Askan Setiabudi, CI, CHt.
(Konsultan, Trainer & Entrepreneur)
Nuzulul Qur’an terdiri dari dua buah kata yaitu Nuzul dan Al-Qur’an yang berarti turunnya Al-Quran. Makna dari Nuzulul Quran yaitu penyampaian informasi (wahyu) dari Allah kepada Nabi Muhammad Saw melalui perantara malaikat Jibril AS.
Pertanyaan:
Al-Qur’an itu diturunkan di malam Lailatul Qadr (10 hari terakhir bulan Ramadan) atau di malam Nuzul Al-Qur’an (17 Ramadan)?
Beberapa para pakar tafsir menjelaskan Al-Qur’an itu diturunkan melalui dua kali proses. Yang Pertama, diturunkan secara keseluruhan (jumlatan wahidah), yang kedua, diturunkan secara bertahap.
Sebelum diterimanya Al-Qur’an oleh Nabi di bumi, Allah SWT terlebih dahulu menurunkannya secara menyeluruh di langit dunia (sama’a dunya), lalu dikumpulkan menjadi satu di Baitul Izzah. Lalu selanjutnya malaikat Jibril menurunkannya kepada Nabi di bumi secara berangsur-angsur, ayat demi ayat, dan di waktu yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan umat selama 22 tahun.
Al-Quran yang telah tercatat dalam Al-Lauh Al-Mahfuz itu pertama kali diturunkan ke Langit Dunia di malam yang kita kenal dengan Lailatul Qadr. Dalam QS. Al Qadr ayat 1 disebutkan:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam qadar.”
Juga dalam QS. Ad Dukhan ayat 3:
“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi.”
Dalam hadits Riwayat Ibnu Abbas:
“Al-Qur’an diturunkan secara keseluruhan pada malam 24 pada bulan Ramadhan, kemudian diletakan di Baitul Izzah.”
Firman Allah pertama yang diturunkan kepada Nabi Saw inilah yang kemudian kita kenal dengan malam Nuzul Al-Quran atau malam 17 Ramadan. Hal ini terjadi ketika Nabi Muhammad Saw pertama kali bertemu dengan Malaikat Jibril As di Gua Hira, Jabal Nur. Saat itu malaikat Jibril memintanya untuk membaca lima ayat pertama dari Surat Al-‘Alaq.
- Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan!
- Dia menciptakan manusia dari segumpal darah.
- Bacalah! Tuhanmulah Yang Maha mulia,
- yang mengajar (manusia) dengan pena.
- Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.
Proses turunnya Al-Qur’an ini berlangsung selama sekitar 22 tahun, dimulai tahun 610 M hingga 632 M (yang mana merupakan tahun wafatnya Nabi Muhammad SAW).
Al-Qur’an pertama kali diturunkan oleh Allah SWT melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW dalam bentuk wahyu yang secara berangsur-angsur, sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang terjadi pada waktu itu. Proses ini terdiri dari beberapa tahap:
Wahyu yang pertama turun di Gua Hira, Jabal Nur, 7 km dari kota Mekkah, pada saat malam Nuzulul Qur’an, di mana Nabi Muhammad SAW menerima wahyu yang berupa perintah membaca (Iqra’) Surah Al-Alaq (ayat 1-5).
Gua Hira merupakan gua yang kecil, memiliki ukuran panjang 4 meter dan lebar 1,5 meter. Sedangkan kalau Jabal Nur mempunyai ketinggian sekitar 642 mdpl. Setinggi dengan Gunung Wukir di Jawa Tengah atau 12-13 kali tingginya Apartemen Suhat Malang.
Kenapa kok di Gua Hira?
Nabi dan istrinya Siti Khadijah senang untuk menyendiri (uzlah) dan menjauh dari hiruk pikuk kehidupan manusia, dan beribadah serta tafakur di dalam Gua Hira.
Setelah turunnya wahyu pertama, Al-Qur’an berikutnya diturunkan ke dalam bentuk ayat-ayat yang lebih panjang atau lebih pendek, sesuai dengan kondisi masyarakat dan peristiwa yang terjadi pada saat itu. Ayat-ayat ini tidak secara langsung diturunkan sekaligus, tetapi melalui berbagai fase-fase dalam perjalanan dakwah Nabi Muhammad SAW.
