Kategori: TEAM MANAGEMENT

  • WAJIB, Call 0858-5549-4440, Menjadi Leader Yang Baik Itu Seperti Apa

    WAJIB, Call 0858-5549-4440, Menjadi Leader Yang Baik Itu Seperti Apa

    KLIK https://wa.me/6285855494440, Cara Menjadi Leader Yang Baik Dan Tegas, 3 Kriteria Pemimpin, Kriteria Pemimpin Yang Baik, 20 Ciri-ciri Pemimpin Yang Baik, Kepemimpinan Yang Baik.

    Kenapa tim Anda tidak bisa memberikan feedback yang jujur kepada Anda?

    Alasan sebenarnya tim Anda tidak memberi feedback yang jujur. Sebagai seorang pemimpin, ada beberapa hal yang lebih tidak nyaman daripada meminta umpan balik dari tim Anda, hanya untuk ditanggapi dengan diam.

    Saya baru-baru ini menyaksikan skenario ini dimainkan secara langsung. Sayangnya, dalam kasus ini, pemimpin yang bermaksud baik malah memperburuk keadaan dengan menanggapi keheningan tim dengan ledakan kemarahan.

    Setelah itu, dia bertanya kepada saya: “Apa yang salah dengan orang-orang ini? Saya memberi tahu mereka bahwa saya ingin tahu apa yang ada di pikiran mereka, namun mereka hanya duduk diam dan tidak merespons.”

    Interaksi tidak nyaman semacam ini selalu terjadi. Paling sering, penyebabnya berakar pada satu hal yang sangat penting: kurangnya keamanan psikologis. Saat orang tidak merasa “aman”, mereka tidak merasa cukup bebas untuk angkat bicara – bahkan saat ditanya.

    Rasa Takut di Dalam Tim yang Mengganggu

    Banyak pekerja yang merasakan takut ketika bekerja. Dan alasan-alasannya mungkin akan sangat mengejutkanmu.

    Berikut adalah hal-hal yang saya dengar dari individu yang memiliki dinamika yang sulit:

    Mereka takut jika mereka berbicara dan berbagi kebenaran yang tidak nyaman, akan menyusahkan mereka nanti. Mereka kesusahan dengan kepercayaan diri (ya, bahkan mereka yang tampak paling percaya diri) dan lebih suka tinggal di zona nyaman yang tenang daripada menantang atasan atau status quo.

    Mereka khawatir jika mereka mengatakan sesuatu yang tidak disukai manajer, itu akan memengaruhi kemungkinan promosi mereka atau, lebih buruk lagi, menempatkan mereka pada daftar target ketika putaran PHK berikutnya tiba.

    Mereka berjuang untuk mengetahui bagaimana mengomunikasikan pesan yang sulit dan berpikir orang lain mungkin menilai mereka bahkan karena mencoba mengartikulasikannya. Mereka takut tidak disukai, atau bahkan dikucilkan, oleh manajer dan rekan satu tim.

    Saat saya bekerja dengan para eksekutif, saya menemukan bahwa membantu mereka memahami ilmu saraf di balik perilaku tim mereka menghadirkan momen “bola lampu” yang dapat membantu mengembangkan dinamika tim yang lebih sehat.

    Misalnya, model SCARF, yang dibuat oleh Dr. David Rock dari Neuroleadership Institute, adalah cara terbaik untuk mendapatkan wawasan tentang interaksi tim yang sulit. Rock menemukan bahwa ada lima faktor sosial yang dapat memicu respons ancaman atau penghargaan di otak. Lima faktor membentuk akronim SCARF:

    Status adalah tentang kepentingan relatif kita dalam suatu kelompok (“Apakah saya dihormati dan dianggap penting?”).
    Kepastian adalah keinginan otak kita untuk dapat meramal masa depan (“Dapatkah saya mengantisipasi apa yang akan terjadi selanjutnya?”).
    Otonomi adalah tentang merasakan kendali atas hidup dan pekerjaan kita (“Apa yang bisa saya kendalikan?”).

    Keterkaitan adalah rasa aman kita dalam hubungan kita dengan orang lain (“Seberapa baik saya termasuk? Apakah saya didukung oleh orang-orang di sekitar saya?”). Keadilan adalah tentang keinginan kita untuk memiliki keadilan dan kesetaraan dalam situasi (“Apakah saya diperlakukan dengan adil?”).
    Orang-orang perlu merasa aman di lima area ini agar mereka dapat tampil di level tertinggi dan mengambil risiko.

