yang potensial di Pamekasan meliputi:

    1. Pebisnis tembakau, garam, rokok, dan sejenisnya.
    2. Keluarga muda: yang mencari rumah pertama dengan cicilan ringan.
    3. ASN dan guru: dengan pendapatan stabil.
    4. Perantau Madura yang ingin investasi rumah untuk keluarga di kampung halaman.
    5. Investor (local) yang melihat peluang kos syariah dan rumah sewa dekat pesantren.

    Strategi Pemasaran: Antara Syariah dan Kearifan Lokal

    Menurut Hermawan Kartajaya dan M. Syakir Sula (2006) dalam buku Syariah Marketing, pemasaran syariah bukan sekadar menjual produk halal, tapi juga menjual dengan cara yang halal. Prinsip ini sangat relevan di Pamekasan.

    Strategi konkret yang bisa diterapkan:

    1. Menggunakan testimoni tokoh agama, pengusaha tembakau dan pembeli lokal dalam bahasa Madura untuk membangun kepercayaan.
    2. Edukasi publik: lewat seminar “Membeli Rumah Tanpa Riba” di pondok pesantren, mall, sekolah, dk.
    3. Konten digital edukatif, seperti perbandingan antara KPR konvensional dan KPR syariah di media sosial.
    4. Program referral atau bonus bagi pembeli yang merekomendasikan teman.
    5. Pendekatan berbasis etika dan budaya local. Selain bisa ini meningkatkan penjualan, juga memperkuat brand sebagai pengembang yang amanah dan islami.

    Digitalisasi dan Kolaborasi

    Riset PwC (2025) menyebutkan bahwa 70% calon pembeli properti kini mencari informasi melalui platform digital. Artinya, pengembang properti syariah di Pamekasan tidak cukup hanya mengandalkan spanduk dan brosur.

    Strategi baru yang terbukti efektif meliputi:

    1. Optimasi media sosial (Instagram, TikTok, Facebook Ads) dengan konten video singkat dan edukatif
    2. Kolaborasi dengan Bank Syariah Indonesia (BSI), BMT, koperasi pesantren, dll untuk membantu pembiayaan.
    3. Kemitraan dengan agen properti lokal yang memahami karakter masyarakat Madura.
    4. Menentukan buyer persona dari pembeli property, lalu focuskan marketing pada mereka.

    Dengan strategi omnichannel, menggabungkan offline dan online,  developer bisa menjangkau pasar yang lebih luas dan meningkatkan tingkat closing secara signifikan.

    Pelayanan dan Reputasi: Kunci Keberlanjutan

    Dalam masyarakat Madura, reputasi lebih berharga daripada iklan. Kejujuran, ketepatan janji, dan kualitas bangunan akan menjadi promosi alami yang jauh lebih efektif daripada biaya marketing besar.

    CSR berbasis lokal, seperti pembangunan mushola, beasiswa santri, atau penghijauan lingkungan perumahan, juga dapat memperkuat loyalitas masyarakat terhadap brand. Riset Universitas Airlangga (2022) menunjukkan bahwa CSR berbasis nilai sosial dapat meningkatkan kepercayaan konsumen hingga 37%.

    Kesimpulan: Membangun Keberkahan dan Keuntungan Bersama

    Menjual properti syariah di Pamekasan bukan sekadar mencari omset, melainkan membangun ekosistem ekonomi halal yang memberdayakan masyarakat.

    Jika developer mampu memadukan akad syariah yang benar, produk yang sesuai daya beli, strategi pemasaran berbasis nilai Islam dan budaya lokal, serta layanan yang beretika, maka peningkatan omset bukan hanya mungkin, tapi pasti.

    Properti syariah adalah wujud dari ekonomi berkeadilan: menguntungkan pengembang, memberkahi pembeli, dan menumbuhkan daerah.

    Bagi Anda yang mau konsultasi atau belajar bisnis, marketing, SDM, SOP, dll, silakan menghubungi: 0858-5549-4440 atau www.askansetiabudi.com.

  • Potensi Bisnis Frozen Food di Malang dan Sekitarnya

    Askan Setiabudi
    Konsultan, Coach, Mentor & Trainer Bisnis

    1. Skala Pasar Nasional & Potensi Lokal

    Pasar nasional Indonesia mencatat nilai pasar frozen food sebesar sekitar USD 3,4 miliar pada 2024, dengan proyeksi pertumbuhan rata-rata sebesar CAGR 6,3% hingga 2033, mencapai sekitar USD 5,9 miliar [IMARC Group]. Laporan lain memperkirakan pertumbuhan hingga 6,8% per tahun hingga 2031 [GMI Research].

    Malang Raya (Greater Malang) memiliki populasi sekitar 3 juta jiwa (mid-2024) dan GDP regional sekitar Rp 241.950 triliun (2023) [Wikipedia]. Kota Malang dikenal sebagai pusat pendidikan dengan banyak mahasiswa serta kawasan urban yang berkembang, sehingga menciptakan basis konsumen besar untuk produk cepat saji seperti frozen food [Tugumalang.id].

    2. Contoh Nyata: Salah satu Frozen Food di Malang

    CV. XYZ, perusahaan dari Probolinggo yang sudah ekspor ke Malaysia dan Australia (nilai ekspor mencapai Rp 55 miliar/tahun), mulai merambah pasar Malang sejak 2020. Saat ini mereka memiliki sekitar 50 reseller di Malang, dengan omzet mencapai Rp 200 juta per bulan. Target ke depan: Rp 400 juta per bulan untuk wilayah Malang [Tugumalang.id].

    Ini menjadi indikator valid bahwa pasar frozen food di Malang memiliki potensi nyata dan tumbuh, terutama untuk produk berbasis seafood dan olahan praktis bagi mahasiswa dan pekerja urban [Tugumalang.id].

    3. Faktor Pendukung & Tren yang Menguat

    • Gaya hidup modern dan praktis meningkat, terutama di kota pendidikan seperti Malang.
    • Perkembangan cold chain logistics (contoh: layanan Anteraja Frozen) mendukung distribusi makanan beku.
    • Digitalisasi ritel dan e-commerce memudahkan akses ke produk frozen food.
    • Kesadaran keamanan & kebersihan makanan meningkat, membuat produk kemasan beku mendapatkan kepercayaan konsumen.