Masa Mekkah (610–622 M): Pada periode awal ini, sebagian besar wahyu yang turun ke bumi berfokus kepada tauhid, akhlak, dan pembentukan masyarakat yang beriman. Banyak ayat yang berkaitan kepada prinsip dasar agama Islam, kehidupan setelah kematian, serta kisah-kisah nabi-nabi yang terdahulu.
Masa Madinah (622–632 M): Setelah hijrah ke Madinah, wahyu yang turun itu lebih banyak berhubungan pada masalah-masalah sosial, hukum, dan tata negara, seperti hukum-hukum untuk pernikahan, hukum untuk warisan, hukum untuk ekonomi, serta interaksi dengan non-Muslim. Selama periode ini, banyak ayat yang mengatur tentang kehidupan masyarakat Muslim secara praktis.
Al-Qur’an tetap tersimpan dalam ingatan para sahabat-sahabat Nabi dan sebagian ditulis di berbagai media seperti kulit, dedaunan palem, dan batu. Setelah wafatnya Nabi Muhammad, Khalifah Abu Bakar memerintahkan untuk segera mengumpulkan wahyu-wahyu yang telah turun dan disusun menjadi sebuah mushaf. Pada jaman Khalifah Utsman, Al-Qur’an disalin dan disebarkan di seluruh dunia.
Secara keseluruhan, Al-Qur’an diturunkan untuk membimbing umat manusia dalam segala aspek kehidupan, baik secara individu maupun sosial, serta memberikan pedoman hidup yang abadi.
Manfaat Al Qur’an:
- Sebagai sumber segala sumber hukum (Mashdarul hukm)
Setiap muslim harus menjadikan Al-Qur’an itu sebagai referensi utama untuk menjalani kehidupan, karena Al-Qur’an adalah aturan hidup sekaligus kompas penuntun kehidupan.
“Sesungguhnya aku telah meninggalkan bagi kalian dua perkara yang dengan (berpegang pada) keduanya, kalian tidak akan tersesat selamanya: yaitu Kitabullah dan Sunnahku.” (HR.al-Hakim dan al-Daruquthni).
Dalam surat An-Nisa ayat 105 Allah berfirman:
“Sungguh, Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) membawa kebenaran, agar engkau mengadili antara manusia dengan apa yang telah diajarkan Allah kepadamu”
2. Sebagai Pedoman hidup (Minhajul Hayah)
Al-Qur’an itu pedoman hidup. Ajaran-ajaran yang di dalamnya adalah firman Allah yang mulia. Diturunkan sebagai petunjuk untuk manusia sepanjang masa. Oleh karena itu, Al-Qur’an dijaga kemurniannya oleh Allah Swt. “Sesungguhnya Kamilah (Allah) yang menurunkan peringatan (Al-Quran) itu dan sesungguhnya Kami pulalah yang akan menjaganya.” (QS. Al-Hijr : 9)
3. Sebagai mukjizat terbesar (Mu’jizatu al-Kubra)
Setiap rasul diberikan mukjizat seperti tongkat Nabi Musa yang bisa berubah jadi ular. Nabi Isa yang bisa menyembuhkan orang sakit. Nabi Ibrahim yang anti api, Nabi Nuh sang pembuat kapal raksasa, dll.
Tujuan diberikan mukjizat tersebut untuk mengalahkan tipu daya para penentang dakwah pada waktu itu. Akan tetapi semua mukjizat tersebut telah hilang bersama kewafatan para nabi dan rasul tersebut. Hanya Al-Qur’an saja yang menjadi satu-satunya mukjizat Nabi yang masih bisa dilihat, disentuh, dibaca dan didengar hingga kini.