    Di sisi lain, ketika otak merasa terancam, hal itu memicu terjadinya pembajakan amigdala. Itu adalah respons melawan, lari, atau diam di mana jantung Anda berdetak lebih cepat, telapak tangan Anda mulai berkeringat, dan Anda merasa perlu untuk melarikan diri. Otak logis menjadi offline dan otak emosional mengambil alih. Kemampuan Anda untuk berkolaborasi, berinovasi, dan menjadi anggota tim yang produktif turun secara signifikan.

    WAJIB, Call 0858-5549-4440, Menjadi Leader Yang Baik Itu Seperti Apa

    TIPS Indonesia – Coaching, Consulting, Training

    • Jl. Rawamangun Muka Raya, No. 5, Rawamangun, Jakarta Timur.
    • Perumahan Deltasari Indah AY-28, Waru, Surabaya.
    • Perumahan Taman Landungsari Indah, N1, Malang.

    Beberapa media sosial kami:

    Website:

    https://askansetiabudi.com/4-mindset-pengusaha-sukses-call-0858-5549-4440-mindset-bisnis-yang-benar-by-askan-setiabudi-ci-tips-indonesia/
    https://tips-indonesia.com/training-leadership-skill/
    https://www.outboundindonesia.com/category/wisata-jatim-2/

    Youtube:
    https://youtu.be/0-rSCL29UIs

    Tiktok:
    https://vt.tiktok.com/ZSRpjd7B4/

    Instagram:
    https://www.instagram.com/reel/CiTiP0WqNz9/?igshid=YmMyMTA2M2Y=

    Facebook:
    https://facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02nieu5rLH31zUWpCPZzgv3NiRFNXCBhJ7NTqTGTrpptYoPwjhwyddAXne2hSoUUbRl&id=1371007463

    WhatsApp:
    0878-3615-2078 (Ibu Dini)
    0858-4027-8033 (Ibu Olla)

  • Anda ini Siapa?

    Merek Terbaik Indonesia

    Pernahkah Anda ditanya, “Anda bisnis apa?”

    Lalu Anda menjawab, “Warung kopi”.

    “Merek-nya apa?”

    “Pokoknya warung kopi”

    Menarik tidak? Tentu saja tidak.

    Ketika Anda ditanya, “Anda punya bisnis apa?”

    “Warung makan”

    “Namanya apa?”

    “Pokoknya warung makan”.

    Menarik? Tentu tidak.

    Coba bedakan dengan yang berikut ini.

    Ketika ada seseorang bertanya, “Anda punya bisnis apa?”

    “Warung kopi”

    “Namanya apa?”

    “Teman Sebangku Kopi”

    Lebih menarik bukan?

    Atau ketika Anda ditanya tentang usaha Anda,

    “Rumah makan”

    “Namanya apa?”

    “Nelongso, Juragan Sambel, D’ Chicken, 7 Chicken.”

    Lebih nyaman bukan?

    Hal ini sama ketika Anda ditanya tentang Anda laki-laki atau perempuan?

    “Saya laki-laki”

    “Nama Anda siapa?”

    “Pokoknya laki-laki”

    Tentu tidak menarik bukan?

    Bedakan dengan yang berikut ini,

    “Anda laki-laki atau perempuan?”

    “Laki-laki”

    “Nama Anda siapa?”

    “Budi”

    Nah tentunya lebih menarik, kan?

    Demikian juga dengan bisnis. Sebuah produk membutuhkan sebuah nama (brand/merek). Karena brand memegang peranan penting dalam mendongkrak omset. Apalagi, jika merek tersebut bisa memberikan sesuatu yang spesial kepada konsumen.

    Seperti yang disampaikan oleh Warrent Buffet, sang legenda investor, pengusaha, dan philantropis asal negeri Paman Sam, Amerika Serikat (AS). ”Your premium brand, had better be delivering something special or it’s not going to get the bussines.”

    Dari quote itu, sangat jelas digambarkan bagaimana pentingnya sebuah brand dalam dunia bisnis. Lalu, apa rahasianya agar brand/merek bisnis Anda lebih powerful?

    Setidaknya ada 3 rahasia yang harus anda ketahui supaya brand anda kuat:

    1. Nama yang pendek/singkat

    Usahakan nama bisnis atau nama produk Anda singkat, jangan terlalu panjang. Misalnya usaha bimbingan belajar. Bisa diberi titel ”Smart Bimbel”. Atau usaha di bidang fotografi. Anda beri nama “Bening Fotografi”. Atau “Syakila” untuk nama produk skincare & kosmetik.

    Singkat, padat, dan menggambarkan jelas usaha apa yang sedang digeluti. Karena jika terlalu panjang, orang akan sulit mengingat.

    Di zaman yang penuh persaingan seperti ini jangan paksa orang untuk mengingat nama panjang produk Anda. Sama dengan nama orang hari ini, jika terlalu panjang menjadi sulit untuk diingat.