    4. Insight dari Pelaku Usaha dan Konsumen

    • Model bisnis lokal seperti XYZ Frozen Food (reseller dengan modal Rp 250 rb) dan Kyz Frozen Food (dropshipper dengan margin 20–30%) menunjukkan peluang usaha dengan modal ringan.
    • Harga frozen food relatif mahal dibanding bahan baku lokal, namun kenyamanan tetap menjadi daya tarik utama.
    • Saran UMKM: lakukan riset pasar dan tes produk karena selera pemilik produk belum tentu sama dengan selera pasar.

    Saran Untuk Pengembang Usaha

    1. Lakukan survei lokal untuk memahami jenis frozen food yang banyak dicari (seafood, nugget, sempol Malang, dll.).
    2. Bangun produk yang punya keunikan: sehat, lokal, kemasan menarik, inovasi rasa lokal.
    3. Gunakan model bisnis fleksibel: online, reseller, dropship, hingga gerai kecil.
    4. Manfaatkan e-commerce dan layanan antar dengan cold chain untuk jangkauan luas.
    5. Jaga reputasi dan legalitas—PIRT/BPOM/halal, kualitas dan kebersihan produk.
    6. Promosi kreatif di medsos seperti Instagram, TikTok, juga kerja sama kampus.

    Kesimpulan

    Potensi bisnis frozen food di Malang dan sekitarnya sangat menjanjikan. Dengan kombinasi permintaan yang tinggi, contoh omzet terbukti (seperti XYZ Seafoods), serta tren modern yang mendukung, peluangnya besar. Strategi yang tepat, riset pasar yang matang, serta inovasi produk bisa menjadikan usaha ini sangat menguntungkan dan berkembang pesat di Malang Raya.

    Mau jadi grosir, agen, reseller, dropshipper, distributor frozen food?
    Silakan japri ke: 0858-5549-4440.

  • Cara Menghandle Komplain Klien Di Jasa Outbound Training

    Cara Menghandle Komplain Klien Di Jasa Outbound Training

    Askan Setiabudi
    (Owner www.outboundindonesia.com)

    Kemampuan handle complain sangatlah penting, karena menentukan apakah klien masih mau bekerja sama lagi atau justru meninggalkan kita.

    Berikut step by step dalam menangani komplain klien yang kecewa:

    1. Dengarkan & Jangan Membantah
      Biarkan klien menyampaikan semua keluhannya dulu. Tunjukkan empati, jangan langsung membela diri.“Baik Pak/Bu, terima kasih sudah menyampaikan, kami paham ini membuat Njenengan dan tim tidak nyaman.”
    2. Minta Maaf Secara Tulus.
      Akui kekurangan, meski sebagian bukan murni kesalahan kita. “Kami mohon maaf atas pelayanan yang belum sesuai harapan Bapak/Ibu. Ini jadi evaluasi penting bagi tim kami.”
    3. Tanyakan Detail Masalah.
      Gali lebih dalam, masalahnya ada di mana (fasilitator, games, konsumsi, fasilitas, atau komunikasi). “Boleh kami tahu Bapak/Ibu di bagian mana yang paling mengecewakan, agar bisa kami perbaiki segera?”
    4. Berikan Solusi Cepat & Jelas.
      Kalau masalah bisa langsung ditangani maka selesaikan langsung di tempat. Jika butuh waktu, maka sampaikan langkah tindak lanjut. “Sebagai bentuk tanggung jawab, kami siap memberikan sesi tambahan/fasilitas pengganti tanpa biaya.”
    5. Follow Up Setelah Solusi
      Hubungi kembali setelah solusi diberikan, tanyakan kepuasan klien. “Bagaimana setelah kegiatan tambahan kemarin, apakah sudah lebih sesuai dengan harapan Bapak/Ibu?”
    6. Berikan Kompensasi (Jika Perlu)
      Bisa berupa diskon, bonus sesi, atau voucher training berikutnya. “Sebagai permohonan maaf, kami berikan diskon 25% untuk program outbound berikutnya.”
    7. Evaluasi Internal.
      Setelah masalah selesai, lakukan rapat evaluasi dengan tim. Catat apa yang harus diperbaiki agar tidak terulang. Lakukan pelatihan secara berkala pada tim.

    Berikut ini adalah contoh SOP jawaban ke klien yang kecewa,

    “Terima kasih Bapak/Ibu sudah menyampaikan masukannya. Kami mohon maaf atas pelayanan outbound kemarin yang belum sesuai harapan. Masukan ini sangat berharga untuk kami. Sebagai bentuk tanggung jawab, kami siap memberikan sesi tambahan khusus tanpa biaya, serta perbaikan fasilitas pada kegiatan berikutnya. Kami pastikan hal ini tidak akan terulang. Kami berharap tetap bisa menjadi partner Bapak/Ibu dalam program berikutnya.”

  • Mengundang Keberuntungan di Kampus: Penerapan Luck Factor dari Dr. Richard Wiseman bagi Dosen, Mahasiswa, dan Karyawan

    Mengundang Keberuntungan di Kampus: Penerapan Luck Factor dari Dr. Richard Wiseman bagi Dosen, Mahasiswa, dan Karyawan

    Oleh: Askan Setiabudi
    Coach, Konsultan, Mentor, Trainer Bisnis, Marketing dan SDM

    Keberuntungan Bukan Sekadar Takdir

    Dalam dunia pendidikan tinggi, keberhasilan sering dikaitkan dengan kecerdasan, kerja keras, atau koneksi. Namun, di balik cerita sukses akademik, karier, atau penelitian, sering kita temukan unsur keberuntungan. Pertanyaannya: apakah keberuntungan itu murni kebetulan, atau bisa diciptakan?

    Dr. Richard Wiseman, profesor psikologi dari University of Hertfordshire Inggris, menjawab pertanyaan ini dalam bukunya The Luck Factor (2003). Ia menyatakan bahwa keberuntungan dapat dibentuk melalui sikap mental dan perilaku tertentu. Melalui riset longitudinal terhadap lebih dari 400 orang selama 10 tahun, Wiseman menyimpulkan bahwa lucky people tidak pasif menunggu nasib baik, melainkan aktif menciptakannya.

