Master Coach Fahmi dalam www.coachfahmi.com pernah menulis sebuah artikel tentang “Kebenaran dan Kebaikan itu Membutuhkan Juru Bicara.” Begitu membacanya saya langsung tergelitik, tergugah sekaligus juga tertampar.
Bertahun-tahun saya telah belajar bagaimana menjadi orang baik sekaligus menjadi agen penyebar kebaikan, bagaimana menjadi cahaya sekaligus menjadi penyebar cahaya, bagaimana menjadi kader sekaligus menjadi leader. Tapi terus terang baru kali ini saya menemukan energi yang ‘menggetarkan’.
Bagaimana tidak, dulu saya hanya berbekal ilmu, dalil dan analisa. Kalau toh ada business skill itupun tidak seberapa. Namun di kelas beliau, “The Indonesian Board of Grounded Business Coaching” saya mendapatkan hampir semuanya. 101 Business Model kelas dunia dan 25 Coaching Tools yang luar biasa.
“Kebenaran dan Kebaikan itu Membutuhkan Juru Bicara!” Kalimat tersebut menjadikan bayangan saya menerawang jauh ke zaman para wali songo dahulu, dimana mereka adalah para “juru bicara kebaikan dan kebenaran”, tentunya dengan ‘business model’ dan ‘coaching tools’ yang disesuaikan dengan zamannya.
Dan terbukti, mereka adalah cahaya yang mencahayai, mereka adalah dian yang menerangi, mereka adala energi yang menulari. Mereka adalah “juru bicara kebaikan dan kebenaran” di zamannya. Sehingga dengan izin Allah, mereka bisa membalik keadaan di Indonesia, dari jahiliyah menjadi berilmu, yang semula kafir menjadi beraqidah, yang awalnya gelap menjadi terang. Sampai kepada zaman kita sekarang…
Pertinyiinnyi (pinjam kata-katanya Mr Tukul), apa yang bisa kita lakukan sekarang? Apakah kita bisa menjadi seperti para wali songo tersebut? Tentunya kita sesuaikan dengan zaman kita. Disinilah saya semakin yakin bahwa ‘mazhab’ Grounded Business Coaching ala Master Coach Fahmi akan menjadi ‘big waves’ dalam percaturan bisnis di Indonesia dan dunia. Gelombang besar “kebaikan dan kebenaran”.
Bagi Anda yang pernah belajar Professional Coaching atau Professional Business Coaching, Anda pasti akan menilai bahwa cara-cara Master Coach Fahmi ini agak kurang lazim di dalam dunia Coaching. Karena dalam ‘pure coaching’ kurang/tidak diijinkan untuk nge-mix antara coaching, consulting, mentoring, training dan therapy dalam satu figur seorang coach. Seorang coach harus ganti baju kalau mau berubah peran menjadi seorang konsultan, mentor, trainer atau terapis. Atau, sebaiknya diserahkan ke figur yang lain.
Namun dalam ‘mazhab’ Grounded Business Coaching ala Master Coach Fahmi, semua cara itu BENAR asal BERHASIL…!!! Hehe, itu yang sering beliau lontarkan ketika kami belajar dan konsultasi kepada beliau.
Maka dari itu saya menulis tentang 3 YES (yang sebaiknya/seharusnya dilakukan) dan 3 NO (yang sebaiknya/seharusnya tidak dilakukan) kalau kita mau menjadi “Juru Bicara Kebenaran dan Kebaikan” dalam ‘mazhab’ Grounded Business Coaching seperti yang Master Coach Fahmi sampaikan:
1 YES: Coach memiliki jenis bisnis yang sama dengan jenis bisnisnya coachee.
Kalau bisa seorang coach juga memiliki jenis bisnis yang sama dengan jenis bisnisnya coachee. Sehingga dalam proses grounded business coaching yang terjadi adalah bukan hanya transfer knowledge, tapi juga transfer experience. Apalagi kalau bisnisnya coach dalam hal ini lebih sukses dari bisnisnya coachee, maka proses coaching akan jauh lebih mudah dan lancar. Karena ada unsur high trust dan authority figures.
2 YES: Coach memiliki jenis bisnis yang berbeda dengan jenis bisnisnya coachee, namun coach mau masuk kedalam bisnisnya coachee, day by day.