    2. Sesuaikan dengan jenis usaha

    Misalnya ketika Anda punya usaha perumahan. Berilah nama yang mewakili kondisi perumahan, misalnya “Primaland”. Jangan sampai punya usaha perumahan, diberi nama “Nikmat”, tentunya tidak sesuai. Contoh lain, Anda punya usaha design, berilah nama yg sesuai misalnya “image” atau “perfect”, dan tentunya kurang pas jika dikasih nama “lezat”.

    3. Unik

    Kenapa unik? Tentu agar tidak sama dengan yang lain. Semakin unik suatu brand, menjadikan orang semakin mudah dan ‘greget’ untuk mengingatnya.

    Contohnya, merek “Nelongso”. Mungkin Anda bingung, rumah makan kok namanya “Nelongso”. Tapi, hebatnya, rumah makan ini sudah ada 47 outlet dan beromzet miliaran rupiah per bulan.

    Tiga pilar tersebut menjadi penting ketika Anda mau membuat sebuah produk/bisnis.

    Jika merek produk/bisnis Anda sudah memenuhi tiga pilar/syarat itu, maka nama produk/bisnis Anda akan mudah diingat oleh pasar dan ini bisa mempengaruhi omset anda.

    Sementara itu ada 2 larangan dalam membuat merek:

    1. Jangan menggunakan singkatan yang sulit diingat.

    Misalnya anda memiliki klinik kecantikan yang bernama ZMP. Kira-kira konsumen mudah atau sulit untuk mengingatnya? Tentunya sulit bukan? Dan ketika klinik ini laris, lalu kompetitornya meniru dengan membuat merek ZNP, MPZ atau ZPM, maka konsumen anda akan mengalami kebingungan untuk menentukan merek mana yang asli.

    Kalau terpaksa menggunakan singkatan sebagai merek maka harus pas dan unik, sehingga tidak mudah ditiru dan dibiaskan oleh kompetitor. Misalkan MM barbershop. Merek ini menggunakan huruf yang cukup unik sehingga mudah diingat dan sulit untuk dibiaskan oleh kompetitor.

    2. Jangan menggunakan angka-angka yang kurang unik

    Kalau anda pernah ke Yogyakarta maka akan ketemu dengan merek bakpia pathok 25, 52, 75, 57 dan sejenisnya. Menurut anda merek mana yang asli dan enak? Anda pasti bingung kan? Coba dikasih nama bakpia pathok keraton jogja. Tentu akan lebih ok kan?

    Kalau terpaksa menggunakan angka sebagai merek maka harus pas dan unik, sehingga tidak mudah ditiru dan dibiaskan oleh kompetitor. Misalkan es teler 77. Merek ini menggunakan angka yang cukup unik sehingga mudah diingat dan sulit untuk dibiaskan oleh kompetitor.

    Nah bagaimana dengan merek anda?

    Selamat mencoba.

    Salam STAR

  • TEAM MANAGEMENT

    Dalam membangun sebuah organisasi bisnis, adanya kualitas dan kuantitas SDM / tim pendukung sangatlah diperlukan. Untuk memenuhi hal tersebut, maka Kita harus memahami pola rekruitmen tim yang tepat. Sehingga tim yang kita rekrut, bisa memenuhi standart kapasitas dan integritas.

    Nah setelah Kita merekrut tim, supaya mereka bisa menjalankan SOP dengan baik, maka mereka harus kita latih secara bertahap dan berkesinambungan. Setelah mereka kita latih, supaya mereka lebih maksimal dalam bekerja, beberapa hal berikut ini perlu untuk kita perhatikan:

    1. GAJI dan BONUS
    Setiap orang yang bekerja pasti mengharapkan imbalan yang cukup. Baik itu berupa gaji, bonus, reward, bagi hasil, dan sebagainya.

    Usahakan tim Anda tidak hanya menikmati gaji dari Anda, tapi cobalah berbagi lebih banyak pada mereka. Entah itu berupa bonus, reward, bagi hasil, dan sejenisnya.

    Dengan Anda berbagi kepada mereka, maka dengan bangga mereka akan mengatakan; “Ini bisnis saya”, “ketika bisnis ini membesar, maka saya akan mendapatkan uang lebih banyak. Dan ketika bisnis ini mengecil, maka saya akan mendapatkan uang lebih sedikit, bahkan saya bisa tidak mendapatkan uang dan kehilangan pekerjaan.”