    Empat Pilar Utama “Luck Factor”

    Dr. Wiseman merumuskan empat prinsip yang membentuk “faktor keberuntungan (luck factor)”:

    1. Menciptakan dan Memaksimalkan Peluang (Maximize Chance Opportunities)
      Individu beruntung cenderung memiliki jaringan sosial luas, bersikap terbuka, dan senang mencoba hal baru. Mereka melihat lebih banyak kemungkinan karena menjelajah lebih banyak ruang.
    2. Mengikuti Intuisi dan Naluri (Listen to Lucky Hunches)
      Orang yang beruntung cenderung memercayai intuisi setelah diasah melalui pengalaman dan refleksi. Mereka lebih peka terhadap sinyal-sinyal kecil yang membantu pengambilan keputusan penting.
    3. Mempunyai Harapan Positif (Expect Good Fortune)
      Keyakinan bahwa hal baik akan terjadi menciptakan self-fulfilling prophecy. Ekspektasi positif menumbuhkan kepercayaan diri, optimisme, dan ketangguhan psikologis.
    4. Mengubah Kemalangan Menjadi Keberuntungan (Turn Bad Luck into Good Luck)
      Individu beruntung mampu melihat sisi baik dari kegagalan, belajar dari kesalahan, dan menemukan peluang baru di tengah kesulitan.

    Penerapan Luck Factor di Kampus

    Lingkungan akademik adalah tempat ideal untuk menanamkan prinsip-prinsip Luck Factor. Kampus merupakan ekosistem belajar, bereksperimen, membangun jaringan, serta menghadapi tantangan intelektual dan emosional. Berikut penerapan praktis untuk tiga kelompok utama di kampus:

    1. Untuk Dosen: Menjadi Pengundang Peluang Riset dan Inovasi

      Kolaborasi Multidisiplin:
      Dosen yang membuka diri terhadap kolaborasi lintas jurusan, bahkan lintas negara, memperluas kemungkinan memperoleh hibah penelitian, publikasi, atau program pertukaran. Menurut Scopus, kolaborasi internasional meningkatkan kemungkinan sitasi artikel ilmiah sebesar 40% (Elsevier, 2022).

      Mendengarkan Intuisi Akademik:
      Topik-topik riset inovatif sering datang dari intuisi yang bersumber dari Tuhan atau ketertarikan (minat) pribadi. Dosen yang berani mengeksplorasi bidang baru cenderung lebih kreatif dan produktif. Mountford & Brown (2018) dalam Higher Education Research menekankan pentingnya academic autonomy dalam eksplorasi riset berbasis passion.

      Melatih Optimisme Kognitif:
      Dosen yang yakin proposalnya akan diterima cenderung menyusun argumen lebih kuat. Harapan positif bisa meningkatkan motivasi dan daya tahan saat menghadapi penolakan.

      Refleksi Gagal Menjadi Sukses:
      Kegagalan mendapatkan dana riset bisa dimaknai sebagai kesempatan memperbaiki metodologi dan memperkuat argumen. Prof. Amina Helmi (University of Groningen Belanda) gagal dua kali dalam proposal astronomi Eropa, namun akhirnya sukses setelah revisi ketiga.

      2. Untuk Mahasiswa: Menjadi Magnet Keberuntungan Sejak Dini

        Aktif Mencoba Hal Baru:
        Mahasiswa yang mengikuti berbagai kegiatan seperti organisasi, lomba, magang, dan pertukaran pelajar memiliki lebih banyak peluang untuk “beruntung” menemukan karier atau beasiswa. Survei QS (2022) menemukan bahwa mahasiswa dengan aktivitas kampus yang aktif memiliki peluang 65% lebih cepat mendapat pekerjaan dibanding yang pasif.

        Melatih Kepekaan dan Intuisi Karier:
        Mahasiswa yang mengenal dirinya dan mendalami minat sejak awal lebih mudah menentukan arah studi dan profesi. Intuisi bisa dilatih dengan penguatan aktifitas spiritual.

        Membentuk Harapan Positif:
        Mengembangkan self-affirmation dan mindset bertumbuh (growth mindset) memupuk harapan positif. Carol Dweck (Stanford University) meneliti bahwa mahasiswa dengan growth mindset menjadikannya 30% lebih tahan terhadap stres akademik.

        Mengubah Gagal jadi Peluang Belajar:
        Nilai jelek atau gagal skripsi bukan akhir. Mahasiswa bisa menjadikan momen tersebut sebagai bahan introspeksi dan titik balik.

        3. Untuk Tenaga Kependidikan (Tendik): Meningkatkan Kualitas Kerja dan Karier

          Berani Inovasi Layanan:
          Pegawai yang bisa melakukan efisiensi administrasi, sistem kerja digital, atau automasi proses mendapat peluang kenaikan karier lebih cepat.

          Percaya Diri dan Intuisi Organisasional:
          Tendik yang spiritualnya bagus dan mengenali ritme kerja organisasi mampu mengambil keputusan lebih baik meski dalam tekanan.

          Menumbuhkan Budaya Apresiatif dan optimis:
          Dengan ekspektasi positif terhadap masa depan, atasan dan rekan kerja, atmosfer kerja menjadi lebih sehat, suportif dan produktif.

          Memaknai Masalah sebagai Proses:
          Ketika sistem di kampus ada problem, pegawai yang tetap tenang dan solutif justru mendapat kepercayaan lebih. Barbara Fredrickson (UNC) mengembangkan teori broaden-and-build, yang menjelaskan bahwa emosi positif memperluas pikiran dan membangun sumber daya pribadi yang bagus.

          Konsep Broaden-and-Build Theory of Positive Emotions adalah teori psikologi yang dikembangkan oleh Prof. Barbara Fredrickson (University of North Carolina, AS), yang menjelaskan bagaimana emosi positif seperti rasa syukur, kegembiraan, ketenangan, dan harapan dapat memperluas (broaden) cara berpikir dan membangun (build) sumber daya pribadi seseorang -baik secara psikologis, sosial, maupun fisik.