4. Sebagai obat (as-Syifa)
Al-Qur`an itu merupakan penyembuh dan rahmat bagi kaum mukmin “Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat .. “ (Al- Isra : 82)
5. Sebagai Pemberi Syafaat (as-Syafaah)
“Bacalah al-Qur`an sebab al-Qur`an akan datang pada hari kiamat sebagai sesuatu yang dapat memberikan syafaat (pertolongan) kepada orang yang membacanya.” (HR. Muslim)
Hikmah Nuzulul Qur’an:
- Awal dari pengutusan Nabi Muhammad sebagai pembawa risalah terakhir.
- Kitab hukum untuk ummat Islam. Dengan turunnya Al-Qur’an, manusia punya pedoman yang jelas untuk pembeda antara yang benar dan yang salah.
- Mengokohkan tauhid. Hikmah lain dari Nuzulul Qur’an adalah untuk mengokohkan prinsip tauhid, yaitu keyakinan bahwa hanya Allah SWT yang patut disembah. Dalam Al-Qur’an, Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai Tuhan yang Maha Esa dan sangat menegaskan larangan untuk menyekutukanNya. Tauhid menjadi fondasi utama dan nomer satu dalam kehidupan seorang Muslim dan menjadi dasar setiap ajaran dalam Islam.
- Menyediakan jawaban/solusi atas segala tantangan zaman. Al-Qur’an tidak hanya menjadi petunjuk untuk generasi awal Islam, tetapi relevan bagi seluruh zaman dan tempat. Sebagai mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, Al-Qur’an memberikan solusi atas berbagai permasalahan yang akan dan dihadapi oleh manusia, baik dalam aspek ekonomi, sosial, maupun politik. Maka dari itu, Al-Qur’an selalu memberikan jawaban dari tantangan-tantangan yang dihadapi umat Islam sepanjang masa.
- Menguatkan Iman dan Motivasi untuk Beribadah. Nuzulul Qur’an menjadi momen yang penting agar bisa meningkatkan keimanan hamba dan semangat dalam beribadah. Setiap kali mengingat turunnya Al-Qur’an, seorang Muslim akan merasa terdorong untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah, salah satunya dengan cara membaca dan mengamalkan isi yang ada dalam Al-Qur’an kedalam kehidupannya.
Amalan konkrit sebagai bentuk pengaplikasian dari Nuzulul Qur’an:
- Rajin membaca Al Qur’an
Dari Abu Amamah RA, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya ia akan menjadi syafaat bagi para pembacanya di hari kiamat.” (HR. Muslim);
Dari Aisyah RA, berkata; bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Orang yang membaca Al- Qur’an dan ia mahir membacanya, maka kelak ia akan bersama para malaikat yang mulia lagi taat kepada Allah.” (HR. Mutafaqun ‘Alaih);
Rasulullah bersabda, “Dan orang yang membaca Al-Qur’an, sedang ia masih terbata-bata lagi berat dalam membacanya, maka ia akan mendapatkan dua pahala.” (HR. Mutafaqun ‘Alaih);
Dari Umar bin Khatab RA. Rasulullah SAW. bersabda,: “Sesungguhnya Allah SWT. akan mengangkat derajat suatu kaum dengan kitab ini (Al-Qur’an), dengan dengannya pula Allah akan merendahkan kaum yang lain.” (HR. Muslim);
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: “Rasulullah SAW. bersabda, “Tidaklah suatu kaum berkumpul dalam salah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid), untuk membaca Al-Qur’an dan mempelajarinya, kecuali akan diturunkan kepada mereka ketenangan, dan mereka dilingkupi rahmat Allah, para malaikat akan mengelilingi mereka dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di hadapan makhluk-Nya yang berada didekat-Nya (para malaikat).” (HR. Muslim)
- Rajin mengajari keluarganya dan orang lain membaca Al Qur’an
Dari Usman bin Affan ra, Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhori);
- Rajin sedekah Al Qur’an
“Jika Seseorang Meninggal Dunia, Maka Terputuslah Amalannya Kecuali Tiga Perkara Yaitu: Sedekah Jariyah, Ilmu Yang Dimanfaatkan Atau Do’a Anak Yang Shaleh” (HR. Muslim No. 1631)
*Disampaikan dalam acara peringatan Nuzulul Qur’an di Musholla Limo Enem Ikhlas, Perumahan Taman Landungsari Indah Malang.