    Memang benar kata Maslow, bahwa kebutuhan dasar manusia adalah yang berkaitan dengan kebutuhan fisik atau kebutuhan jasmani.

    bagaimana cara memulai bisnis, bagaimana menaikkan omset, bisnis mudah, business coaching, business consultant, business consulting, business leverage, cara memulai bisnis, cara menaikkan omset bisnis, enterpreneurship, kiat motivasi dalam berbisnis, leverage, manajemen bisnis, motivasi bisnis, motivasi memulai bisnis, motivasi memulai usaha, motivasi semangat bisnis sukses, motivasi sukses, pelatihan bisnis, pelatihan enterpreneursip, strategi bisnis, coach dan consultant, business coach, business coaches, business coaching, business coaching adalah, coach indonesia, coaching adalah, professional coach, professional coach certification, professional coach salary, professional coaching, management team, strategi manajemen tim, manajemen tim dalam bisnis,
    www.askansetiabudi.com, 081334664876

    2. SIKAP, UCAP dan PERBUATAN
    Selain berbagi rezeki, hal lain yang perlu juga diperhatikan dalam managemen tim adalah ‘memanusiakan’ mereka. Ingat, kita bekerja dengan manusia, bukan dengan robot. Kata-kata, perilaku dan sikap kita dalam memimpin, usahakan memakai bahasa yang memanusiakan manusia.

    Saya melihat cukup banyak orang yang jumawa, merasa hebat. Sehingga ketika memimpin timnya, bergaya sebagaimana raja yang kejam terhadap prajuritnya.

    Coba kita ingat baik-baik. Apakah bisnis kita bisa berjalan tanpa dukungan dari tim kita? Apakah bisnis kita bisa sebesar sekarang kalau tidak didukung oleh tim kita? Maka mari kita hargai mereka dengan sikap, ucapan dan perlakuan kita, sebagaimana kita juga menginginkannya dari mereka.

    3. SUASANA KERJA
    Banyak orang yang meninggalkan pekerjaan bukan karena kurangnya kesejahteraan, tapi karena tidak nyaman dengan lingkungan pekerjaan.

    Maka dalam managemen tim, hal yang tidak kalah penting adalah bagaimana kita mampu mengondisikan tempat kerja kita menjadi tempat kerja yang nyaman buat mereka. Lagipula kalau mereka tidak nyaman, maka mereka pun tidak akan maksimal dalam bekerja.

    Walaupun untuk menghadirkan suasana yang nyaman bukan berarti kita harus mengikuti 100% apa yang dimaui oleh karyawan. Bukan pula berarti kita paliatif, membiarkan kesalahan karyawan tanpa tindakan/teguran/peringatan. Jika karyawan berbuat kesalaham, maka kita tetap harus menegurnya, mengingatkannya, bahkan bila perlu menghukumnya. Tapi gunakanlah cara yang terbaik. Ambil ikannya jangan sampai keruh airnya. Tegas tidak harus keras bukan?

    4. LIBATKAN
    Supaya mereka semakin merasa dianggap, dihargai, didengar dan semakin merasa ikut memiliki perusahaan, maka libatkanlah mereka dalam rapat-rapat penting, seperti rapat pembuatan SOP, rapat pengambilan keputusan, rapat perubahan kebijakan, dll.

    Dalam rapat, bangunlah suasana yang positif, setara dan terbuka. Sehingga semua karyawan bebas mengeluarkan isi hati dan pikirannya. Jangan menjadikan rapat hanya formalitas belaka. Forumnya saja yang namanya rapat, tapi isinya hanya doktrin dari business owner semata.

    Satu hal yang harus kita ingat adalah, kita tidak sempurna, demikian juga tim kita. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Kerendahan hati kita untuk mendengarkan semua usulan, lalu meramunya menjadi formula yang win-win solution akan menjadikan bisnis kita semakin sukses dan berkah. Karena ada keridloan dan do’a dari mereka.

    Kita bisa mencontoh Pak Dahlan Iskan misalnya. Dalam rapat beliau malah memberikan uang Rp 50.000,-  kepada siapapun karyawannya yang memiliki ide yang berbeda dengan yang lainnya.

    5. KENAIKAN GAJI & JENJANG KARIR
    Kebutuhan hidup selalu meningkat hari demi hari. Demikian juga dengan kebutuhan hidup tim kita. Entah karena inflasi atau karena bertambahnya jumlah tanggungan dalam keluarga.

    Jika jenjang karir dan kenaikan gaji di perusahaan Anda tidak jelas, maka mereka akan berkurang semangatnya dalam bekerja. Karena mereka tidak punya harapan yang cerah buat masa depan mereka.

    Sahabat, sudahkah Anda melakukan kelima hal diatas dalam bisnis Anda?

    Salam STAR
    Askan Setiabudi
    www.tips-indonesia.com