          Emosi positif memperluas pola pikir seseorang. Misalnya:

          • Orang yang merasa bahagia cenderung berpikir lebih kreatif.
          • Rasa syukur membuat seseorang lebih terbuka terhadap kerja sama.
          • Harapan mendorong pemikiran jangka panjang dan alternatif solusi.

          Ketika kita sedang senang, kita tidak hanya menikmati momen itu -tetapi juga lebih siap menghadapi tantangan, mengambil risiko, dan belajar hal baru.

          Emosi positif tidak hanya sementara, tapi membangun:

          • Sumber daya intelektual: kemampuan berpikir strategis, problem solving
          • Sumber daya sosial: relasi, jaringan, kepercayaan
          • Sumber daya psikologis: resiliensi, kepercayaan diri
          • Sumber daya fisik: imunitas tubuh yang lebih baik

          Contoh Penerapan dalam Kehidupan Kampus

          • Mahasiswa
            Ketika mahasiswa merasa dihargai dan bersemangat, mereka lebih terbuka pada ide baru, kolaborasi, atau bahkan topik skripsi yang menantang.
            Rasa percaya diri dan bangga bisa memperkuat motivasi belajar dan inisiatif akademik.
          • Dosen
            Dosen yang mengalami kepuasan mengajar lebih mungkin mengembangkan metode baru dan kolaborasi penelitian lintas disiplin.
          • Karyawan (Tendik)
            Lingkungan kerja yang mendukung dan positif membantu staf lebih tahan stres dan lebih solutif dalam menghadapi kendala administratif. Fredrickson & Joiner (2002) menunjukkan bahwa orang yang mengalami lebih banyak emosi positif akan membangun “spiral ke atas” (upward spiral) dalam kesehatan mental dan kinerja.

          Broaden-and-Build Theory menjelaskan bahwa emosi positif bukan hanya membuat kita “merasa baik”, tetapi juga membentuk pribadi yang tangguh, terbuka, dan lebih siap menghadapi tantangan masa depan. Di lingkungan kampus, teori ini bisa dijadikan dasar untuk pengembangan karakter mahasiswa, program pelatihan dosen, hingga kebijakan kesejahteraan karyawan.

          Bagi Anda yang mau menerapkan poin-poin luck factor dalam bisnis atau instansi Anda, sehingga terjadi luck factor dalam tim Anda, silakan call 0878-5993-3862 atau www.tips-indonesia.com.

          Untuk diskusi lebih lanjut bisa gabung ke group WA TIPS Indonesia

          Office :

          JAKARTA | SURABAYA | MALANG | BALI | PAMEKASAN | MAKASSAR | SEMARANG | BANDUNG | PALANGKARAYA | MEDAN

          Kami Juga Melayani:

          1. Training Motivasi
          2. Outbound
          3. Leadership
          4. Service Excellent
          5. 8 Habit
          6. Hypnosis & Hypnotherapy
          7. ATV
          8. NLP
          9. Pelatihan Security
          10. DII

          Media Sosial Kami yang Lain:

          Website:
          ● www.askansetiabudi.com
          ● www.tips-indonesia.com
          ● www.kaliwaturafting.com

          Instagram:
          https://www.instagram.com/outbound.batu
          https://www.instagram.com/tips.indonesia

          Facebook:
          https://www.facebook.com/askan.setiabudi
          https://www.facebook.com/provideroutboundmalangbatu

          Youtube:
          https://www.youtube.com/@askansetiabudi
          https://www.youtube.com/@outboundbatumurah

          Tiktok:
          https://www.tiktok.com/@pusatpengembangansdm
          https://www.tiktok.com/@askansetiabudi

        1. Strategi Ampuh Agar Toko Bahan Kue Laku Keras

          Strategi Ampuh Agar Toko Bahan Kue Laku Keras

          Oleh: Askan Setiabudi
          Trainer, Mentor, Konsultan, Coach Bisnis dan SDM.

          Di tengah menjamurnya usaha rumahan dan tren baking di Indonesia, toko bahan kue memiliki potensi pasar yang besar. Namun, tidak semua toko mampu bertahan, apalagi berkembang pesat. Persaingan dengan e-commerce, perubahan pola konsumsi, serta pergeseran tren membuat toko bahan kue dituntut untuk lebih adaptif dan inovatif.

          1. Memahami Kebutuhan dan Segmentasi Pasar

          Langkah pertama yang krusial adalah memahami siapa pelanggan utama: apakah mereka ibu rumah tangga, pelaku UMKM bakery, reseller, atau pemula yang hobi baking. Menurut riset dari Journal of Consumer Marketing (Kumar & Reinartz, 2016), segmentasi pasar yang tepat dapat meningkatkan efektivitas strategi pemasaran hingga 30%.

          Dengan memahami segmen ini, toko dapat menyusun variasi produk dan promosi yang relevan. Misalnya, pelaku UMKM cenderung mencari bahan dalam jumlah besar dengan harga grosir, sementara pelanggan rumahan lebih tertarik pada kemasan kecil dan praktis.

          2. Diversifikasi Produk dan Edukasi Pelanggan

          Toko bahan kue yang hanya menjual bahan pokok seperti tepung dan mentega akan kalah dengan pesaing yang menyediakan aneka bahan kue, berbagai produk pendukung seperti pewarna makanan halal atau baking tools (alat-alat dalam proses membuat kue yang membantu memastikan hasil akhir lebih baik, efisien, dan konsisten).

          Dr. Philip Kotler dalam bukunya Marketing 4.0 menyebutkan bahwa “produk tidak cukup hanya memenuhi kebutuhan fungsional, tetapi juga harus mampu mengedukasi dan menciptakan pengalaman.” Oleh karena itu, banyak toko bahan kue sukses yang menyertakan demo resep, pelatihan baking, atau konten tutorial di media sosial mereka.

          3. Optimalisasi Digital Marketing dan Platform Online

          Hasil studi dari McKinsey & Company (2022) menyatakan bahwa pelaku usaha kecil yang mengintegrasikan kanal digital mengalami peningkatan pendapatan rata-rata 2,5 kali lipat dibanding yang hanya mengandalkan toko fisik.