Inilah yang oleh Master Coach Fahmi disebut Grounded Business Coaching. Jadi seorang coach bukan hanya di atas menara gading, madeg pandito ratu. Hanya pintar bertanya, beremphati, menggali, memberi tugas dan sejenisnya. Tapi seorang coach harus ikut melihat, merasakan, terlibat dan hadir selama 24 jam dalam perjalanan bisnisnya coachee. Sehingga coach bisa betul-betul menjiwai ‘derita dan nestapa’nya si coachee. Sehingga proses ‘memberi’ solusinya itu konkrit aplikatif, bukan idealis teoritis.
Maka ketika saya diajak oleh Coach Nanang untuk meng-coaching www.ayamgorengnelongso.com, maka saya pun ikut cangkrukan nemani karyawannya ketika briefing sampai jam 12 malam, saya amati apa yang menjadi aktifitas harian di lima oulet beliau, saya masuk ke proses pembuatan SOPnya dan sebagainya.
Demikian juga ketika saya dipercaya untuk meng-coaching lembaga www.qisenglish.com milik Coach Lili dan Coach Farah. Saya datangi basecamp-nya yang jauuuh di ujung timur Surabaya. Saking jauhnya, sampai-sampai tidak ada angkutan kota yang lewat sana. Untung saja, begitu nyampai, langsung disambut senyum ceria oleh Coach Farah, jadi hilang deh rasa capek dan lelah, hahaha…
Akhir bulan inipun saya ‘terpaksa’ harus terbang ke Jakarta, menemui sahabat saya, Coach Donny, owner www.fikaracademy.com. Grounded Business Coaching akan kami terapkan di ‘sekolah karakter’ tersebut. Dan masih banyak lagi klien-klien Grounded Business Coaching yang menjadikan saya jarang pulang beberapa minggu ini.
Memang Grounded Business Coaching menjadikan kita capek, lelah dan butuh stamina yang prima. Baik stamina fisik, psikis dan rupiah, hehe. Dulu proses coaching seperti ini, bisa saya lakukan melalui telepon atau skype. Bahkan saya pernah melakukannya via WA, BBM dan SMS.
Namun setelah ketemu Master Coach Fahmi, saya bertaubat! Memang menjadi “Juru Bicara” Grounded Business Coaching itu lelah, tapi bahagia. Penat, tapi semangat. Sakit, tapi tidak mematikan…!
Walaupun, cara-cara selain Grounded Business Coaching tentunya juga sah-sah saja. Asalkan berhasil, maka itu benar….!
3 YES: Ceburkan teman, kenalan, relasi dan siapa saja ke Grounded Business Coaching Program Led by Coach DR. Fahmi.
Jadi kalau sahabat-sahabat enggan, belum mampu atau belum berkenan untuk melakukan Grounded Business Coaching, maka silakan menjadi “Juru Bicara Kebenaran dan Kebaikan” dengan cara mengajak teman, keluarga, relasi dan siapa saja untuk mengikuti Grounded Business Coaching Program Led by Coach DR. Fahmi. Tapi untuk bulan Oktober 2015 ini peserta sudah penuh loh. Silakan menghubungi Coach Heny (0856 4673 2123) untuk informasi lebih lengkap.
1 NO: Jangan hanya pintar bertanya, jangan hanya pintar coaching tools
Dalam ‘mazhab’ Grounded Business Coaching, kita sebagai seorang coach kurang/tidak diijinkan jika kita hanya pandai bertanya, mendengar, beremphati, menggali, menugasi dan sejenisnya kepada seorang coachee.
2 NO: Jangan awam/hanya punya sedikit business tools
Dalam ‘mazhab’ Grounded Business Coaching, sebagai seorang coach kita tidak boleh awam dalam hal business tools, problem solving dan berbagai solusi alternatif yg aplikatif untuk ‘memastikan’ kesuksesan si coachee.
3 NO: Jangan di atas menara gading, madeg pandito ratu.
Dalam ‘mazhab’ Grounded Business Coaching, seorang coach tidak boleh hanya menerima informasi secara sepihak dari seorang atau beberapa orang coachee. Karena bisa jadi informasi dari coachee belum mewakili keadaan yang sebenarnya, the map is not the territory dan bisa jadi masih terjadi deletion, distortion dan generalization dari coachee. Walaupun sudah kita lakukan proses confidentiality and credentiality.
Jadi apapun masalahnya, solusinya Grounded Business Coaching……!
Salam Grounded……..!!!
Askan Setiabudi, CI, CT.NNLP
(Chief Executive Service Officer, The Indonesian Board of Grounded Business Coaching)
Mantab
Mau konfirmasi fee untuk terapi ke pak Ahsan berapa ya
1 jutaan