          Beberapa strategi digital marketing yang terbukti efektif untuk toko bahan kue antara lain:

          • Instagram dan TikTok, sebagai etalase visual produk dan tutorial.
          • WhatsApp Business, untuk pemesanan cepat dan layanan pelanggan.
          • Marketplace, seperti Tokopedia dan Shopee sebagai kanal distribusi tambahan.
          • Google My Business, agar toko mudah ditemukan secara lokasi.
          • Live tiktok setiap hari, untuk meningkatkan branding dan omset

          4. Kolaborasi dengan Komunitas dan UMKM Kuliner

          Menggandeng komunitas baking, pengusaha kue rumahan, took kue, atau membuka kelas baking bisa menjadi cara memperluas pasar sekaligus membangun ekosistem loyal. Studi dari Harvard Business Review (2018) menekankan bahwa ‘community engagement’ memperkuat emotional connection pelanggan, yang pada akhirnya meningkatkan retensi hingga 50%.

          5. Pelayanan dan Pengalaman Belanja yang Personal

          Layanan ramah, sapaan nama secara personal, penataan toko yang rapi sesuai dengan klasifikasi produk, ruangan toko yang ber AC, ketersediaan aneka resep, hingga pelayanan konsultasi bahan adalah nilai tambah yang sering kali menjadi pembeda. Menurut survei dari PwC (2020), 73% pelanggan menjadikan pengalaman pelanggan sebagai faktor utama dalam keputusan pembelian.

          Membangun CRM (Customer Relationship Management), meskipun sederhana, seperti mengucapkan selamat ulang tahun ke pelanggan, komen status WAnya, mengingat preferensi belanja, dapat meningkatkan kepuasan dan loyalitas.

          6. Harga Kompetitif dan Program Loyalti

          Toko bahan kue harus bersaing tidak hanya dalam hal harga, tetapi juga dalam hal nilai tambah. Program diskon, bundling produk, hingga kartu loyalti adalah insentif yang bisa meningkatkan frekuensi belanja. Referensi dari jurnal Small Business Economics (Lemon & Verhoef, 2016) menunjukkan bahwa strategi loyalitas mampu mendorong peningkatan penjualan hingga 25%.

          Membuat toko bahan kue agar “laku keras” bukan semata soal harga murah atau lokasi strategis. Keberhasilannya terletak pada bagaimana toko bisa menjadi solusi lengkap bagi pelanggannya -mulai dari menyediakan bahan, memberi inspirasi resep, menjadi konsultan dalam membuat kue, hingga menjadi sahabat digital yang bisa diakses kapan saja.

          Menggabungkan pendekatan berbasis data, strategi pemasaran digital, dan pelayanan humanis adalah kunci menghadapi persaingan di era baru ini. Atau seperti kata Seth Godin, pakar pemasaran dunia, “Don’t find customers for your products. Find products for your customers.”

          Bagi Anda yang ingin memiliki toko kue yang sudah memiliki aneka produk yang lengkap, system IT, karyawan yang sudah ditraining, SOP (Standard Operating Procedure), tim marketing online dan offline, siap untuk running tanpa campur tangan pemilik (investor), dan siap memberi bagi hasil tiap bulan, silakan hubungi:

          LADIRA TOBAKU (Toko Bahan Kue)

          Sudah terbukti bisnisnya bisa berjalan secara autopilot dan profit selama lebih dari 3 tahun.

        2. Mengoptimalkan Key Resources: Kunci Keunggulan Kompetitif Rumah Makan dalam Model Bisnis Canvas (Part 4)

          Mengoptimalkan Key Resources: Kunci Keunggulan Kompetitif Rumah Makan dalam Model Bisnis Canvas (Part 4)

          Oleh: Askan Setiabudi
          Trainer, Mentor, Konsultan, Coach Bisnis dan SDM.

          Part 1

          Part 2

          Part 3

          Dalam membangun dan menjalankan rumah makan yang berkelanjutan, salah satu elemen terpenting dalam Business Model Canvas (BMC) adalah Key Resources atau Sumber Daya Utama. Tanpa pengelolaan yang tepat terhadap elemen ini, keunggulan kompetitif sulit dicapai, terlebih di tengah persaingan ketat industri kuliner saat ini.

          Apa Itu Key Resources?

          Dalam terminologi BMC yang dikembangkan oleh Alexander Osterwalder, Key Resources adalah semua aset penting yang dibutuhkan untuk membuat model bisnis berjalan. Untuk rumah makan, hal ini mencakup sumber daya fisik, manusia, intelektual, dan finansial yang mendukung penciptaan nilai bagi pelanggan, menjamin operasional berjalan lancar, dan memungkinkan strategi bertumbuh.

          Jenis-Jenis Key Resources dalam Rumah Makan

          1. Sumber Daya Fisik
            Termasuk bangunan restoran, dapur, perlengkapan memasak, peralatan servis, meja-kursi, dan sistem kasir (POS). Restoran yang berkonsep unik seperti ‘theme café’ bahkan membutuhkan desain interior spesifik sebagai daya tarik. Contoh: Mie GACOAN, memanfaatkan desain industrial modern untuk menarik anak muda.
          2. Sumber Daya Manusia
            Koki yang andal, barista, waiter, staf kebersihan, manajer operasional, hingga admin media sosial. Dalam riset oleh Cornell Hospitality Research, 60% keberhasilan restoran berkaitan langsung dengan kualitas SDM-nya (2022). Contoh: Restoran Padang Sederhana, dikenal mempertahankan cita rasa karena didukung juru masak bersertifikasi turun-temurun.
          3. Sumber Daya Intelektual
            Brand (merek dagang), resep rahasia, SOP operasional, sistem digital pemesanan, atau hak cipta kemasan produk. Di era digital, intangible assets ini menjadi pembeda utama antar brand. Contoh: McDonald’s punya standar global resep, branding kuat, dan sistem logistik yang menjadi aset intelektual utama.
          4. Sumber Daya Finansial
            Modal awal, arus kas, akses ke pinjaman atau investor. Tanpa pengelolaan finansial yang baik, rumah makan dengan menu yang lezat juga bisa gulung tikar. Menurut laporan PwC Indonesia (2021), 47% UMKM F&B gagal di 3 tahun pertama karena masalah keuangan.
            Dr. Alexander Osterwalder dalam bukunya Business Model Generation menyatakan, “Key Resources determine how well a business can deliver value, reach markets, maintain customer relationships, and earn revenues.”
            Sementara itu, pakar kuliner William Wongso menekankan bahwa dalam bisnis makanan: “Yang membuat rumah makan bertahan bukan hanya rasa, tapi juga sistem dan tim yang solid sebagai sumber daya utamanya.”

          Strategi Memaksimalkan Key Resources

          1. Investasi pada Pelatihan SDM
            • Terapkan program pelatihan rutin, termasuk hospitality dan kebersihan.
            • Gunakan standar seperti CHSE (Clean, Health, Safety, and Environment) dari Kemenparekraf.
          2. Bangun Aset Digital
            • Buat akun media sosial aktif dan daftar di aplikasi pemesanan makanan.
            • Buat google my business (GMB) atau Google Business Profile (GBP) utk bisnis Anda.
            • Kembangkan sistem ERP (Enterprise Resource Planning) mini untuk keuangan dan inventaris.
          3. Kelola Aset Fisik Secara Preventif
            • Lakukan perawatan berkala peralatan dapur, toilet, musholla, ruang makan, tempat parker, meeting room, dll.
            • Gunakan desain yang ergonomis agar efisien dan nyaman.
          4. Jaga Keuangan dan Diversifikasi Modal
            • Catat semua transaksi dan gunakan software akuntansi sederhana seperti Jurnal atau Majoo.
            • Buka peluang pendanaan dari perbankan, personal, komunitas atau crowdfunding seperti Dana Syariah, dll.

          Studi Kasus: Rumah Makan Lokal yang Sukses.

          RM Mie GACOAN, yang awalnya di Malang (2016), kini (Juli, 2025) berkembang menjadi jaringan nasional dengan jumlah cabang sebanyak 280 cabang. Salah satu kuncinya adalah pengelolaan key resources yang disiplin: mulai dari standarisasi bumbu, pengadaan bahan baku sendiri, hingga pelatihan SDM berkala.

          Dalam dunia bisnis kuliner yang kompetitif, keberhasilan rumah makan tidak cukup hanya dengan cita rasa yang enak. Key Resources adalah fondasi utama yang menopang keseluruhan model bisnis. Dengan pemetaan yang akurat dan pengelolaan strategis terhadap aset fisik, manusia, intelektual, dan keuangan, rumah makan dapat menciptakan keunggulan yang sulit ditiru.

          Bagi Anda yang mau belajar dan mempraktekkan ilmu BMC (Business Model Canvas) atau ilmu Manajemen Bisnis yang lainnya, silakan call 0878-5993-3862 atau www.tips-indonesia.com.

          Untuk diskusi lebih lanjut bisa gabung ke group WA TIPS Indonesia

          Office :

          JAKARTA | SURABAYA | MALANG | BALI | PAMEKASAN | MAKASSAR | SEMARANG | BANDUNG | PALANGKARAYA | MEDAN

          Kami Juga Melayani:

          1. Training Motivasi
          2. Outbound
          3. Leadership
          4. Service Excellent
          5. 8 Habit
          6. Hypnosis & Hypnotherapy
          7. ATV
          8. NLP
          9. Pelatihan Security
          10. DII

          Media Sosial Kami yang Lain:

          Website:
          ● www.askansetiabudi.com
          ● www.tips-indonesia.com
          ● www.kaliwaturafting.com

          Instagram:
          https://www.instagram.com/outbound.batu
          https://www.instagram.com/tips.indonesia

          Facebook:
          https://www.facebook.com/askan.setiabudi
          https://www.facebook.com/provideroutboundmalangbatu

          Youtube:
          https://www.youtube.com/@askansetiabudi
          https://www.youtube.com/@outboundbatumurah

          Tiktok:
          https://www.tiktok.com/@pusatpengembangansdm
          https://www.tiktok.com/@askansetiabudi

        3. Revenue Streams Rumah Makan: Kunci Arus Kas Sehat dalam Business Model Canvas (Part 3)

          Revenue Streams Rumah Makan: Kunci Arus Kas Sehat dalam Business Model Canvas (Part 3)

          Oleh: Askan Setiabudi
          Trainer, Coach, Mentor, Konsultan Bisnis dan SDM

          Part 1

          Part 2

          Dalam industri kuliner yang penuh dinamika dan kompetisi tinggi, memahami bagaimana uang masuk ke dalam bisnis adalah kunci keberlangsungan usaha. Di sinilah elemen kelima dari Business Model Canvas (BMC) berperan: Revenue Streams. Tanpa pendapatan yang terukur, beragam, dan berkelanjutan, rumah makan hanya akan bertahan seumur tren kulinernya saja.

          Model BMC yang dipopulerkan oleh Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur (2010) mengajarkan pelaku usaha untuk tidak sekadar fokus pada produk atau pelanggan, tetapi juga memikirkan aliran pendapatan (revenue streams) secara strategis. Dalam konteks rumah makan, Revenue Streams berarti seluruh sumber pemasukan dari berbagai segmen pelanggan yang dilayani.

          Mengapa Revenue Streams Sangat Penting bagi Rumah Makan?

          Banyak rumah makan tutup bukan karena makanannya tidak enak, melainkan karena aliran uangnya tidak stabil. Sebuah studi dari Harvard Business Review (2019) menyoroti bahwa bisnis kecil yang memiliki lebih dari satu sumber pendapatan memiliki kemungkinan bertahan 60% lebih tinggi dibanding yang hanya mengandalkan satu sumber. Hal ini berlaku kuat pada industri F&B, yang sangat bergantung pada arus kas harian.

          Lebih lanjut, penelitian IPB University (2021) menunjukkan bahwa UMKM kuliner di Jabodetabek yang mengembangkan skema langganan makanan harian mengalami peningkatan pendapatan rata-rata 25% dalam 6 bulan. Ini menunjukkan bahwa Revenue Streams bukan hanya teori, tetapi alat praktis untuk meningkatkan ketahanan bisnis.

          Jenis-Jenis Revenue Streams dalam Bisnis Rumah Makan

          Berikut ini berbagai saluran pendapatan (revenue streams) yang bisa diterapkan rumah makan:

          1. Penjualan Langsung (Core Revenue)
            Ini adalah sumber utama—penjualan makanan dan minuman baik melalui dine-in, take away, maupun drive-thru. Namun, jangan hanya terpaku di sini. Ketika pandemi memukul lalu lintas pelanggan fisik, banyak rumah makan yang hanya mengandalkan penjualan langsung akhirnya gulung tikar.
          2. Layanan Delivery & Online Order
            Platform digital seperti GoFood, GrabFood, ShopeeFood, atau aplikasi POS milik sendiri kini menjadi kanal wajib. McKinsey & Company (2022) mencatat bahwa pertumbuhan layanan pesan antar meningkat hingga 3 kali lipat sejak pandemi. Rumah makan yang aktif di layanan ini cenderung memiliki jangkauan pelanggan lebih luas dan pendapatan lebih stabil. Beberapa Warung Makan di Surabaya melaporkan peningkatan omzet 40% setelah bergabung dengan tiga platform delivery, meskipun mereka menaikkan harga 10% untuk menutupi biaya komisi.
          3. Paket Catering & Event
            Layanan katering untuk kantor, ulang tahun, arisan, hingga paket meal box untuk sekolah dan pesantren adalah peluang besar. Sistem ini memungkinkan pemasukan dalam jumlah besar dan bisa menjadi pendapatan mingguan atau bulanan. Buatlah paket bundling atau menu prasmanan hemat, lalu promosikan ke komunitas dan korporat.
          4. Langganan Makanan (Subscription Model)
            Model berlangganan menjadi tren baru. Pelanggan membayar di awal untuk mendapatkan makanan setiap hari/minggu. Ini memberikan arus kas positif dan loyalitas pelanggan. Contohnya, kantin-kantin di Yogyakarta menyediakan paket makan siang sehat untuk mahasiswa dengan sistem langganan bulanan. Dalam 3 bulan, pelanggan tetap meningkat 60%, dan biaya operasional lebih efisien karena bisa memperkirakan stok harian.
          5. Produk Turunan (Retail Product)
            Makanan ringan, sambal kemasan, frozen food, atau bahkan bumbu siap pakai bisa menjadi revenue stream baru. Ini memungkinkan rumah makan menjangkau pasar di luar area fisiknya. Studi dari Universitas Gadjah Mada (UGM, 2020) menunjukkan bahwa diversifikasi produk kuliner ke bentuk kemasan memperluas pasar hingga 3 kota baru dalam waktu 6 bulan.
          6. Sewa Tempat atau Ruang Komunitas
            Jika rumah makan memiliki ruang luas, sewakan untuk workshop, acara komunitas, atau live music malam minggu. Ini dapat menciptakan pendapatan tambahan dari pemanfaatan aset yang sudah dimiliki.
          7. Sponsorship & Kolaborasi Brand
            Rumah makan bisa bermitra dengan merek kopi, produk FMCG, atau bahkan aplikasi pembayaran untuk program sponsor, diskon, atau event bersama. Ini membuka jalur pemasukan baru selain penjualan.
          8. Kelas memasak (cooking class)
            Sesi pembelajaran terstruktur di mana peserta diajarkan teknik, resep, dan prinsip memasak oleh pelatih yang berpengalaman—bisa berupa koki profesional, food blogger, atau chef rumahan ahli. Menurut riset dari National Restaurant Association (AS, 2022): “Bisnis F&B yang menambahkan experiential services seperti cooking class mengalami kenaikan omzet rata-rata 20–30% dalam 6 bulan pertama.”

          Berikut pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi Revenue Streams:

          1. Kenali Segmen Pelanggan Anda: Apakah mahasiswa, pekerja kantoran, pekerja pabrik, ibu rumah tangga, atau keluarga? Segmentasi menentukan jenis pendapatan yang relevan.
          2. Analisis Kebutuhan Pelanggan: Apakah mereka ingin kecepatan? Variasi menu? Atau kenyamanan di rumah? Ini akan memengaruhi layanan seperti delivery, langganan, atau frozen food.
          3. Evaluasi Potensi Keuntungan: Tidak semua revenue stream menguntungkan. Gunakan pendekatan cost-profit analysis untuk menghitung margin tiap jenis layanan.
          4. Uji Coba Skala Kecil: Mulailah dari satu menu frozen food atau satu paket catering, lalu evaluasi respons pelanggan dan efisiensi operasionalnya.

          Revenue Streams Bukan Tambahan, Tapi Keharusan. Mengandalkan satu sumber pendapatan di industri F&B adalah kesalahan klasik. Dengan menerapkan pendekatan Business Model Canvas secara menyeluruh—terutama pada poin kelima, Revenue Streams: pelaku usaha rumah makan bisa membangun sistem bisnis yang tangguh, berkelanjutan, dan siap menghadapi krisis sekalipun.

          Rumah makan masa depan bukan hanya tempat makan, tapi sistem yang menyajikan pengalaman (customer experience), solusi, dan produk dalam banyak format.

          Bagi Anda yang mau belajar dan mempraktekkan ilmu BMC (Business Model Canvas) atau ilmu Manajemen Bisnis yang lainnya, silakan call 0878-5993-3862 atau www.tips-indonesia.com.

          Untuk diskusi lebih lanjut bisa gabung ke group WA TIPS Indonesia

          Office :

          JAKARTA | SURABAYA | MALANG | BALI | PAMEKASAN | MAKASSAR | SEMARANG | BANDUNG | PALANGKARAYA | MEDAN

          Kami Juga Melayani:

          1. Training Motivasi
          2. Outbound
          3. Leadership
          4. Service Excellent
          5. 8 Habit
          6. Hypnosis & Hypnotherapy
          7. ATV
          8. NLP
          9. Pelatihan Security
          10. DII

          Media Sosial Kami yang Lain:

          Website:
          ● www.askansetiabudi.com
          ● www.tips-indonesia.com
          ● www.kaliwaturafting.com

          Instagram:
          https://www.instagram.com/outbound.batu
          https://www.instagram.com/tips.indonesia

          Facebook:
          https://www.facebook.com/askan.setiabudi
          https://www.facebook.com/provideroutboundmalangbatu

          Youtube:
          https://www.youtube.com/@askansetiabudi
          https://www.youtube.com/@outboundbatumurah

          Tiktok:
          https://www.tiktok.com/@pusatpengembangansdm
          https://www.tiktok.com/@askansetiabudi

        4. Strategi Sukses Rumah Makan: Menerapkan Business Model Canvas (BMC) secara Komprehensif. (Part 2)

          Strategi Sukses Rumah Makan: Menerapkan Business Model Canvas (BMC) secara Komprehensif. (Part 2)

          Oleh: Askan Setiabudi, CI, CHt.
          Coach, Konsultan, Mentor, Trainer Bisnis & SDM

          Menindaklanjuti part 1 yang sudah membahas poin 1 – 3 dari BMC, sekarang kita lanjutkan ke pembahasan di poin 4 dari BMC: Customer Relationships.

          4. Customer Relationships (Hubungan dengan Pelanggan) dalam Rumah Makan

          Customer Relationships adalah bagaimana sebuah bisnis membangun, menjaga, dan mengembangkan relasi dengan pelanggan. Dalam konteks rumah makan, poin ini sangat penting karena hubungan emosional dan pengalaman pelanggan akan menentukan loyalitas dan keberlangsungan bisnis kuliner.

          Tujuan Utama Customer Relationships dalam Rumah Makan:

          • Meningkatkan loyalitas pelanggan.
          • Menciptakan pengalaman yang berkesan.
          • Mendorong repeat order dan promosi dari mulut ke mulut.
          • Memahami kebutuhan pelanggan agar kita dapat menyesuaikan penawaran.

          Berikut adalah pendekatan yang bisa digunakan dalam Customer Relationships untuk Rumah Makan:

          1. Pelayanan yang Ramah dan Personal
            Staf yang dilatih untuk menyapa dengan sopan, mengingat para pelanggan tetap, dan memberikan rekomendasi menu yang sesuai dapat meningkatkan pengalaman pelanggan (customer experience). Contoh: “Paket favorit seperti biasa ya, Pak Budi?” Menurut penelitian dari Harvard Business Review (2014), pelanggan yang merasa dihargai secara personal cenderung 60% lebih loyal.
          2. Loyalty Program (Program Loyalitas)
            Misalnya, sistem kartu stempel atau poin: “Makan 10 kali, gratis 1 menu spesial.” Atau program member dengan diskon khusus. Atau program member get member, dll.
          3. Interaksi Melalui Media Sosial
            Gunakan Instagram, WhatsApp Business, atau TikTok untuk merespons komentar, mengucapkan ulang tahun, atau mengirim penawaran terbatas.
          4. Pelayanan After-Sales atau Feedback Loop
            Mintalah feedback setelah makan (langsung atau lewat Google Review), dan tanggapi dengan tulus. Tunjukkan bahwa kritik membangun digunakan untuk perbaikan.
          5. Kisah di Balik Makanan atau tempat (Storytelling)
            Bercerita tentang asal-usul resep, bahan lokal yang digunakan, perjuangan pemilik atau lokasi rumah makan akan membangun ikatan emosional pelanggan dengan brand rumah makan.

          Contoh Penerapan Customer Relationships di Rumah Makan
          Misal: Rumah Makan Seafood Megilan Muphus Lamongan:

          • Setelah pelanggan makan tiga kali, mereka mendapat pesan WhatsApp berisi ucapan terima kasih, ucapan selamat ulang tahun, dan voucher diskon 10%, dll.
          • Di Instagram, tim aktif repost foto pelanggan yang menandai akun warung, sehingga membangun rasa kebersamaan.
          • Karyawan frontliner dilatih menyapa para pelanggan tetap dengan menyebut nama dan mengenal kebiasaan pesanan mereka.

          Manfaat untuk bisnis Jika Customer Relationships Kuat:

          • Biaya akuisisi pelanggan baru menurun.
          • Rekomendasi alami melalui word of mouth meningkat.
          • Potensi upselling dan cross-selling lebih besar.
          • Meningkatkan retensi pelanggan, yang menurut riset Bain & Company, peningkatan retensi sebesar 5% bisa menaikkan profit hingga 25%-95%.

          Dalam bisnis rumah makan, makanan yang enak saja tidak cukup. Pelanggan datang kembali bukan hanya karena rasa, tapi karena pengalaman emosional dan relasi yang terbangun. Maka dari itu, poin keempat dari BMC ini menjadi fondasi strategis dalam menciptakan pelanggan setia dan brand yang dicintai oleh customer.

          Bagi Anda yang mau belajar dan mempraktekkan ilmu BMC (Business Model Canvas) atau ilmu Manajemen Bisnis yang lainnya, silakan call 0878-5993-3862 atau www.tips-indonesia.com.

          Untuk diskusi lebih lanjut bisa gabung ke group WA TIPS Indonesia

          Office :

          JAKARTA | SURABAYA | MALANG | BALI | PAMEKASAN | MAKASSAR | SEMARANG | BANDUNG | PALANGKARAYA | MEDAN

          Kami Juga Melayani:

          1. Training Motivasi
          2. Outbound
          3. Leadership
          4. Service Excellent
          5. 8 Habit
          6. Hypnosis & Hypnotherapy
          7. ATV
          8. NLP
          9. Pelatihan Security
          10. DII

          Media Sosial Kami yang Lain:

          Website:
          ● www.askansetiabudi.com
          ● www.tips-indonesia.com
          ● www.kaliwaturafting.com

          Instagram:
          https://www.instagram.com/outbound.batu
          https://www.instagram.com/tips.indonesia

          Facebook:
          https://www.facebook.com/askan.setiabudi
          https://www.facebook.com/provideroutboundmalangbatu

          Youtube:
          https://www.youtube.com/@askansetiabudi
          https://www.youtube.com/@outboundbatumurah

          Tiktok:
          https://www.tiktok.com/@pusatpengembangansdm
          https://www.tiktok.com/@askansetiabudi